CHAPTER 14

953 37 0
                                    

Happy reading guys 😊😊😊

























Jangan menghindar, dia bukan setan

















*****

"YEPPOSOOO, NAL BARABWA JUDON GEE NUNBIIIIKK, NAL BULOJUDON GEE MOKSORII, DAAA, DAAAA,"

"BRISIK ANJIR," teriak Sendi kepada Sania, namun adik perempuannya itu tidak mendengarkannya. Sakti yang berada disebelah abangnya itu hanya diam dan fokus dengan PS didepannya.

"YEPPOSOOO, DO BARALGE OPNUNDENTAN NUKKIM, OJIK NOMANI JUDON SENGGANDUL," Sania masih asik bernyanyi seperti tidak ada beban sedikitpun, namun terdapat suara Salsa juga dari dalam kamar Sania.

Sendi yang merasa muak dengan suara Sania dan Salsa yang sudah tidak terkendali, langsung mendatangi kamar Sania.

"SAAANN, LO DIEM NAPA," teriak Sendi setelah mendatangi kamar Sania.

Sania dan Salsa hanya diam melihat Sendi yang sudah marah-marah di kamar Sania. Namun, bukan Sania kalo gak rame, akhirnya, ia melanjutkan karaokeannya kembali.

"MAJIMAAAAKK, NAL BARABWA JUDON GE NUNBIIIK, JAL JINERA-,"

Sendi dengan secepat kilat langsung menutup laptop milik Sania.

"MAKSUD LO APAAN SIH ? GUE KAN MASIH KARAOKEAN,"

"SUARA LO JELEK, JELEK BANGET MALAHAN,"

"LO TUH YA GAK PERNAH BISA NGEHARGAIN ORANGG TAU GAK ?"

"OH IYA ? MASA ? LO KALI GAK PERNAH MEDULIIN ORANG. GAK MIKIRIN PERASAAN ORANG. LO KAN MATI RASA,"

"SIALAN, GUE ADUIN BUNDA, TAU RASA LO, MUJIDIN,"

"CEPU LO, MAIN NGOMONG SAMA BUNDA, BOCAH,"

Salsa dan Sakti hanya melihat kedua kakaknya yang bertengkar. Mereka hanya diam menonton pertengkaran itu. Susah biasa jika kedua kakaknya akan bertengkar seperti itu. Mereka hanya menunggu hingga mereka berdua berhenti sendiri.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang