Wish Arga

4.8K 195 5
                                    

Emelin meletakkan surat itu diatas meja. Senyum terukir di bibir Emelin. Ia terus mengingat kata yang terlontarkan dari mulut Arga di surat itu.

"Saya berharap pemilik hati saya itu, kamu. Seseorang yang sedang membaca surat ini"

Emelin memegang surat itu lagi dan melipat dengan rapi lalu disimpan di dalam lacinya.

"Arga? Ngapain dia telpon gue?"

Emelin langsung mengangkat telpon itu.

"Hallo Emelin? Gimana lo sudah baca surat dari gue?"

"Udah"

"Lo masih nggak percaya sama gue?"

"Nggak gampang buat gue percaya sama lo"

"Apa yang harus gue lakuin supaya lo percaya sama gue. Kalau gue emang suka dan sayang sama lo. Ayoo bilang ke gue, Emelin! Jangan lo gantung gue terus terusan. Jangan lo suruh gue buat ngejar ngejar lo terus terusan!"

"Siapa yang suruh lo buat ngejar gue? Gue nggak nyuruh lo ngelakuin semua buat gue! Lo sendiri yang ngelakuin gue kayak gitu!"

"So, terserah lo mau ngejar gue apa enggak itu terserah lo, Arga."

"Ingat Emelin! Gue cowok. Cowok itu butuh kepastian yang jelas dari cewek yang dia sayangi. Sama seperti gue! Gue butuh kepastian yang jelas dari lo. Lo yang gue sayangi"

TUUT...TUUT

Arga mematikan telpon secara sepihak.

Emelin meletakkan ponselnya diatas meja. Pelan pelan mencerna kata demi kata yang Arga ucapkan.

"Segitunya Arga perlakuin gue kayak gitu"

"Halah palingan itu juga rencana Arga"

***

Pagi hari telah menyapa. Emelin menyusuri koridor dengan lunglai.

"Pagi banget gue dateng ke sekolah" dumel Emelin

Ia masuk ke kelas dan langsung duduk dibangkunya. Emelin merogoh laci bangkunya. Dan

Pagi gadisku. Masih dengan perasaan yang sama. Aku menyayangimu. Lebih dari apapun

-Arga-

Emelin kaget mendengar tulisan yang ada di kertas itu. Kapan Arga meletakkannya? Emelin terus berpikir. Apa mungkin ada yang jahil kepadanya.

Ia menarik napasnya panjang panjang. Lalu ia menaruh kertas itu ke dalam tas ranselnya.

DRRT..DRRT

Hey gimana? Sudah baca belum? Kalau belum baca coba lihat di laci bangku lo. Gue sayang lo.

Emelin menggigit bibir bawahnya. Arga berhasil membuat pipi Emelin memanas meskipun lewat chatingan.

"WOYY Emelin! Ngapain ngelamun sambil lihatin layar ponsel terus. Oh jangan jangan Arga ngebaperin lo lewat chat yaa"

Suara cempreng itu membuyarkan lamunan Emelin. Emelin mendengus kesal

Waiting For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang