"Jadi ini istrinya Langit?" Tanya perempuan yang duduk di sampingku saat mas Langit pergi mengambil makanan.
Aku tetap tersenyum padanya walaupun dia memandangku dengan tatapan sinis.
Diantara 5 perempuan yang ada di sini, hanya mbak Naomi yang aku kenali wajahnya. Dia dan 4 lelaki sahabat mas Langit juga memberi tatapan yang sama. Sepertinya mereka tidak menyukai kehadiranku.
"Do you speak English?" Tanya perempuan satunya lagi dengan berbahasa Inggris. Dia memiliki celak alis yang tebal. Membuatku takut untuk menatapnya. "I don't think we have met. May I introduce myself? I am Keylana Vracold. You can call me Key. And what's your name?"
Kedua tanganku yang berada di bawah meja, berkeringat dingin. Apa dia baru saja menanyakan namaku? Kenapa dia harus memakai bahasa Inggris? Apa dia tidak bisa berbahasa Indonesia? Aku tidak pandai berbahasa Inggris. Bagaimana ini? Kalau aku tidak menjawab, mereka akan menertawakanku.
"Hem... my name is Desember," Jawabku gugup.
"How do I call you? And how old are you?" Dia bertanya dan berbicara cepat sekali. Membuatku bingung karena tidak mengerti artinya. Sepertinya aku harus belajar bahasa Inggris dari adikku Bastian.
"Let me see. I think you are about twenty years old now," Lanjutnya lagi.
Dan tiba-tiba terdengar suara tawa dari mereka semua. "Astaga Key... jangan mengajaknya bicara lagi. Lihat ekspresi wajahnya itu. Seperti anak Ayam yang kehilangan induknya. Haha...." Itu suara dari mbak Naomi yang bercampur tawa.
"Heran deh, kenapa Langit bisa khilaf ya hamilin pembantunya ini?" Sahut pria di depanku.
"Look! She is very ugly..." Ucap pria lainnya menatapku jijik.
Aku menahan tangis dengan menggigit bibirku. Walaupun aku tidak tahu apa arti ucapannya tadi, tapi yang pasti itu adalah sebuah ejekan. Mereka kembali tertawa. Mereka tertawa melihat kebodohanku.
"Pembantu nggak pantas jadi majikan! Ughhh... You're dirty, and... it's so disgusting." Seru perempuan yang bernama Key tadi.
"Kamu udah ambil posisi yang seharusnya jadi milik sahabat kami. Naomi yang harusnya jadi istri Langit. Bukan perempuan jelek, miskin kayak kamu! Sadar diri dong! Nggak punya kaca ya?"
"Jangan-jangan nih pembantu sengaja lagi godain Langit waktu mabuk. Maka nya bisa hamil. Secara ya, dia pingin kaya karena udah bosan jadi babu. Lihat tuh dress yang dia pakai. Dari mana coba, kalau bukan uang dari Langit?"
Air mataku sudah tak terbendung lagi. Aku pun menangis mendengar hinaan dan cacian dari mereka semua. Mengapa mereka menyerangku seperti ini?
"Kamu itu pantasnya dipanggil perempuan setan! Perusak hubungan orang yang hampir menikah!" Perempuan yang bercelak alis tebal itu menunjuk keningku dengan kuku panjangnya.
Lalu dia memegang gaunku dengan kasar. "Nih juga, gaunnya nggak pantas kamu pakai. Kulit kamu hitam! Cuma Naomi yang cocok pakai gaun ini!"
"Ma-maaf.. aku tidak a-ada niat merebut mas Langit dari mbak Na-Naomi," Ucapku sesenggukan.
"Nyatanya kamu sudah merebut dia dari aku!" Ujar mbak Naomi tegas dengan penuh penekanan. "Tadi siang aku lihat Langit membeli gaun untuk istrinya di butik langgananku. Sangat sakit menerima kenyataan kalau dia sudah berubah dan melupakan aku. Dan itu semua karena perempuan sepertimu!"
Aku menunduk dengan berlinang air mata. Mbak Naomi benar-benar sangat marah padaku.
"Hei... kamu kenapa menangis?" Aku sedikit lega saat mendengar suara dari mas Langit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, December!
General Fiction(HELLO SERIES #1) Desember adalah namaku dan bulan kelahiranku. Tepat di hari ulang tahunku yang ke 20, Tuhan menguji hidupku. Di sanalah awal mula perjalanan kisahku yang penuh dengan air mata, dan aku yakin kalian tidak akan sanggup untuk berada d...