CHAPTER 13

851 38 0
                                    

Happy reading guys 😊😊😊









Lalu, apa yang perlu kamu hindari ?












****

Salsa berjalan dengan wajah datar. Tak lupa membawa kotak bekal milik seseorang yang telah membelikannya nasgor buwen. Sedari tadi, perasaan Salsa tidak enak, seperti spot jantung. Jedag jedug sendiri.

"Woy, napa si. Udah gak usah takut," ucap Reina yang menyadari perubahan wajah Salsa yang drastis.

"Gue keliatan panik banget, ya?"

Reina mengangguk dan Salsa langsung memajukan bibirnya ke depan. Sesekali, ia mengusap wajahnya kasar. Reina yang merasa banyak sekali orang-orang yang melihat kearahnya dengan temannya itu hanya bisa menunduk sebagai tanda permintaan maaf.

"Lo kalo mau ngajak gue cuma mau malu-maluin gue, mending gue pergi aja,"

"Jangan dong, ini kan mau ngembaliin ini," jawab Salsa sambil menunjuk kotak makan yang telah dipinjamkan Buwen beberapa hari yang lalu.

Reina hanya memutar bola matanya kesal. Kesal dengan temannya itu.

"Ya tinggal balikin ribet amat lo, oneng,"

"Lo liat dong kantin rame banget ngalahin tanah abang pas lebaran," jawab Salsa sambil menunjuk ke arah kantin.

Reina yang geram hanya gemas sendiri dengan temannya, seperti ingin mng-hiiih-kan temannya.

"Lo tuh yaa, hiiihh pengen gue remet aja," jawab Reina dengan kedua tangan yang terkepal di depan wajah Salsa.

"Re, lo kenapa ?" tanya seseorang yang sekarang berada disamping Reina.

Salsa hanya diam dan menundukkan kepalanya, malu, sedangkan Reina langsung menengok ke arah sumber suara. Ia melihat ada dua orang laki-laki berada di sampingnya dengan membawa beberapa bungkusan snack.

"Eh Mas Dimas," jawab Reina sambil cengengesan melihat Dimas yang hanya tersenyum simpul.

"Lo mau ngapain emangnya Reinaa ?" tanya Dimas sambil mengacak-acak rambut Reina.

Yang diacak-acak rambutnya, tapi hatinya ikut teracak-acak. batinnya.

"Modus trus lo, mujidin. Pinter banget deh," ucap Zain dengan malas yang sedari tadi hanya diam melihat tingkah dua manusia yang sedang memamerkan ke-uwu-an.

"Berisik lo, bi,"

"Bi ?"

"Babi, lo kan babi,"

"Mulut lo lancar banget, pantes pas tk lo ngulang dua kali,"

"Brisik lo, jen,"

"Udah-udah, napa kita berantem ah elah. Btw, kalian mau ngapain ? Masuk aja lah, kantin gak rame-rame amat kok," ucap Zain yang langsung bertanya dan melihat tangan Salsa sedang memegang kotak makan.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang