Om, Telolet Om

213 16 0
                                    

Aku adalah seorang supir bis di Jakarta. Sudah cukup lama aku menjadi supir bis, namun sekarang aku sudah pensiun karena aku pernah mengalami suatu hal yang hampir membuat nyawaku melayang.

Beberapa hari ini fenomena klakson Telolet sedang mendunia. Aku sebagai seorang supir bis pernah merasakan fenomena itu. Namun, di sisi lain aku sedikit trauma dengan orang-orang yang berdiri di pinggir jalan menanti bis lewat, dan menyuruh supir bis tersebut membunyikan Teloletnya. Aku akan sedikit bercerita tentang pengalamanku padamu.

***

Beberapa bulan lalu aku sedang mengendarai bis arah Jakarta-Bogor.
Menggunakan bis perjalanan cukup lama karena sering terjadi macet. Di tengah perjalanan aku menemukan segerombolan anak-anak, remaja bahkan dewasa yang berdiri di pinggir jalan dengan memegang sebuah papan yang bertuliskan, 'Om Telolet Om'. Sepertinya orang-orang ini menunggu bis yang lewat untuk meminta suara Teloletnya. Saat bis ku melewati gerombolan itu, semua berteriak, "Om Telolet Om!" Terus berkali-kali, namun aku tidak memberinya. Tapi, mereka semua melemparkan batu ke arah bis ku. Beruntung saat ini penumpangnya hanya sedikit jadi aku bisa melaju dengan cepat.

Saat aku transit di suatu halte aku melihat keadaan bis ku yang cukup lecet dengan lemparan batu itu. Ada beberapa kaca yang retak, namun tidak memecahkannya. Seberharga apa suara Telolet menurut mereka? Sampai-sampai menghancurkan bisku karena tidak membunyikannya.

Saat malam tiba, aku kembali pulang ke Jakarta, di bis ku tidak ada penumpang sama sekali, karena memang ini sudah jadwal ku untuk pulang. Aku mengendarai bis ku di jalanan yang cukup sepi.

Tiba-tiba di suatu perjalanan ada seseorang yang memegang sebuah papan besar dan bertuliskan, 'Telolet atau Mati!' Aku hampir tertawa melihat papan bacaan itu. Aku mengumpat dalam hati, duh bocah. Aku mengabaikannya dan langsung tancap gas saja, dan tidak memedulikannya.

Aku sangat mengantuk di perjalanan ini. Karena ini sudah larut malam. Saat sedang diserang rasa kantuk tiba-tiba saja bisku menabrak seseorang. Aku segera turun dan memeriksa orang tersebut. Saat aku keluar ternyata tidak ada siapa-siapa. Aneh sekali, perasaan tadi aku seperti menabrak sesuatu batinku.

Aku tidak memedulikannya dan segera masuk ke dalam. Di tengah perjalanan tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di dalam bisku, dia ditutupi dengan hoodie dan masker. Dia terus berjalan dan aku tetap melajukan mobilku. Saat dia sampai di dekatku dia menodongkan pistol ke arahku sambil berkata, "Telolet atau Mati?"

"B-ba-baiklah." Aku segera membunyikan klason Telolet tersebut dan itu memecah kesunyian malam itu. Dengan tangan yang masih memegang pistol dan menodongkannya ke arah ku, tiba-tiba saja dia tertawa dengan keras, seperti orang gila. Dengan perasaan takut aku memberanikan diri mengambil pistol itu dari tangannya namun dia menyadari gerakanku dan segera menembakkan pistol itu dan mengenai kakiku. Kulihat di depan sepertinya aku akan bertabrakan. Aku segera membuka pintu bisku dan segera melompat. Meninggalkan bis dan orang gila tersebut yang bertabrakan. Karena banyaknya pendarahan yang keluar padaku akhirnya aku tak sadarkan diri.

Saat aku bangun tiba-tiba aku berada di rumah sakit. Ternyata ada seseorang yang membawaku ke rumah sakit pada saat itu.

Sudah 3 hari aku dirawat di rumah sakit, dan akhirnya dokter membolehkan ku untuk segera pulang ke rumah.

Seperti itulah pengalamanku, sesaat setelah aku mendapatkan pengalaman ini, aku segera pensiun menjadi supir bis.

***

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11:00 Malam, aku segera masuk ke dalam mobilku dan segera pulang ke rumah. Di tengah perjalanan aku melihat seseorang yang berdiri memegang papan bertuliskan, 'Telolet atau Mati!' Mobilku tidak memiliki klakson Telolet jadi aku mengabaikannya.

Saat di perjalanan tiba-tiba saja ada seseorang di dalam mobilku dan menodongku dengan pistol, dia berkata, "Telolet atau Mati!" Aku berteriak di dalam mobil itu, dan tiba-tiba saja,

DOR!!!  DORR!!!

Orang itu menembakan pistol ke arah kepalaku dan tertawa dengan keras.

  The End

Creepystory IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang