Chapter 8

1K 52 0
                                    

Vote and comment juseyo :(










Mulai selangkah lebih cepat ?








****

Salsa mulai senyam-senyum sendiri. Setelah ia melihat pesan masuk dari hapenya, Salsa sudah mulai kerasukan jelmaan setan dan iblis.

"Kesambet apa lo?" Tanya Reina sekenanya

Namun, yang ditanya tidak kunjung menjawab. Ia masih senyam-senyum seperti orang yang benar-benar kesurupan.

"Hah, serah-serah lo aja lah,"

"Oh iya, sal. Nanti kayaknya kita gak jadi ke gramedia deh. Soalnya, gue diajak Mas Dimas pulang bareng nih. Gak papa kan, sal ?" tanya Reina meyakinkan.

"Sal ?" ucap Reina sambil menyenggol pundak temannya itu.

Benar-benar tidak habis pikir dengan temannya satu itu.

Ya Allah, ini beneran apa gak sih ? Kak Dirga ngajakin gue pulang bareng loh.. gue kudu olahraga jantung mah kalo gini caranya. Batin Salsa kesenangan.

"Sal, lo dengerin apa yang gue bilang gak sih ?!" teriak Reina sedikit kencang karena sebal dengan temannya yang satu itu.

Dan semua penghuni kelas menatap mereka berdua dengan tatapan horror, terutama Bu Utami selaku guru fisika yang terkenal omongannya salty abis.

Salsa yang merasa kondisi kelas sedang tidak bersahabat dengan dirinya, mulai meminta maaf kepada semua orang dikelasnya.

"Lo ngapain teriak-teriak sih, re? Ini pada ngeliatin semuanya kan," tanya Salsa kepada Reina yang sudah memasang wajah bodo amat.

"Ya lo juga sih. Gue kan udah bilangin dari tadi, tapi malah lo gak nanggepin," jawab Reina yang telah melanjutkan kegiatannya kembali, yakni mengerjakan soal dari papan tulis.

"Oh iya, re. Kayaknya gue gak bisa ke gramedia deh. Soalnya, gue mau pulbar sama Kak Dirga," jawab Salsa masih dengan senyam-senyum.

"HAH ? SERIUSAN LO ?"

"MBAK-MBAKNYA KALAU RIBUT TERUS, KELUAR AJA DARI KELAS," Teriak Bu Utami seketika

*****

"Aduh gue deg-degan parah,"

"Nanti Kak Dirga pasti bawa motor yang gede itu. Ya Allah gue takut banget, tapi kapan lagi gue ditawarin tebengan kan ya ?"

Sedari tadi Salsa sudah menunggu di depan gerbang sekolah sambil mendumel sendiri. Dia senang, tapi sekaligus takut. Dasar, labil.

Terdengar suara motor mendekat ke arah Salsa dan menampakkan Dirga yang mulai melepas helm full facenya.

"Eh sal, maaf ya lama banget pasti nungguin gue. Tadi biasa anak-anak minta dijajanin dulu di kantin," ucap Dirga kikuk.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang