Bab 7 : Kerja Paruh Waktu.

2.7K 413 1
                                    

Dari pertama masuk aku diizinkan oleh Jin seonsaenim untuk istirahat dulu di uks.

Sampai jam pulang pun tiba, aku tidak langsung pulang kerumah, aku menyempatkan diri untuk berkeliling di myeondong.

Rasanya senang sekali, saat melewati toko roti aku jadi teringat namja itu.

Senyumku luntur dan terus memikirkan uang ganti, saat melewati hotel mewah, tak sengaja mataku menangkap kertas yang terpampang di kaca besar hotel itu.

'Kerja paruh waktu, yeoja/namja, penghasilan perbulan 250.000/lembur+10.000'

Mataku langsung bercahaya dan segera memasuki hotel tersebut.

Langkahku menuju meja resepsionis terhenti mendengar kalau mereka membutuhkan 2 orang saja, dan disitu aku melihat 5 orang yang ingin mendaftar.

Aku melangkah berani kakiku kemeja resepsionis satunya.

"Apa ada lowongan kerja paruh waktu?" Ucapku tersenyum.

"Ya, hanya 2 orang, kami butuh satu orang lagi, tapi tampaknya temanku sedang memilih di antara mereka, jadi kami mohon maaf." Ucapnya halus.

"Kumohon.. aku butuh pekerjaan, aku.. aku sedang krisis ekonomi, aku butuh uang, aku harus memenuhi hidupku sendiri, kumohon.. kumohon.." aku memelas membuatnya luluh.

"Ta..tapi kau anak sekolah." Tunjuknya pada seragamku.

"Aku bisa mengatur waktuku."

"Jiyeon.." ucapnya menatap temannya yang tengah sibuk memilih.

"Wae?"

"Aku pilih dia."

"Hee??"

"Dia bisa atur waktu kok."

"Eu.. eu.. maaf-maaf kami sudah punya 2 orang, mianhae ne."

"Yaahhhh..." kecewa kelima orang tersebut, aku tersenyum lalu berterima kasih pada resepsionis tersebut.

"Ada apa gadis kecil ini, tiba-tiba ikut kerja paruh waktu?" Jiyeon namanya, berdiri menatapku hangat.

"Aku butuh uang, untuk memenuhi kehidupanku."

"Memangnya orang tuamu kemana?" Aku menoleh ketemannya, hmm.. minah.. namanya tertera pada nametag yang dipakai.

"Aku mau bekerja, dan tidak mau pakai uang orang tuaku, aku mau belajar mandiri."

"Owww... manisnya, datanglah besok pukul 5 sore, pakaianmu akan disediakan disini ok." Ucap Jiyeon

Aku pun senang dan berterima kasih pada mereka, aduh senang sekali masih ada orang yang baik.

"Sampai jumpa besok eonni." Lambaiku dengan semangat.

"Ahhh.. dia memanggilku eonni, jadi ingin punya adik." Minah menompang dagunya dengan mengkhayal-khayalannya.

"Aishhh.. kau ini." Senggol Jiyeon.

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang