Dua Puluh Tiga

18.3K 604 2
                                    


Satu tahun kemudian ...

"Sayang tidur ya," ucap Syaqira sambil mengayun-ngayun Shaquella dalam gendongannya.

Kurang lebih tiga bulan yang lalu Syaqira telah melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Shaquella Naraya Balla. Yang biasa dipanggil Ayya oleh keluarganya. Setelah Ayya tidur, Syaqira mengambil handphone dan melihat ada sebuah pesan yang masuk, ia pun membacanya. Setelah membaca pesan itu Syaqira terduduk lemas dan menangis memandang ke arah Ayya.

***

Hari ini aku pulang lebih cepat, aku rindu sekali dengan malaikat kecilku Ayya. Sekarang yang jadi prioritas dalam hidupku hanya Ayya dan Kia. Harus aku akui bahwa sekarang perasaanku pada Kia telah berubah. Aku mencintainya dan menyayanginya. Namun entah kenapa perasaanku pada Teressa pun masih ada walaupun telah sedikit berubah. Mungkin aku adalah satu dari sekian pria brengsek yang mencintai dua orang sekaligus. Tapi masalah perasaan itu tidak ada yang bisa mengubahnya walaupun kita telah berusaha sebisa mungkin.

Aku menghentikan mobilku tiba-tiba. Ku lihat sekali lagi, tidak-tidak pandanganku tidak salah. Aku turun keluar dan menghampirinya.

"Teressa," ucapku pelan. Ia menoleh ke arahku. Ya Tuhan wajah yang selama ini aku rindukan, ia berada di depanku sekarang. Aku pun segera memeluknya.

"Dane," panggilnya lirih.

Aku melepaskan pelukanku dan melihat tepat ke arah manik matanya. Ada luka di sana.

"Teressa, aku ingin bicara banyak denganmu. Ikut aku." Ucapku sambil menuntunnya ke dalam mobil. Ia pun mengikutiku.

Hanya ada keheningan dalam mobil, sampai aku menghentikan mobilku di depan sebuah cafe.

"Dane Stop It! Kau terus saja menatapku seperti itu," ucapnya dengan nada bicara yang masih sama.

"Aku hanya merasa tidak percaya kau ada di sini," ujarku.

"Dane, maafkan aku. Aku benar-benar mencintaimu. Tidak ada maksud ku untuk membuat kau dan keluargamu malu ketika itu," tuturnya dengan pandangan kosong.

"Teressa bisa kamu jelaskan apa yang terjadi saat itu?" tanyaku dan ia pun mengangguk.

Flashback

Malam itu Teressa telah bersiap dengan gaunnya, ia sangat bahagia karena hari ini akan dilangsungkan pertunangannya dengan laki-laki yang ia cintai. Namun tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke nomornya.

"Hallo, dengan Nona Teressa," ucap suara di seberang sana.

"Ini dengan siapa?" tanya Teressa.

"Kami dari pihak rumah sakit mengabarkan bahwa baru saja terjadi kecelakaan dengan korban Ny.Alia .... "

Teressa sudah tidak mendengarkan suara dari seberang sana lagi. Ia jatuh terduduk di lantai sambil menangis. Tanpa pikir panjang ia langsung pergi ke rumah sakit dan meninggalkan ponselnya.

Sesampai di rumah sakit ia dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa ia harus kehilangan ibunya. Teressa tak tahu ia harus bagaimana? Ia seolah-olah kehilangan sebagian jiwanya, bahkan ia lupa dengan hari pertunangannya dengan Dane.

Teressa pulang kembali ke rumahnya hendak menghubungi ayahnya yang berada di India, ketika itu hampir tengah malam. Tiba-tiba sebuah lampu mobil menyorotnya yang tengah berjalan kaki dengan tetap menggunakan gaun pertunangannya. Seorang wanita turun dari mobil itu.

Plak ... Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Teressa.

"Dasar jalang! Kau tahu bagaimana malunya keluarga kami tadi? Kau tahu betapa terpukulnya anakku? Kau memang tak pantas untuk puteraku. Di malam pertunangan, kau malah berkeliran layaknya wanita liar," ujar seorang Ibu yang ternyata ibunya Dane.

Boss In Love [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang