Maaf baru update, lagi banyak kesibukan akhir akhir ini.
***
#VALEPOV
'Triiiiiiiiiiingggg'
Aku terbangun oleh suara alarm hapeku yang memang selalu ku atur tepat pada jam 5 pagi. Aku tertidur di kamar tamu rupanya setelah kenkmatan tadi malam bersama Videl.
Ku lirik hape ku, terdapat banyak notifikasi disana, sms, panggilan tak terjawab dan sosial media. Aku membuka menu pesan terlebih dahulu, ada nama Rania disana.'Val, maaf aku pulang tidak pamitan, kamu keliatan capek soalnya, oh iya titip Videl ya'
Videl masih ada di kamar ku? Aku pun segera beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar, mau memastikan keberadaan Videl. Ku buka sedikit pintu kamar ku dan mengintip kedalam.
"Pagi Val" ucap Videl menyapaku dari dalam kamarku. Rupanya sudah bangun anak itu. Videl sedang asik berbaring di kasur sambil memainkan hapenya.
"Pagi juga Videl" balasku, aku pun melangkahkan kaki ku masuk ke dalam kamar. Ku lihat Videl kini sudah tampak segar di banding semalam setelah percintaan kami. Sepertinya dia mandi pas bangun tidur kayaknya, dia pun sudah memakai boxer, ya walaupun tidak menggunakan baju dan sepertinya tidak menggunakan celana dalam, terlihat jelas lekukan kejantanannya tercetak di celana boxer yang dia kenakan. Aku pun beranjak mengambil handuk, baju dan yang lainnya dari lemari ingin segera mandi untuk menyegarkan tubuhku ini.
"Rania pulang jam 1 pagi tadi" ucap Videl saat aku hendak keluar kamar menuju kamar mandi.
"Ohh" responku singkat. "Aku mandi dulu yaa" pamit ku.
Setelah mandi aku pun kembali ke kamar, Videl kini sedang asik menonton kamera yang ku ketahui GoPro. Raut wajahnya seperti marah, bingung, kaget dan tak percaya sengan apa yang sedang dia nonton saat ini. Ku perhatikan dia cukup lama, Videl akhirnya melirikku, mungkin dia baru merasakan kehadiran ku di kamar. Namun satu hal yang ku tangkap dari sinar matanya padaku, kemarahan. Mata penuh kemarahan terpancar dengan jelas di matanya. Videl menatapku tajam, nafasnya mulai tak beraturan, seperti akan meledak.
"Bangsat kamu ya Val!" Ucap Videl pelan namun penuh penekanan.
"Aku tahu semuanya! yang tadi malam bercinta denganku kamu kan?!" Sambungnya penuh penakan namun volume suaranya masih stabil, mungkin dia tak mau membuat keributan di pagi hari. ucapan Videl serasa menusuk jantungku, bagaimana dia bisa tahu? Aku tak bergutik, jantung memacu dengan cepat, mampus!
"Anjing!" Desis Videl pelan tapi masing bisa ku dengar dengan jelas. Dia pun berdiri dari tempat tidur. Mengambil pakaiannya di meja lalu memakainya.
"Setaaaan!" Desisnya lagi. Aku masih berdiri mematung, tak berani berbicara sepatah kata pun, aku seperti pencuri yang tertangkap basah.
Videl berdiri di depan ku, menatapku tajam penuh emosi . Matanya seperti hendak menerkamku, lalu dia pun melewati ku begitu saja dan keluar kamar.
"Videl tunggu" ucap ku saat tersadar, sebelum Videl membuka pintu untuk keluar rumah, aku menarik tangannya.
"Aku minta ma.."
'Bughh'
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, bogeman tangan Videl telah mendarat mulus di pipiku. Rasa peris langsung menyerang pipiku. Aku terjatuh hanya dengan satu bogeman.
'Bughhh'
Satu bogeman kuterima lagi tepat di sudut bibir kiriku. Aku rasa ada yang robek di dalam mulutku setelah menerima bogeman dari Videl. Selebihnya aku tak ingat apa apa lagi, yang aku tahu, Videl menghajarku habis habisan, aku hanya bisa menangis, tak mencoba menghentikannya, hanya bisa pasrah menerima bogeman Videl. Bertubi tubi ku rasakan bogeman Videl mendarat di mukaku dan badanku. Pandanganku kabur berkat darah yang mengalir dari pelipisku. Badanku rasanya remuk, muka ku rasanya begitu panas dan nyeri. Aku terkapar tak berdaya di lantai, darah memenuhi muka ku.
"Argggghhh"
Aku memegang rusuk kiriku, Videl menendangnya begitu keras, aku hanya berharap semoga tidak patah. Mungkin dia merasakan puas, Videl pun menghentikan serangannya terhadapku. Videl menatapku benci.
"Uhuuuk" aku terbatuk dan aku tahu darah keluar, dengan kekuatan sisa yang kumiliki, aku mencoba bangun, tanganku memegang rusuk kiriku. Aku menatapnya sendu.
"Te...r..im..aa..ka.sihh" ucapku dengan senyum.
"Anjiiiing!" Videl teriak tertahan. Satu pukulan mendarat telak di perutku. Darah keluar muncrat begitu saja dari mulutku mengenai Videl, aku pun roboh, hal terakhir yang ku ingat adalah Videl meludahiku lalu keluar rumah. Aku pun memejamkan mataku, ingin rasanya beristirahat sebentar dari rasa sakit yang begitu hebat di sekujur tubuhku.
***
#BERSAMBUNG
Typo bertebaran dimana mana. Maaf baru update, lagi sibuk soalnya hehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
THEY (BxB)
ContoHomophobic silahkan keluar! Cerita ini mengandung konten dewasa yang VULGAR! #SINOPSIS Vale Lukyanova, paska di usir kedua orang tuanya karna mengakui kalau dirinya gay. Dia pun memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru di kota baru, suasana y...