CHAPTER 20

700 22 0
                                    





Lalu, sebenarnya dengan siapa ?





****

"Kak, perasaan baru kemarin lo ajak gue ke toko musik," ucap Salsa kesal. Namun, lelaki dengan tinggi menjulang itu hanya terkekeh melihat perempuan disampingnya itu.

"Kemarin kan gue beli gitar akustik, sal. Sekarang mau beli gitar elektrik,"

"BELI LAGI? LO NGAPAIN BELI GITAR BANYAK-BANYAK SIH, KAK,"

Agam hanya terkekeh melihat perempuan disebelahnya itu. Lalu, ia mengacak-acak rambut permepuan disebelahnya itu.

"Apaan sih, kak?"

"Ngapain juga lo berantakkin rambut gue,"

"Kan jadi berantakan, kan,"

"Gue tau lo tinggi banget, tapi ya gak gini juga kak,"

"Lo kalo tinggi, gak usah pamer, deh,"

"Dosa kalo lo pamer, kak,"

Agam hanya tertawa melihat tingkah Salsa yang sedari tadi menggerutu. Ia hanya melihat dari samping tanpa membalas gerutuan dari Salsa sambil tersenyum.

"Kan, lo ketawa-tawa. Kesambet kan lo ?" tanya Salsa sambil menunjuk Agam dengan telunjuknya yang kecil.

"Iya gue kesambet lo," jawab Agam sambil mengalungkan tangannya di bahu Salsa.

"Apaan sih? Ga jelas banget lo,"

"Gapapa ga jelas yang penting keberadaan gue disini jelas dan nyata di mata lo,"

Salsa hanya tersenyum mendengar jawaban Agam.

"Kan kan kan, lo kenapa senyum-senyum?"

"Pasti seneng kan lo ?"

"Ngakuu deh,"

Salsa hanya mencubit pinggang Agam dan mereka berdua tertawa bersama.

"Kak, nanti kita beli es krim dulu gapapa kan?"

"Ga mau ah,"

"Yaaah kok gitu sih lo, jahat banget,"

"Kan kita mau ke toko musik, sal. Kok beli es krim sih,"

Salsa berjalan mendahului Agam dan menghadap lelaki itu sambil memegang kedua tangannya sambil memohon.

"Gamau gue," jawab Agam lalu berjalan kembali mendahului Salsa.

"Ayo doooonnggg. Gue lagi pengen makan es krim,"

***

"Bentar, sal. Lo tunggu disini, ya," tunjuk Agam pada sofa di ruang tamunya. Salsa hanya mengangguk mengiyakan.

"Jangan lama-lama, kak," jawab Salsa lalu Agam hanya terkekeh mendnegarnya.

"Gue kan cuma naruh gitar doang, baru nganter lo pulang, tuan puteri," jawab Agam lalu terkekeh di akhir jawabannya. Salsa hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bisa-bisanya dia ketawa," gumam Salsa lalu duduk di salah satu sofa.

Ia melihat sekeliling ruang tamu yang dihiasi dengan beberapa foto keluarga. Ada Agam dengan kakak perempuannya, ada Agam dengan kedua orang tuanya, ada foto keluarga lengkap, dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba suara pagar menyeruak di pendengaran Salsa. Salsa melihat seorang perempuan dengan rambut sebahu berjalan menuju ruang tamu. Perempuan itu terlihat dua tahun dibawahnya. Terlihat dengan sangat jelas sekali, ia tersenyum sumringah.

"Eh, ada tamu," ucap perempuan itu lalu berusaha berbalik.

"Eh kok balik, kamu cari siapa ?" tanya Salsa sambil mencegah tangan perempuan itu.

"Ga cari siapa-siapa kok, kak. Cuma mau ngasih ini tadi, hehe,"

Salsa hanya ber-oh ria mendengear jawaban perempuan itu. Seketika ia melihat ada kecanggungan dalam diri perempuan didepannya itu.

"Ga usah canggung, dek. Ya ampun, kayak aku apa aja," jawab Salsa lalu mereka berdua terkekeh.

"Ini kresek item mau dikasi ke Agam ya ?" Tanya Salsa lalu perempuan itu mengangguk.

"Ya udah sini, kasihin ke aku aja, biar nanti aku kasihin ke Agam," Tawar Salsa lalu perempuan itu memberikan kantung plastik hitam ke Salsa.

Perempuan itu nampak bertanya-tanya pada Salsa. Namun, ia terlihat canggung ingin bertanya.

"Kenapa dek?"

"Gapapa kak, hehe. Kakak temennya Agam ?" Salsa mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kenalin namaku Salsa, kamu?" tanya Salsa sambil mengangkat tangan kanannya.

"Aku Alea kak. Oh jadi ini yang namanya Salsa toh," jawab Alea sambil membalas jabatan tangan Salsa.

"Loh kamu tau aku ternyata,"

"Iya kak, aku tau dari Agam sih,"

"SAAALL, ADA SIAPA ?" suara Agam terdengar dari lantai dua.

"Alea, kak," balas Salsa.

"Aku pulang dulu ya, kak Sal. Bunda udah nungguin kayaknya, daaahh kak. See u," ucap Alea lalu pergi dari hadapan Salsa.

"Daah," jawab Salsa sedikit bingung dengan tingkah Alea yang tiba-tiba.

Ttttiiinnggg

Suara dentingan ponsel Salsa menyeruak. Perempuan itu mengambil benda itu dan melihat pesan yang masuk. Seketika senyum di wajahnya merekah.

Kak Dirga : Sal, nanti bantuin Dea kerja portofolio ya J

Entah sejak kapan, Salsa mengubah display name milik Dirga menjadi Kak Dirga.

"Sal," suara Agam

Agam membawa tas kecil berwarna biru dan menghampiri Salsa yang sedikit kebingungan.

"Alea mana, sal?"

"Udah pulang, kak," jawab Salsa sambil memasukkan ponselnya. Agam mengernyit bingung dengan jawaban Salsa.

"Kok cepet?" Salsa mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.

**

"Gue tadi liat Salsa sama Agam. Jadi menurut lo, kita harus gimana ?"

Lelaki dengan rambut yang masih setengah basah karena habis sholat ashar, hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Gue gak tau, dim,"

"Terus kita harus apa, jen ?"

"Kita liat aja sampe semuanya jelas. Tapi, gue rasa Agam bener-bener suka sama Salsa. Gue bisa jamin itu,"

"Lo kok bisa se-yakin itu?"

Lelaki itu menoleh saat merasa ditanya oleh teman disebelahnya. Dia hanya diam lalu menyisir rambutnya dengan jemari tangan kanannya

"Mata gak bisa bohong, sob,"

Lelaki dengan kemeja abu-abu yang sedari tadi bertanya kepada temannya itu hanya mengisap rokok lalu menghembuskannya ke udara.

*

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang