Dirga

Chapter 10

VOTE AND COMMENTNYA BUNDAA

Sudah berjalan mulus, apalagi yang kau eluhkan ?

*****

Hari Sabtu adalah hari ternikmat bagi Salsa. Pasalnya, hari tersebut adalah hari teristimewa bagi dirinya untuk menghabiskan waktu sendiri. Menonton film, drama korea, drama series, dan lainnya.

"DEEEEKKK BANG SENDI SAMA KAK SANIA BAWA JAJAN, GAK TURUN, GUE MAKANIN SEMUANYA," teriak Sakti lalu dengan secepat kilat Salsa turun dari tempat tidurnya dan berlari menuruni tangga.

"BAANGG, JANGAAN DIMAKANIN SEMUAA," teriak Salsa balik lalu berusaha untuk merebut jajan yang diambil oleh Sakti

"YA AMPUN KALIAN INI, TERIAK-TERIAK KAYAK DI KEBUN BINATANG AJA," teriak Tasha pada kedua anaknya yang sedang berebut jajan.

"Tapi, bun. Bunda juga teriak loh," jawab Sendi dan Tasha hanya nyengir tidak jelas.

"Gak tau nih, bunda. Sama aja kayak Sakti sama Salsa," sahut Sania yang sudah membuka snack yang tadi ia beli bersama Sendi di supermarket dan duduk disamping Sendi.

"Udah ah. Kalian ini yaa. Kuliah kamu gimana, san ? Skripsi udah selesai ?" Tanya Tasha pada Sania

"Udaaahh dong, buunn.. Kamis besok sidang bun," jawab Sania sambil tersenyum

"WIIIHH, beneran lo ? Ntar nipu lagi," ledek Sendi

"HAHAHA, IYAA. Idup lo kan banyak drama kak," sahut Sakti

"Sialan lo," jawab Sania.

"Omongannya saan,"

"Iyaa bundaaa,"

Semuanya tertawa melihat Sania, namun perempuan itu hanya cemberut melihat semua saudaranya beserta bundanya.

"Ayah kemana bun ?" tanya Sendi yang mulai sadar dengan keberadaan ayahnya yang tidak ada.

Tasha hanya diam mendengar pertanyaan anak sulungnya itu. Ia hanya membungkam. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut perempuan yang berumur 46 tahun itu.

Sendi, Sania, Sakti, dan Salsa yang menyadari perubahan wajah bundanya tersebut, mulai menyadari adanya ketidak beresan yang terjadi antara ayah dan bundanya.

"Bun ? Bunda gak papa ?" Tanya Sakti lembut sambil memegang pundak ibunya.

Tasha hanya memandang keempat anaknya dengan senyuman. Ia hanya diam sambil tersenyum tulus.