Aku segera turun dari motor Jo begitu sampai di halaman rumahku.
"Makasih untuk kencan malam ini," Ucapku pada nya.
Dia tersenyum manis sekali. Dan aku pasti akan merindukan senyuman itu nanti nya.
"Jo, kita ini cuma teman kan?"
"Maksud kamu apa Des?"
"Bisa tidak kita nggak ketemu lagi? Maksud aku, kamu harus cari perempuan yang serius untuk jadi pasangan kamu."
"Aku serius sama kamu. Dan aku yakin kamu tahu itu, Des. Jangan pura-pura nggak tahu. Satu-satu nya perempuan yang aku dekati cuma kamu," Ujar Jo.
"Cari perempuan yang lain, jangan aku Jo." Kataku sambil menunduk.
"Kenapa aku harus cari yang lain, kalau aku udah pilih kamu?" Dia menyentuh daguku untuk menatap nya.
"Jawab Des," Seru Jo.
Entah sejak kapan air mataku sudah jatuh menetes. "Aku sayang sama kamu Jo." Suaraku tampak bergetar saat mengucapkan nya.
"Terus kalau kamu sayang, kenapa suruh aku cari perempuan lain?"
"Aku malu sama diri aku sendiri. Aku nggak pantas sama kamu. Hidup kita beda jauh Jo, dan itu buat aku sadar diri siapa aku dan siapa keluargaku. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai.
"Hidup aku bukan cerita dongeng Cinderella, di mana kamu yang jadi Pangeran nya. Ini adalah dunia nyata Jo. Pria tampan dan mapan seperti kamu, nggak akan mungkin bisa berakhir bahagia sama perempuan miskin kayak aku. Akan banyak halangan dari luar sana. Kamu ngerti maksud aku kan?"
Jo menatap mataku dengan lekat, lalu kedua tangan nya menghapus air mataku.
"Apa kamu menangis seperti ini dan memintaku menjauh karena Mamaku? Apa ucapan Mama aku ke kamu sangat menyakitkan Des?"
Aku hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan nya.
Sampai akhirnya aku merasakan pelukan nya. Jo memelukku, dan itu malah membuatku tambah menangis.
Ya Tuhan...
Aku sayang sama lelaki ini, tidak bisakah dia menjadi milik ku?
Aku mohon....
"Aku tidak tahu kalau kamu akan tersakiti seperti ini hanya karena aku Des. Tapi, aku benar-benar sayang dan tulus cinta sama kamu."
Jo melepaskan pelukan nya, dan kemudian kedua telapak tangan milik nya kini berada di wajah ku. "Aku akan coba bujuk Mama supaya mau menerima kamu jadi pasangan aku. Kamu mau kan untuk bersabar? Dan aku mohon jangan pedulikan omongan orang lain."
Aku mau Jo, mau... tapi itu akan berakhir sia-sia. Keluarga kamu nggak akan mau menerima aku.
Maka dari itu aku harus mengakhiri perasaan ini, sebelum aku makin tersakiti nanti nya.
Aku menarik tangan nya dari wajahku dan menggenggam nya dengan erat. "Udah ya Jo, kita nggak usah lanjut lagi. Aku yakin, di luar sana ada banyak perempuan yang lebih dari aku. Mereka lebih pantas sama kamu. Aku nggak mau cari masalah di kampung ini Jo, aku takut keluarga aku yang akan terkena imbas nya kalau kita masih tetap bersama. Aku mohon kamu ngerti Jo, aku capek di katakan perempuan murahan sama orang. Mereka berfikir kalau aku udah berbuat yang aneh-aneh sama kamu. Tahu nggak sih itu rasa nya seperti apa?
"Sakit banget hati aku Jo, dengar semua gosip masyarakat di sini. Walaupun aku miskin tapi aku bukan perempuan murahan yang seperti mereka lontarkan. Aku masih bisa jaga diri dan mencari uang dengan halal, meskipun harus jadi babu di rumah orang. Tapi kenapa mereka selalu jahat dan memandang rendah keluargaku?" Tanyaku pada nya dengan air mata yang terus mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, December!
Ficção Geral(HELLO SERIES #1) Desember adalah namaku dan bulan kelahiranku. Tepat di hari ulang tahunku yang ke 20, Tuhan menguji hidupku. Di sanalah awal mula perjalanan kisahku yang penuh dengan air mata, dan aku yakin kalian tidak akan sanggup untuk berada d...