I Hate April Fools Day!

443 36 1
                                    

Tanggal 1 April pukul setengah delapan pagi. Hari ini adalah hari yang biasa bagiku, aku melakukan pekerjaanku yang membosankan di kantor.

"Dor!" Tiba-tiba temanku mengagetkanku dan memecahkan lamunanku. "Apa yang kau lakukan?" ia bertanya.

"Tidak ada hanya melakukan rutinitasku seperti biasa," jawabku.

"Oh, bersenang-senanglah kawan, hari ini adalah tanggal 1 April di mana kami semua melakukan kebohong untuk kesenangan." Temanku mencoba mengajakku untuk melakukan hal-hal yang tidak suka kulakukan.

Maksudku, kau tahu, 'kan? Membohongi seseorang, memainkan perasaan seseorang atau melakukan keisengan pada orang lain demi kesenangan diri sendiri? Bagiku itu tidak masuk akal, itu bukanlah hal yang baik dan kau tahu? Aku sangat membenci April Fools Day.

Pukul satu siang. Tiba-tiba ponselku berbunyi, ternyata itu adalah panggulan dari temanku, mungkin dia akan meminjam uang padaku, itu sudah sering terjadi. Jadi aku mengabaikanya dan terus melanjutkan pekerjaanku.

Beberapa menit kemudian dia mengirimkan pesan pada ku,

'Eru, mengapa kau tidak mengangkat teleponku? Aku ingin memberitahumu bahwa rumahmu baru saja dimasuki perampok, dan mereka menyerang keluargamu! Bisakah kau pulang sekarang?!'

Aku kaget mendapat pesan itu, sontak aku segera membereskan barang-barang dan akan pulang.

Ketika aku ingin menaiki lift untuk turun, ternyata lift itu penuh. Aku langsung lari dan turun melalui tangga. Tapi saat di tangga ada seseorang yang menghalangi jalanku.

"Oh sial! Orang ini menghalangi jalanku, aku akan telat!"

Karena kesal menunggunya lama, akhirnya aku mendorong dua pria itu hingga ia langsung jatuh ke bawah.

"Dengan begini lebih baik!" ucapku.

Setelah sampai di lantai 2 aku langsung berlari tanpa memedulikan orang yang terluka itu. Saat aku sampai di lantai 1 tiba-tiba seorang satpam menghentikanku dan membawaku ke kantornya.

"Oh sial! Ini akan memakan waktu lama!" umpatku kesal.

Satpam itu menanyaiku tentang dua orang yang terjatuh dari tangga, karena dia melihatku menuruni tangga setelahnya.

"Ayolah, pak, aku tidak mengetahui apapun, aku tidak melakukan apa-apa pada dua orang itu, saat aku turun mereka sudah seperti itu." Aku berusaha beralibi.

Tapi satpam itu tidak mau mendengarkanku dan ingin membawaku ke kantor polisi, saat dia akan membawaku, aku langsung melawan satpam itu dan memukulnya hingga terjatuh, dan aku mengambil pulpen yang ada di kantung bajuku dan kutusukan pulpen itu ke matanya hingga ia tewas dan meninggalkan banyak darah. Beruntung saat di kantor itu tidak ada siapapun, kecuali aku dan satpam itu.

Akhirnya aku bisa keluar dari kantorku dan aku segera menuju parkiran dan membawa mobilku. Saat di perjalanan temanku kembali menelponku dan aku mengangkatnya

"Hei, kau di mana sekarang? Cepatlah kemari sepertinya ibumu masih hidup dan dia dalam keadaan tidak sadar sekarang, cepatlah kau pulang sebelum ibumu meninggal! Aku akan segera menelpon polisi," katanya.

Lalu aku menjawab, "Aku sedang di perjalanan, tunggu sebentar aku akan segera sam--"

Duar!!!!!

Tiba-tiba terdengar suara tabrakan. Saat aku keluar dari mobil dan melihatnya aku kaget, karena aku telah menabrak seorang pengemudi motor.

"Sial! Kenapa ini bisa terjadi?! Terlalu banyak saksi mata di sini, aku tidak bisa kabur sekarang."

Tiba-tiba ada seseorang yang berusaha menelpon polisi dan aku mencegahnya dan mengatakan bahwa aku akan bertanggung jawab.
Aku segera masuk ke mobil dan berpikir sebentar, ini akan memakan waktu lama, aku langsung tancap gas segera kabur dari tempat itu, aku tidak memerdulikan orang-orang yang aku tabrak, aku hanya langsung pergi dan berharap keluargaku bisa diselamatkan.

Selang beberapa jam kemudian ada polisi yang mengejarku.

"Oh tidak, mereka mengejarku."

Aku dan polisi itu melakukan kejar-kejaran hingga akhirnya mereka berhasil menghentikanku.

Saat mereka menyuruhku keluar dan ingin memborgolku aku melakukan perlawanan pada polisi itu, aku menghajar habis polisi itu dan mengambil pistol yang ada polisi itu, aku menembak polisi itu dan segera kabur menaiki mobilku dan membawa pistol itu bersamaku.

"Sial! Polisi itu membuatku banyak luka seperti ini!!"

Aku mendapatkan banyak luka akibat dari serangan polisi itu, dia memukuliku dengan tongkat besi sehingga membuat gigi-gigiku hampir copot, akhirnya aku memukul mulutku sendiri membuat gigiku benar-benar copot! "Yah, aku rasa ini lebih baik."

Saat sampai di rumah aku masuk ke dalam rumahku dan keadaan di dalam gelap, sangat gelap.

"Ibu? Kau di mana? Ibu?" Aku berteriak memanggil-manggil ibuku.

Tiba-tiba temanku, Eren, yang menelponku tadi datang mengampiriku.

"Eren? Di mana ibuku? Apa dia baik-baik saja?" tanyaku.

"Tenanglah kawan, aku akan mengantarkan kau ke ibumu." Eren membawa ku ke basement

"Mengapa kau membawaku ke sini?" tanyaku.

"Sudah ikut saja," jawabnya singkat.

Saat sampai di basement, aku melihat teman-temanku dan keluargaku berkumpul dan baik-baik saja, seperti tidak ada yang terjadi.

"April Fools!!" Tiba-tiba Eren berteriak mengagetkanku.

"Apa maksudnya ini?!" tanyaku.

"Ayolah kawan kau terkena April Fools, kau telah dibodohi!"

Tiba-tiba semua orang tertawa-- tidak, lebih tepatnya menertawaiku. Aku segera mengambil pulpen di kantongku dan menusukanya pada mata Eren hingga ia tewas bersimbah darah, dan aku pun menembaki semua orang yang ada di sini, tak terkecuali dengan keluargaku!

"Oh ya, April Fools ini benar-benar menyenangkan kawan! Itulah mengapa aku membenci April Fools Day!"

The End

Creepystory IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang