Chapter 3

1.6K 80 4
                                    

vote dan comment guys :)

takut beneran anjir nanti gk sesuai ekspektasi kalian :( huhu






Tidak mengharapkan suatu kejadian, namun ia sangat mengharapkan kejadian itu terulang kembali, dan tak lupa dengan orang yang sama.



***



Hari mulai gelap dan tidak ada satupun angkot yang lewat. Padahal, jam telah menunjukkan pukul lima sore. Handphonenya pun telah mati. Memang, inilah kecerobohan yang dimiliki Salsa, yaitu lupa mengecas benda itu.

"Loh, neng. Belom dijemput ?" Tanya Pak Satpam yang mulai membuyarkan lamunannya. Ia hanya tersenyum kepada orang tersebut.

"Saya tidak dijemput, pak. Saya lagi nunggu angkot ini,"

"Yoalah, jam segini mana ada angkot, neng. Udah gelap, pisan,"

"Ehm, gitu ya, pak,"

"Iyaa, neng. Bentar saya liat parkiran dulu ya, neng," jawab Pak Satpam lalu meninggalkan Salsa sendirian.

Salsa hanya menatap punggung Pak Satpam yang semakin menjauh dari posisi ia berdiri. Ia hanya melihat Pak Satpam dengan tatapan datar. Tak terdeskripsikan.

"Lah kenapa gue ditinggal ? Sekarang gue ganti profesi jadi satpam kali, ya ?" Tanya Salsa pada dirinya sendiri.

Salsa hanya celingukan melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada tanda-tanda adanya angkot. Dia hanya gusar sendiri melihat kondisinya yang semakin hari semakin mengenaskan.

"Idup gue gini-gini amat sih, ya gusti. Gak abang, gak kakak, gak temen pada gak jelas banget," gerutu Salsa pada dirinya sendiri.

"Apaansih, pak ? Saya kan mau pulang sekarang," kesal seorang lelaki sambil mendorong motornya.

Salsa yang mendengar percakapan tersebut langsung menengok ke arah sumbernya. Ia melihat seorang siswa bersama pak satpam tengah berjalan ke arah pintu gerbang sekolah.

" Ya, mas. Tolongin saya lah. Ini loh ada mbak-mbak belom pulang, tolong anterin pulang lah, mas," jawab Pak Satpam sambil menunjuk Salsa. Salsa hanya tersenyum kikuk mendengarnya.

Lelaki tersebut hanya menatap Salsa dengan wajah datar. Tanpa ekspresi. Ia mulai menaiki motornya dan memasang helm ke kepalanya. Tak lupa, ia mulai menyalakan motornya.

"Bodo amat, pak. Saya gak peduli," jawab lelaki tersebut lalu melajukan motornya keluar dari area sekolah.

"Ya Allah, Mas Agam ini. Gak pernah berubah emang. Maafin bapak ya, neng, gak bisa nyariin tumpangan," kata Pak Satpam dengan rasa kecewa.

"Gak papa, pak. Ini saya mau jalan agak kesana dikit, pak. Siapa tau ada angkot. Duluan, ya pak.. assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam, neng,"


**


Sedari tadi, berjalan adalah aktivitas Salsa untuk menuju ke rumah. Ia menyesal tidak mengisi daya baterai handphonenya. Alhasil, ia tidak bisa memesan ojek online. Apesnya lagi, tidak ada satupun angkot yang lewat sedari tadi. Apalagi, hari ini Reina tidak masuk karena ada dispensasi untuk mengurus urusan pentas sekolah.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang