Syaqira terduduk dengan lesu di kursinya, ia sangat marah, kesal, tapi tidak tahu harus berbuat apa sekarang.
Flashback
"Maksud Bapak ap ... kamu?" Syaqira terkejut ternyata CEO nya adalah pria itu, pria yang tak ingin pernah ia temui lagi. Syaqira langsung menurunkan jari telunjuknya yang hampir menunjuk ke arah wajah tampan Dane.
Sementara itu pria yang tak lain adalah Dane hanya tersenyum miring padanya.
"Nona Kia, kenapa anda terkejut? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Dane malah bertanya pada Syaqira yang sudah tingkah di posisinya.
"Emmm ... sepertinya kita tidak pernah bertemu pak." Syaqira berbohong.
"Baiklah, jika demikian silahkan duduk," ujar Dane sambil mengangguk anggukkan kepalanya santai.
"Terima kasih Pak." Syaqira duduk dan ia mengucap syukur dalam hati bahwa Dane tidak mengenalinya.
"Kamu tau apa kesalahan kamu?" tanya Dane dengan tatapan mengintimidasinya yang membuat Syaqira gugup.
"I- iya pak, saya kemarin tidak masuk kerja saat pelantikan Bapak. Tapi saat itu saya sedang sakit," jawab Syaqira membela diri.
"Karena banyak sekali kesalahan kamu, saya akan memberikan hukuman yang setimpal untuk kamu," ujar Dane sambil tersenyum miring dan entah kenapa senyum itu justru membuat Syaqira was-was di tempatnya.
"Lohh ... kesalahan saya kan hanya itu pak," bela Syaqira merasa tak terima.
"Baiklah. Saya tidak tahu apakah kamu terkena amnesia atau semacamnya, tapi saya akan mengingatkan satu persatu kesalahan kamu," ujar Dane sambil membenarkan posisi duduknya, dan itu tak luput dari tatapan Syaqira.
"Silahkan pak, saya rasa hanya itu kesalahan saya." Syaqira berkata seolah-olah ia memang benar-benar tidak mempunyai kesalahan. Padahal, dalam hatinya ia terus-terusan berdo'a semoga segala kebohongannya tidak terbongkar oleh pria ini.
"Kesalahan kamu. Pertama, kamu nabrak saya, kedua kamu memarahi saya, ketiga kamu tidak masuk kerja saat pelantikan saya, keempat kamu berbohong bahwa kamu sakit, dan ke lima kamu baru saja berbohong pada saya dengan pura-pura tidak mengenal saya." Terang Dane dengan wajah meremehkannya.
"Bapak lucu sekali. Tadi Bapak bersikap seolah-olah tidak tahu apa-apa tapi nyatanya sekarang Bapak membeberkan semuanya. Lalu kenapa Bapak bertanya pada saya jika Bapak sudah tahu jawabannya?" tanya Syaqira geram karena merasa dipermainkan oleh Dane.
"Saya hanya ingin kamu jujur, karena saya tidak suka dibohongi. Tapi ternyata semua wanita sama saja suka berdusta, kecuali Ibu dan adikku." Dane berdecih pelan.
"Dengan saya berkata begitu, bukan berarti saya adalah seorang pembohong ya bapak Khana yang terhormat. Baiklah saya permisi," pamit Syaqira sambil bangun dari duduknya.
"Tunggu! Siapa yang menyuruhmu untuk pergi? Saya bahkan belum berbicara intinya. Dan apa kata kamu? Khana? Kamu bisa memanggil saya Dane," ujar Dane.
"What??? Jadi tadi Bapak hanya basa-basi gitu? Bapak memanggil saya Kia bukan Syaqira, jadi terserah saya dong mau manggil bapak apa juga," ujar Syaqira dengan ketus dan kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love [Telah Terbit]
RomanceKetika pernikahan ini terjadi tanpa perkiraanku, aku mencoba untuk ikhlas. Tapi bagaimana jika perempuan lain masuk dalam hidupku, dan ikhlas tidak pernah hadir di hatiku? Mencintai itu adalah kata yang begitu menyakitkan namun tidak pernah membuatk...