#12

13.3K 353 5
                                    

#ANGGAPOV

kulirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam, diang tadi entah apa yang merasuki diriku hingga saya pun mau di ajak bercinta dengannya. Tadi siang Kita bertiga bercinta kurang lebih satu jam lebih, Rania menyerah ketika mendapatkan orgasmennya yang ke 6. Padahal saya maupun Andre belum lah puas, kami bahkan cuma klimaks sekali saja. Tapi tak apa lah yang penting bisa membantuku yang bernapsu seperti kuda jantan. Saya dan Andre tergolong mempunyai napsu yang tinggi, kami berdua tak akan puas jika hanya sekali memuncratkan sperma kami. Saya yakin sekali pulang dari rumah sakit Febi bakalan di entot habis habisan sama Andre. Malam ini saya memutuskan yang menjaga Vale, Rania dan Andre sudah pulang dari jam 8 tadi.

AC kamar saya atur pada suhu 24 derajat celcius, mengingat itu perintah dokter. Entahlah, tapi saya merasakan panas sekali malam ini. Mungkin mau turun hujan pikirku, bayangkan saja, didalam ruangan ber AC seperti ini saya masih bisa berkeringat. Bisa jadi karna suhu malam yang panas atau napsu saya yang sedang memuncak. Saya sudah mengirim sms ke pacar saya, tapi tidak mungkin dia akan datang untuk memuaskan saya malam ini, karna dia tidak boleh keluar tengah malam begini sama orang tuanya.

Saya membuka bajuku, hanya mengenakan celana boxer sebatas lutut saja, saya pun berbaring di sofa sambil memainkan game di hape.

'Tok tok tok'

"Permisi" ucap seorang perwat pria.

"Iya silahkan mas" balas ku

"Saya mau mengecek kondisi pasien, sekalian mau memberi Vitamin" ucap perawat pria tersebut, tapi cara bicaranya agak sedikit gugup, dari yang saya tangkap, matanya melihat ke arah selangkangan saya. Apa perawat ini Gay ?

"Silahkan mas, langsung saja" saya pun langsung berdiri mengikuti perawat tersebut ke ranjang Vale.

Perawat tersebut menulis data yang dia lihat di monitor, setelah itu dia menyuntikan cairan vitamin kedalam botol infus Vale. Tapi dari gerak geriknya dia terlihat salah tingkah.

"Itu Vitamin apa mas?" Tanyaku basa basi.

"Eh.. Ini ini Vitamin C kak" jawabnya dengan gugup setelah menyuntikan Vitamin ke dalam botol infus. Saya hanya mengangguk anggukan kepala.

"Trus kondisi teman saya bagaimana? Ada perkembangan? Kira kira teman saya sadar dari komanya?" Tanyaku panjang lebar mengenai kondisi Vale. Mata perawat itu tertuju pada area badan saya yang terekspos dan areal selangkangan.

"Eh" perawat itu kaget, matanya pun langsung di tujukan pada muka saya, "kenapa mas?" Tambahnya.

"Saya tanya Teman saya kondisinya bagaimana sekarang?" Tanyaku ulang. "Mas dari awal masuk tidak fokus nih" tambahku.

"Gimana saya mau fokus mas, badan sama selangkangan kamu menggoda" ucapnya tiba tiba, tapi kemudian dia langsung menutup mulutnya, dia keceplosan mengatakan hal itu.

"Ha?" Ternyata dugaan saya benar, perawat ini gay, dari pertama dia mengucapkan permisi saja saya sudah tahu kalau laki laki ini gemulai, cara jalannya saja ngondek. Saya kerjain ah, pikirku. Memang dari dulu semasa SMP dan SMA lumayan banyak teman sekolah saya yang ngondek suka pada ku maupun Andre, tapi kami berdua tak pernah meresponnya, malah kami paling sering membully atau mengerjai mereka. Bahkan waktu kami SMA ada salah satu teman kami yang ngondek secara langsung mengatakan padaku dan Andre kalau dia ingin mencicipi kejantanan kami, dia pun berakhir di UKS dan kami berdua pun kena skors selama seminggu. Sampe sekarang pun ada saja pria ngondek yang menggoda kami, apa lagi saat saya dan Andre sendang bekerja membongkar muatan kontainer. Pernah sekali, pemilik toko tempat kami membongkar muatan kontainer barang tokonya langsung berbicara pada saya to the point, kalau saya membiarkan dia menghisap kontolku, dia akan memberikan saya uang saku 1 juta. Tapi saya hanya membalasnya denga tersenyum lalu mengatakan, terima kasih ko, tapi saya masih normal. Bahkan anak laki laki boss saya di kantor bongkar muatan yang masih kelas 2 SMA pun menyukaiku dan Andre. Dia dengan terang terangan memperlihatkan sisi feminimnya di depan kami, tapi tetap saja saya dan Andre muak. Akhirnya si Anthoni malah mendapatkan kejantanan teman teman kuli saya yang lainnya satu persatu. Bahkan teman teman saya malah ketagihan, maklum kami yang profesi sebagai kuli terkadang cuma befikir yang penting puas, tak peduli siapa yang puasin."Jaman sekarang cari kepuasan dari perempuan nakal itu mahal, ada yang gratisan kenapa tidak? Putih mulus pula" Kata kata sala satu teman kuli saya, bahkan kuli yang sudah mempunyai anak istri pun ketagihan sama permainan Anthoni. Kami antar kuli mempunyai solidaritas yang tinggi, rahasia di jamin aman. Cukup kami kami saja yang tahu, tapi urusan dengan Vale? Cuma saya dan Andre saja yang tahu.

THEY (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang