Desember ~ 27

40.5K 3.5K 270
                                    

Ranjang tempat tidur ini sedari tadi terus berbunyi karena Mas Langit terlihat gelisah saat tidur. Aku menatap wajah yang berkeringat, bahkan bajunya pun terlihat basah.

Aku sedikit terkejut, saat dia terbangun dan mengomel sendiri.

"Gila! Ini kamar apa neraka? Panas banget!" Dia menggerutu kesal sambil membuka baju secara paksa dan memperlihatkan tubuhnya yang berkeringat.

Ada sesuatu hal yang mengotori pikiranku saat melihat dia bertelanjang dada, refleks aku langsung berbalik dengan cepat untuk membelakanginya. Aku rasa semenjak kamar ini aku tinggal dan kosong, jadi banyak dihuni oleh roh-roh jahatnya. Mereka pasti sedang mencoba merasuki pikiranku.

Tapi... sejak kapan aku takut dengan hantu? Jadi kalau bukan karena mereka, lalu kenapa pikiranku jadi kotor seperti itu? Ada apa ini? Dan kenapa aku jadi keringat dingin begini?

Tubuhku sedikit terkejut saat dia memanggil namaku.

"Des..." Mas Langit menggoyang bahuku dengan pelan. Aku pun berbalik tapi tak melihatnya. "Di rumah kamu nggak ada kipas angin ya? Sumpah, panas banget Des. Aku nggak bisa tidur."

"Hem... ada sih tapi kecil."

"Nggak apa-apa, yang penting ada. Di mana kamu simpan?" Tanyanya tak sabar.

"Di kamar Bastian, bentar aku ambilin."

Aku turun dari ranjang dan mengambil kipas angin kecil itu dari kamar adikku.

"Loh Bass, kamu belum tidur?" Tanyaku saat membuka pintu kamarnya.

Dia sedang memeluk bantal dengan ponsel yang berada ditelinganya. "Udah tidur kak, tapi diganggu sama Ay."

"Dia mimpi buruk lagi?" Tanyaku.

Bass mengangguk. "Seperti biasa, setiap hari mimpi buruk."

Aku tertawa kecil mendengar jawabannya. "Kalian berdua itu pacaran atau enggak sih? Kenapa setiap mimpi buruk, Ay selalu hubungi kamu?"

"Enggak," Jawabnya kesal. "Tahu deh nih orang, kurang kerjaan kayaknya." Lalu Bass memindahkan ponsel itu dari telinga kiri ke sebelah kanan. "Aku udah ngantuk. Kalau mau, besok di sekolah lanjutin cerita mimpinya."

"...."

"Nggak usah lebay deh Ay, nggak ada genderuwo yang mau nyulik cewek aneh kayak kamu."

"...."

"Aku nggak mau tahu ya Ay, kalau kamu masih nelpon juga nanti. Lihat aja, aku bakal ganti nomor. Dan nggak mau kasih ke kamu lagi."

"...."

"Ya maka nya baca doa sebelum tidur."

"...."

"Terserah kamu, udah ya. Aku ngantuk, malam!" Bass langsung mengakhiri panggilan itu. "Oh ya, kak Des mau ngapain ke kamar Bass tengah malam gini?" Tanyanya.

"Kakak mau ambil kipas angin, nggak apa-apa kan?"

"Oh... tumben kak Des tidur pakai kipas?"

"Bukak Kakak, tapi mas Langit kepanasan sampai nggak bisa tidur."

Bastian mengangguk lalu memberikan kipas anginnya padaku. Setelah itu aku kembali ke dalam kamar.

"Ini Mas, kipasnya."

Dia bangkit dari ranjang dan menghampiriku untuk mengambil kipas itu. Aku menatap ke arah lain karena tak mau melihat mas Langit yang bertelanjang dada.

"Kamu kenapa Des?"

Gawat! Jangan sampai dia tahu apa yang ada di pikiranku saat ini. "Aku ngantuk, mau tidur." Kataku sambil naik ke atas ranjang.

Hello, December!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang