#VALEPOVJantungku berdetak tidak karuan.
Gugup, itu yang kurasakan saat ini. Aku dan Junior berbagi kasur yang seharus hanya bisa di tiduri satu orang, bahkan bukan cuma kasur, udara yang dingin seperti ini membuat kami juga berbagi selimut yang sama.Sebenarnya aku membawa selimut baru dari kota, tapi sengaja tidak ku keluarkan agar Junior berbagi selimut denganku. Aroma lelaki begitu pekat tercium dari selimut ini, membuat birahiku meledak-ledak. Di tambah posisi tidur Junior yang terlentang, membuat Jantung ku semakin berdetak kencang.
Junior memakai kedua tangannya sebagai bantalan kepalanya karna bantal kepala dia menyuruhku untuk menggunakannya seorang diri tapi bukan menggunakannya, malah bantal kepala ku enyahkan jauh-jauh.
Aku sengaja tidur posisi miring ke arah Junior, kepalaku tepat sejajar dengan ketiak Junior yang terbuka indah. Aroma ketiak Junior yang begitu segar semakin membuat birahiku meledak-ledak.
Ini malam pertama aku berada di pedalaman ilaga, tapi bukannya todur nyenyak karna suhu yang dingin, malah mataku terbuka lebar akibat birahi. Junior tidak memakai parfum atau deodorant tapi mengapa aroma tubuh dan ketiaknya begitu segar? Aromanya sungguh maskulin sekali.
Aku memberanikan diri lebih mendekatkan muka ku pada ketiak Junior. Semakin dekat semakin kuat aromanya.
Hidung ku kini sudah menempel pada ketiak Junior, birahiku sudah tak terbendung lagi. Ku ciumi pelan-pelan ketiak milik Junior, sesakali ku jilat dengan lidahku. Aku sungguh sudah tidak tahan lagi. Ku lihat Junior masih tertidur pulas, napasnya masih teratur seperti tadi.
Hidungku sedang fokus pada ketiak Junior, lidahku sesekali menjilat ketiaknya, mataku fokus melihat ke arah wajah Junior, berjaga-jaga melihat perubahan ekspresi wajah Junior.
Ku beranikan diriku, tanganku pelan-pelan menempel pada benda kenyal di selangkangan Junior. Ku elus-elus perlahan kejantanan Junior yang masih lemas, Junior tidak memakai celana dalam mempermudah kan tanganku untuk memberi ransangan pada kejantanannya.
Perlahan-lahan kejantanan Junior membesar, mataku terus fokus pada wajah Junior. Dia masih tertidur pulas. Kini kejantanan Junior sudah menegang sempurna, ku genggam kejantanan Junior yang masih terbungkus celana bola itu. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung keluar dari dalam selimut.
"Wow", ucapku kagum melihat kejantanan Junior membuat tenda.
Aku langsung menyibak selimut yang menutup kaki sampai pinggang Junior. Kini selimut cuma menutupi bagian pinggang hingga dada junior saja.
Aku langsung memposisikan diriku. Kulirik Wajah Junior, ekspresinya masih tertidur pulas. Dia seperti batu diam tak bergerak.
Dengan penuh perasaan aku pelan-pelan menarik karet celana bola Junior yang sudah kendor itu kebawah. Kejantanan Junior yang suudah tegang langsung keluar, mengacung dengan sempurna bagai tugu monas. Warna kejantanan Junior coklat gelap seperti coklat batangan yang sangat menggiurkan. Ku genggam benda pusaka Junior dengan hati-hati, sesekali kulirik wajahnya, memastikan kalau dia masih tertidur pulas. Walau kejantanan Junior tidak sebesar dan sepanjang milik Angga dan juga Andre, tetap saja aku samgat bernapsu melihat benda pusaka ini. Buah zakarnyapun besar dan menggoda, bulu kejantanannya hanya tumbuh lebat di pangkal kontolnya, buah zakarnya terlihat mulus tanpa bulu. Kejantanan Junior tidak selurus kejantanan Angga dan Andre, tapi agak bengkok ke kiri sedikit. Sangat menggoda birahi, kejantanan Junior keras bagaikan batu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THEY (BxB)
Cerita PendekHomophobic silahkan keluar! Cerita ini mengandung konten dewasa yang VULGAR! #SINOPSIS Vale Lukyanova, paska di usir kedua orang tuanya karna mengakui kalau dirinya gay. Dia pun memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru di kota baru, suasana y...