Kerja Lembur (2)

140 14 4
                                    

Ini sudah kedua kalinya aku kerja lembur di kantorku. Kau tau? Kerja lembur itu sungguh tidak menyenangkan, kenapa? Karena kau harus tetap bekerja di saat semua orang telah beristirahat. Terlebih lagi, ada banyak sekali cerita-cerita hantu tentang seorang pekerja yang melakukan lembur.

Lemburku kali ini tidak sendirian, karena aku ditemani oleh rekan kerjaku, Tony, dan dia juga mendapatkan lembur.

"Kerjaan masih banyak, Di?" tanyanya kepadaku.

"Iya, lumayan, saya masih banyak yang harus di selesaikan malam ini. Bagaimana dengan kerjaan mu, Ton?" tanyaku pada Tony.

"Engga banyak, tinggal sebentar lagi." Tony terlihat sedang sibuk, jari-jarinya mengetik papan keyboard di depan layar komputernya tanpa henti. Tak lama kemudian dia bangkit dari meja kerjanya. "Selesai," ucapnya.

"Kau sudah selesai?" tanyaku.

"Iya." Toni lalu membereskan meja kerjanya dan mengambil tasnya. "Baiklah, saya deluan ya, Di."

"Iya, Ton."

Kemudian Tony beranjak dan pergi, meninggalkan aku sendiri di kantorku.

Aku pun segera mengerjakan pekerjaanku dan segera menyelesaikannya, karena aku tidak ingin ada kejadian yang aneh-aneh menimpaku lagi.

Saat sedang fokus bekerja, tiba-tiba saja aku mendengar suara seseorang sedang membuka pintu. Aku segera bangkit dan melihat.

"Loh, Pak Andi?" sapa seseorang ketika dia membuka pintunya, dan ternyata itu adalah Pak Agus, security perusahaan ini.

"Aduh, Pak Agus, bikin saya kaget saja!" ucapku.

"Maaf, Pak. Saya tidak tahu, kirain saya tidak ada orang, lalu saya melihat lampu menyala saya ingin mematikan lampunya, eh ternyata ada Bapak." ucap Pak Agus, "lagipula, Bapak ngapain malam-malam begini, Pak?" tanya Pak Agus.

"Saya lembur, Pak. Banyak kerjaan," jawabku.

"Oh, yasudah, Pak. Saya mau lanjut patroli dulu," ucap Pak Agus lalu meninggalkanku.

Dan akhirnya aku kembali sendirian di kantorku.

Hari sudah semakin malam namun aku belom juga menyelesaikan pekerjaanku. Masih banyak file-file yang harus ku isi.

Tiba-tiba saja hawa malam ini sangat dingin, lalu aku pun mematikan ACnya. Namun setelah AC sudah mati, hawa dingin itu tetap ada. Namun aku tetap berusaha fokus dengan pekerjaanku.

Tiba-tiba terdengar lagi suara seseorang membuka pintu, aku segera menoleh dan ternyata itu adalah Tony.

"Loh, Ton? Kamu ngapain? Kok balik lagi?" tanyaku.

"Iya nih, Di. Saya lupa salinan filenya belom saya pindahin ke komputer. Tadi, saat di perjalanan saya ingat dan saya memutuskan kembali lagi kesini," ucapnya. Dia kemudian segera menuju ke meja kerjanya dan mengerjakan pekerjaannya.

Entah kenapa aku merasa aku tidak bisa mengajak Tony bicara, apa memang karena dia sedang serius, ya? Jadi aku segan untuk mengajaknya bicara. Kemudian aku pun memutuskan untuk membuka percakapan, "oh iya, Ton. Tadi lihat si Agus ga?" tanyaku.

"Agus? Siapa?" Tony kembali bertanya.

"Itu, Pak Agus, satpam," ucapku.

"Oh, Pak Agus. Katanya sih sekarang dia lagi ga masuk, dia lagi sakit, katanya," ucap Tony.

Aku kaget ketika mendengar perkataan Tony, "yang bener, Ton? Tadi barusan ada si Agus, loh. Dia baru aja ke sini. Bilangnya mau patroli."

"Ah, ngaco aja. Tadi juga saya liat di bawah yang jaga cuma si Kisman sendiri, ga ada si Agus," jelas Tony.

"Jadi, tadi siapa?" aku kaget mendengarnya.

"Gatau juga. Mungkin kamu ngantuk kali, ya. Mau saya bawain kopi? Sekalian saya mau beli kopi dulu," Tony menawarkan.

"Yaudah, boleh deh Ton."

Kemudian Tony segera pergi, meninggalkanku.

Aku kembali melanjutkan pekerjaanku, dan tidak mau memikirkan hal-hal aneh.

Tiba-tiba aku merasakan lapar di perutku, kemudian aku segera mengirim pesan ke Tony bahwa aku juga meminta tolong padanya untuk membawakan makanan. Pesan itu terkirim namun Tony tidak membalasnya.

Tak berapa lama kemdian Tony pun kembali dan membawa dua gelas kopi.

"Ton, pesan saya tidak masuk?" tanyaku pada Tony, karena kulihat Tony tidak membawa makanan.

"Pesan? Oh, maaf, Pak. Handphone saya mati, jadi tidak tahu," jawab Tony.

"Yasudah," ucapku.

Lalu kami pun melanjutkan pekerjaan kami.

Tak lama kemudian aku mendapatkan sebuah pesan masuk, aku kaget ketka melihat nama pengirim pesan tersebut, pesan itu dikirim oleh Tony dan bertuliskan, "maaf, Pak? Maksudnya makanan apa? Saya sudah dirumah, Pak."

Mataku terbelalak ketika membaca pesan itu. Aku pun melihat Tony yang ada di sebelahku. Dan tiba-tiba saja kulihat wajahnya sangat pucat. Aku kaget namun aku menutup mulutku agar tidak berteriak.

Tiba-tiba pulpen yang berada di mejaku terjatuh dan aku pun mengambilnya. Tanpa sengaja kulihat bagian bawah Tony dan tidak ada kakinya. Ketika aku kembali bangun Tony menatapku, dengan matanya yang putih dan wajahnya yang sangat pucat.

"Aarrgghh!!!" aku berteriak, dan aku tidak sadarkan diri.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak bekerja lembur lagi.

The End.

*******


Author's Note:
Karena Pak Andi sudah memutuskan untuk tidak melakukan pekerjaan lembur lagi, maka, saya akhiri kisah lemburnya Pak Andi, cukup sampai disini.

Creepystory IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang