Bab 11: Bohong.

2.9K 395 14
                                    

Kami pun saling tatap, dan membuang pandangan ke arah lain.

"Eu.. kalau begitu ayo, kita sudah telat." Yoongi melangkah mendahuluiku

Aku pun mengikutinya dari belakang.

Saat sudah di depan hotel, kami disambut oleh Jiyeon yang menatap kami kesal.

"Dari mana kalian, telat satu jam loh." Ia menunjuk jam tangannya sambil berkacak pinggang.

"Mianhae Eonni, ada kendala tadi." Ucapku halus.

"Huh.. yasudah, langsung kebelakang saja, disana ada ruang ganti khusus, nanti ruang wanita dan pria dipisah ya." Jieun menunjuk kearah kiri sambil menjelaskan lebih rinci.

Kami pun mengangguk lalu berjalan kesana,

"Eu.. kenapa kau bisa bekerja disini?" Tanyaku gugup.

"Untuk mengisi waktuku saja." Yoongi menatapku sekilas.

Hening pun terjadi hingga aku masuk keruang ganti wanita dan juga Yoongi yang masuk ruang ganti pria.

Ruangan ganti ini begitu luas, ada beberapa loker yang berjejer rapih, ada 6 kasur tingkat, dan kamar mandi.

"Seperti rumah saja." Aku pun menghampiri satu loker yang masih tercantol kunci.

Kuputar kunci itu lalu kubuka, didalamnya ada baju abu-abu lengan pendek dan pasangannya celana panjang, disana juga ada kertas kecil bertuliskan,

Jika sudah dipakai, harap cuci dan taruh ditempatnya semula, makanan dan minuman ada dikantin gratis untuk para office girl/office boy.

Jika lelah sudah disiapkan tempat tidur dan kamar mandi.

TERIMA KASIH.

Selesai membaca kertas itu aku langsung mandi dan memakai baju yang telah disiapkan.

"Tidak buruk." Ucapku bercermin dikaca besar.

Setelah itu aku keluar mengambil sapu dan pengki.

Mulailah hari ini aku bekerja.

Menyapu dari ujung hingga ujung, mengelap kaca dengan semprotan dan kanebo.

Sudah cukup lama aku membersihkan lobby, dan aku tak melihat Yoongi sedari aku keluar ruang ganti, kemana dia? Ah, mungkin saja dia dilantai lain.

"Hi kamu.."

Aku menoleh ke belakang, kulihat orang sedang melambaikan tangan padaku, siapa dia. Aku pun ingin menghampirinya tapi orang lain mendahuluiku.

"Kemana saja." Ucapnya menyapa orang tadi yang mendahuluiku.

Aihhh... malunya aku, untung saja belum menghampirinya, jika iya, mati rasa aku dihadapan orang itu.

Aku pun menjauh dan mendekat kearah meja resepsionis.

Jiyeon tersenyum padaku sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.

"kau ternyata satu sekolah ya dengan rekan kerjamu."
Aku hanya tersenyum kikuk sambil membersihkan kaca meja resepsionis.

"Wahhh... jangan-jangan jodoh nih.." ledeknya hingga aku terkejut.

"A..aniya, dia sunbae ku, aku juga tidak begitu akrab dengannya." Aku berusaha meyakinkan Jiyeon.

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang