Bab 15 : Alone.

2.6K 401 2
                                    

"Hmm.. ngomong-ngomong kenapa rumahmu jauh sekali."

Kami baru saja selesai bekerja, sekarang Aku sedang menunggu bus ditemani Yoongi.

"Aku sudah terbiasa sekolah jarak jauh." Ucapnya memeluk tas, sepertinya ia kedinginan.

"Dingin?" Tanyaku.

"Hmm.. aku tidak suka dingin." Ia menggosokkan kedua tangannya.

"Mau pakai gardiganku?" Tawarku sambil melepas gardiganku, tapi Yoongi malah menolaknya.

"Shirreo, Lukamu akan terlihat nanti."

"Ba.. baiklah.."

Sudah 15 menit bus belum datang juga, namun untungnya besok Weekend, jadi aku tidak terlalu khawatir.

"Aku tahu lagu yang cocok untukmu." Aku menatap Yoongi yang berdiri menghadapku.

"Apa?" Senyumku mengembang, aku ikut berdiri menatapnya sungguh-sungguh.

"Apa judul lagunya?"

"Akan ku kasih tahu besok, sekarang pulanglah, busmu sudah datang." Ia menunjuk kedepan jalan, dan benar cahaya lampu bus terlihat mulai mendekat.

"Ohiya, besokkan hari sabtu, janjimu?" Aku baru teringat kalau kami sudah membuat janji waktu itu.

"Hmm.. besok pukul 8."

***

Diam.

Aku makan dalam keheningan, aku tidak dirumah, sesudah turun dari bus aku singgah terlebih dulu di 711.

Bulgogi dan nasi, hanya itu yang bisa kumakan, jika aku pulang kerumah, ntahlah aku ditawarkan makan atau makanannya tidak ada sisa untukku.

Aku jadi merasa HomeAlone.

Selesai makan, aku langsung pulang kerumah.

Dan apa yang kulihat, 3 koper dan keranjang piknik, mau kemana mereka.

Aku hanya menatap mereka yang tengah sibuk, Appa  yang sibuk mencatat, Eomma yang sibuk akan perbekalan, Jimin Oppa membantu Yura merapihkan isi koper.

"Mau kemana?" Tanyaku, tidak ada satu pun yang menjawab, aku merasa sedih pada diriku sendiri.

"Sangmi tolong jaga rumah ya, kami mau pergi ke rumah Saudara Yura, Minggu kami kembali." Eomma mendekat padaku memberikan kunci cadangan.

"Arraseo, hati-hati dijalan ini sudah malam." Aku melihat Eomma dan Appa mengangkut barangnya kemobil, disusul Yura yang tersenyum mendekat padaku.

"Gomawo." Ucapnya lembut.

"Kenapa harus malam-malam seperti ini?" Tanyaku pada Yura yang terlihat murung.

"Karna perjalanannya cukup jauh, jadi mungkin tibanya pagi, itu lebih baik dan mengurangi macet." Yura memegang kedua bahuku.

"Kenapa baru pulang? Jika saja kau pulang lebih cepat, kau akan ikut dengan kami." Lanjutnya.

Aku tertawa kecil,

"Tidak apa, lagi pula akhir-akhir ini aku ada suatu urusan." Aku tersenyum kecil.

"Baiklah aku ke mobil dulu, annyeong.." Ia melambaikan tangannya padaku lalu masuk kedalam mobil.

Sisa Jimin, yang terlihat susah menutup sleting ranselnya.

Aku pun mendekat padanya.

"Mau kubantu?" Tawarku.

Serrtt...

Tapi sleting itu sudah tertutup rapih, ia pun mengenakan ranselnya lalu berbalik arah menuju mobil.

"Oppa.. Saranghae.."

Aku tersenyum lebar menampakkan gigi putihku, kulihat ia berhenti sejenak menatapku.

"Pergilah mereka sudah menunggumu, hati-hati. Aku.. aku menyayangimu." Aku menutup pintu rumah.

Ia hanya diam saja, tidak membalas perkataanku, ck..

Aku meneteskan air mataku, aku ditinggal oleh mereka, Aku berjongkok memegangi knop pintu.

Aku masih tidak percaya, begitu jahatnyakah perilaku aku dimata mereka.

Sekarang aku disini, sendiri.

Tapi sekarang, aku bisa berkomunikasi dengannya.

Walau terpaksa.

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang