Stress

188 17 0
                                    

Setres. Setres adalah sifat alamiah manusia, setiap orang pasti pernah merasakan setres. Tak perduli siapa kau dan apa profesimu, entah itu Pelajar, Pekerja, Pedagang, Karyawan, bahkan Pengangguran sekalipun pasti pernah merasakan setres.

Cara mengatasi setres itu pun bervariasi, tergantung seberapa kuat kau menghadapi rasa setres pada dirimu, dan tak jarang orang yang melakukan bunuh diri karena setres. Aku sangat kasihan terhadap mereka yang melakukan bunuh diri karena dikalahkan oleh pikiran mereka sendiri.

****

Namaku adalah Cinta. Aku mempunyai seorang pacar, yang sepertinya akhir-akhir ini dia sedang merasakan setres. Aku tidak berani mendekatinya karena mungkin saja itu akan memperburuk keadaan, karena terakhir kali aku menjalani hubungan dengannya kami bertengkar. Sejujurnya aku masih sangat menyayanginya, aku merasa kasihan, tapi aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh.

Sesekali aku mengecek ke rumahnya aku melihat keadaannya yang sangat parah, berantakan dimana-mana, sampah berserakan, dan yang kutahu dia tidak berangkat bekerja beberapa hari ini. Andai saja aku bisa datang dan merangkulnya, dan mengajaknya berbicara mungkin itu bisa membuatnya sedikit lebih baik.

Aku sering melihatnya melakukan hal-hal gila. Dia terkadang sering menyakiti dirinya sendiri, seperti meggores tangannya dengan cutter, mengukir sesuatu dengan cutter. Namun aku pikir setelah dia melakukan hal itu dia langsung terlihat seperti orang yang berbahagia, dia seperti merasakan suatu sensasi yang berbeda. Terkadang, jika dia ingin melukai dirinya aku sengaja menghilangkan cutternya, dan dia selalu marah dan memukul tangannya ke tembok beberapa kali dan membuat banyak darah di punggung tangannya. Dia selalu melakukan hal apa saja demi membuat dirinya terluka.

Sesekali dia keluar rumah hanya untuk membeli beberapa makanan, dan aku selalu mengikutinya, bersembunyi darinya. Saat aku sedang mengikutinya tiba-tiba saja aku tertuju pada lengan kanannya, kulihat disitu terukir namaku, 'Cinta' yang mungkin dia ukir menggunakan cutter. Aku yang melihat itu tak bisa menahan air mata. Sepertinya dia masih mengharapkan ku, dan dia masih menyayangi ku.

Setelah dia selesai dia kembali ke rumahnya, dan hanya duduk di sofa lalu menonton televisi dan hanya memakan cookies. Aku bahkan tidak tau, kapan dia terakhir kali makan dengan baik. Aku benar-benar sangat menghawatirkan kesehatannya. Bahkan ia duduk disana sampai membuatnya tertidur.

Keesokan harinya, aku mulai tidak tahan dengan sikapnya yang sekarang, aku ingin membuatnya menjadi lebih baik, aku ingin merangkulnya. Kuputuskan malam ini aku akan menemuinya. Aku pun segera pergi dari tempatnya, dan akan segera kembali pada malam hari.

Saat malam aku melihat rumahnya dari seberang jalanan, karena rumahnya memang berada di seberang jalan. Tiba-tiba saja, aku melihat dia di jendela, dan aku menatapnya dari bawah. Karena memang jendela itu berhadapan denganku. Saat dia menengok kebawah tiba-tiba saja dia menyadari keberadaanku, dia melihatku dengan bergelimang air mata, aku pun melihat dan memanggilnya, "sa-sayang?" Kulihat dia sepertinya mulai mengeluarkan air mata dan segera berlari dari jendela itu. Tak lama kemudian, dia sudah berada di depan pintu. Dengan bergelimang air mata dia melihat ku dan memanggilku, "Ci-Cinta? Kaukah itu?"

Aku pun menjawab, "iya, ini aku." Aku segera membuka kedua tanganku dan ingin merangkulnya. Dia pun berlari kearahku. Namun dari jauh tiba-tiba ada mobil yang melaju dengan cepat dan,

Duarr!!!!

Mobil itu pun menabrak pacarku dan membuatnya terpental jauh. Aku pun segera berlari dan menghampirinya.

Dengan nafas yang terengah-engah, dan darah yang keluar dari mana-mana, dia berusaha menangkap tanganku namun tidak bisa. Namun, sesaat dia berkata, "ma-maafkan aku. Ma-maafkan aku karena telah memarahimu, maafkan aku karena telah mencampakan mu. Aku telah menyesal melakukan ini, a-aku-"

"Sst." Aku menghentikan pembicaraanya dan berkata, "aku telah memaafkan mu, sayang. Aku tau kau merasa sangat bersalah atas kelakuan itu, aku selama ini selalu memperhatikan mu. Aku menyanyangimu."

"Mu-mungkin jika aku tidak membunuhmu aku tidak akan mengalami hal seperti ini. Dan sekarang aku pun mendapatkan balasanya," tiba-tiba saja ada banyak darah yang keluar dari mulutnya.

"Kalau begitu, maukah kau ikut denganku? Sekarang kau aman, sayang. Aku menyayangimu."

"Te-terima kasih karena telah memperdulikanku selama ini. Sepertinya inilah akhirnya, a-aku menyayangimu."

"Aku juga sayang"

Setelah itu dia telah menutup mata untuk selamanya.

*****

Beberapa hari kemudian, Polisi menyelidiki rumah pacarku. Karena setelah kejadian itu para tetangga menganggapnya sudah gila. Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya Polisi dapat menemukan jasadku dan akhirnya mereka menguburkan ku. Dan sekarang, akhirnya aku bisa pergi dengan tenang, dan semuanya telah selesai.

The End

Creepystory IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang