Chapter 1

3.4K 113 0
                                    

vote and comment, guys! :)

Ketika semuanya berjalan baik dengan semestinya, ada-ada saja hal yang datang. Sebuah rencana atau terjadi tanpa sengaja ?

*****

Hari mulai petang, perempuan berkuncir kuda itu masih berdiri di depan gerbang sekolahnya. Entah siapa yang ia tunggu, namun semakin lama, ia semakin gusar karena matahari semakin tidak menampakkan wujudnya.

"gila aja gue masih disini. Bang Sakti lama banget anjir," gerutu perempuan itu sambil

menghentak-hentakkan kakinya

"pegel banget, ya allah kaki gue. Kayak mau copot aja," gerutu perempuan itu sembari melihat langit yang semakin gelap.

"Kesian bener punya abang macem gini,"

"Loh sal, lo masih disini ?" Tanya seorang perempuan yang datang lalu menghampiri Salsa.

"Eh, Reina. Iya nih, re. Nungguin abang gue gak keluar-keluar dari tadi. Baru tau gue rapat ekskul lama kek gini," jawab Salsa panjang lebar.

Reina mengerutkan dahinya "Hah ? Rapat basket ? Yang bener aja lo. Hari ini yang ikut rapat ekskul bareng anak OSIS cuman satu perwakilan aja dari tiap ekskul, sal," jelas Reina.

"Maksud lo ? Wah wah wah, lo gak bohongin gue kan ?" Tanya Salsa tidak percaya

"Ya mana ada lah gue bohongin lo, sal. Apa untungnya di gue coba ?"

"Lo ikut rapat emangnya, re ?" Tanya Salsa lagi

"Yup, gue sekretaris dua dan kebetulan banget yang sekre satu lagi sakit, jadinya gue yang gantiin sampe akhir,"

"Tadi lo emangnya gak liat abang gue gitu ?"

"Kalo gue liatpun, gue bakalan bilang ke lo kali, sal," jawab Reina

"Ckckckck, emang bener-bener tu orang. Terus daritadi gue disini ngapain coba ? Nungguin angin sliweran ?" kata Salsa kesal sendiri.

"Lah emangnya, abang lo gak kasih kabar ke lo ?"

"Enggak, anjir. Hape gue mati dan chat terakhir cuma bilang 'nanti tungguin abang ya dek' gitu doang,Ninti tiingiin ibing yi dik. Alah, anjir emang" jelas Salsa menggebu-gebu seperti demonstran

"Hahahahahah, ya allah.. gue ngakak parah,"

"Enak banget ya lo, ngakak-ngakak gitu. Gak pernah ada rasa iba ke gue," kesal Salsa.

Brrruuummm brruuuumm

Suara dua motor menghampiri posisi Salsa dan Reina yang tengah berbincang-bincang di depan gerbang sekolah.

"Loh belum pulang, re ?" Tanya seorang lelaki dari salah satu motor yang mereka tunggangi.

"Eh Mas Dimas. Belum, mas. Ini masih nunggu balesan dari orang rumah," jawab Reina sopan kepada Dimas.

"Halah sok basa-basi lo, dim. Mau ngajak pulang bareng aja lama bener," sahut lelaki di motor sebelahnya.

"Berisik lo, ga. Banyak omong banget jadi orang," jawab Dimas kepada temannya yang bernama Dirga

"Oh ya, re. Mau pulang bareng, gak ? Kan rumah kita beda dua blok aja," ajak Dimas kepada Reina.

"Eh, gak usah mas, gak papa. Lagiupla, ini juga sekalian nungguin Salsa dijemput," tolak Reina sopan

"Gak gak. Gak baik anak perempuan disini sampe udah mau gelap gini. Mending temen lo biar dianterin sama Dirga. Iya kan, ga ?" Tanya Dimas pada Dirga dengan menoleh kearah Dirga.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang