#11

11.3K 336 1
                                    

Troye Sivan adorable parah!

***

#VALEPOV

Nyaman, itu yang kurasakan. Ketenangan yang begitu membuat hatiku merasakan kenyamanan yang amat dalam. Hemparan sinar matahari yang menyentuh kulitku, angin sepoi sepoi yang menyejukkan, dan aroma padang rumput menenangkan batinku. Aku terbaring penuh hikmat, mataku terpejam menikmati semua ini. Rasanya aku tak betah berlama lama disini.

***

#RANIAPOV

"Val ayo banguuuun" air mataku selalu saja menetes saat menjenguk sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Tanganku menggenggam erat tangannya.

"Aku kangen kamu Val" ini sudah terhitung 10 hari, Vale belum juga membuka matanya. Ku pandang mukanya, bagaimana bisa dia masih terlihat begitu imut dengan memar di sekujur mukanya? Tubuh Vale yang terlihat semakin kurus, alat alat medis di seluruh tubuhnya, hal itu membuat hatiku sakit melihat kondisi sahabatku ini.

#FLASHBACK

Pada hari minggu 10 hari yang lalu, setelah kejadian panas antara dia dan pacarku Videl, subuhnya aku memutuskan pulang kerumah dan melanjutkan tidurku di ranjangku. Namun dari aku bangun tidur jam 8 pagi, tak ada satupun sms maupun telpon ku yang di respon oleh Videl dan Vale, aku pun memutuskan kembali kerumah Vale, mungkin mereka masih tidur pikirku. Lampu teras masih menyala, dugaanku kayaknya tak meleset.

'Tok tok tok'

"Valeeee" teriak ku, namun tak ku dapati jawaban. Ku ulangi lagi, tapi tetap sama, aku pun iseng memutar gagang pintu.

'Cklek' terbuka.

Dahi ku mengkerut, 'tumben Vale enggak kunci pintu'. Tapi bau amis darah langsung menusuk hidung ku. Jantung ku langsung berpacu, tanganku gemetar, pikiran ku kemana mana, aku belum berani masuk ke rumah Vale, aku takut.

"Val" panggil ku pelan. Tapi keheningan yang menyapaku.

Dengab gemetar akupun memberanikan diri membuka pintu agak lebar. Jantungku seketika seperti berhenti berdetak, tidak ini tidak mungkin, aku hanya salah liat. Lututku lemas rasanya, air mata langsung membanjiri pipiku. Aku jatuh terduduk, pandangan masih tertuju pada sesosok orang yang terkapar di sana. Wajahnya, bahkan aku tak mengenalinya, mukanya bengkak penuh memar dan darah. Baju yang awalnya abu abu bahkan warna merah yang kini mendominasi. Tangisanku pecah, aku merangkak ke arah sosok itu.

"Vale banguuuuuun" ku goyang goyangkan tubuhnya namun nihil, tak ada reaksi dari Vale. Ingin rasanya berteriak meminta tolong tapi mulutku seakan tak bisa berteriak. Ku dengar suara motor memasuki pekarangan rumah.

"Tolooong" teriakku dengan suara kecil. Seketika aku mendengar suara kaki berlari ke arah kami.

"Oh Tuhan" teriak seorang pria yang aku yakin pemilik motor tadi. Aku pun meoleh untuk melihat siapa gerangan yang datang.

"Anggaaa" terima kasih Tuhan batin ku.

"VALE KENAPA?" Teriak Angga

"Nanti aku ceritain, bantu aku bawa Vale ke mobil untuk kerumah sakit" ucapku. Angga pun dengan pelan pelan mengangkat tubuh Vale dan membawanya ke mobil.

THEY (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang