Stay With Me

3.2K 155 0
                                        

Kegiatan api unggun semakin malam semakin rame. Arga yang sedari tadi duduk di sebelah Emelin.

"Gue mau duduk disebelah lo terus!" Emelin terkejut mendengar ucapan Arga.

"Kenapa gitu?"

"Karna gue nggak mau kehilangan lo. Gue takut lo direbut orang lain"

"Lebay deh, Arga" Arga memeluk pinggang Emelin dari samping.

"Gue takut lo dibuat nyaman sama orang lain, selain gue" Emelin menidurkan kepalanya di bahu Arga.

"Nggak segampang itu gue nyaman sama orang lain, selain lo"

"Lah manggilnya sekarang lo-gue bukan aku-kamu lagi?" tanya Arga.

"Situ yang mulai duluan"

Dari kejauhan Arma memandangi Arga dan Emelin sambil mengepalkan tangannya.

"Emelin harus jadi milik gue" lirih Arma pelan.

"Gue nggak akan ngebiarin bajingan kayak lo ngerebut kebahagiaan gue!"

Arma langsung menghampiri Arga dan Emelin.

"Lo belum kenalin cewek lo ke gue" sahut Arma

"Nggak perlu! Lagi pula lo udah kenal" jawab Arga dengan sinis

"Cewek lo cantik" Arma memegang dagu Emelin dan Arga langsung menghempaskannya dengan kasar.

"Jangan sentuh dia" Arga menyuruh Emelin untuk mundur

"Arga udah! Jangan ribut disini" bisik Emelin dengan nada ketakutan.

Arga langsung menarik tangan Emelin meninggalkan Arma.

"Sekarang lo boleh bahagia dulu Emelin. Gue bakal bikin lo lebih menderita dari yang gue rasain" lirih seseorang yang saat ini memandangi Emelin dan Arga.

Arga membawa Emelin kembali ke tenda.

"Udah kamu istirahat yaa. Besok pagi kita udah pulang" Emelin menganggukan kepala

"Aku takut" Arga mengelus rambut Emelin pelan pelan.

"Kamu nggak usah takut. Aku jagain kamu di depan sini kok"

Emelin menganggukan kepala dan langsung menutup tendanya.
Arga dengan siaga menjaga Emelin dari luar. Ia tak mau meninggalkan kekasihnya. Ia tak mau membuat kekasihnya ketakutan.

"Emelin, jaga diri kamu baik baik. Jangan percaya dengan omongan siapa pun. Di luar sana ada yang berniat jahat dengan kamu. Cuma Arga yang bisa menjaga kamu dari mereka semua"

Emelin langsung terbangun dari tidurnya. Ia terus bertanya tanya mimpi apa itu.

"Maksud dari mimpi itu apa?"

"Mereka siapa?"

"Cuma Arga yang bisa menjaga aku?" Emelin terus memikirkan maksud mimpi itu

Mimpi itu pertanda untuk Emelin. Entah pertanda buruk atau baik.

Emelin langsung keluar dari tenda. Ia melihat Arga yang masih tertidur di depan tenda nya. Ia menjaga Emelin dari semaleman.

"Arga bangun" Emelin menepuk pelan pipi Arga.

"Pagi sayang" lirihnya pelan yang masih memejamkan matanya.

"Pagi. Ayoo kamu bangun" Arga menganggukan kepala

"Bentar yaa. Masih ngantuk"

"Argaaaa" teriak Emelin.

Arga menarik nafasnya panjang panjang. "Kiss dulu" Arga menunjuk pipi kirinya

"Ogah"

"Malu yaa. Banyak orang kan. Yauda ayooo mojok disana sama aku"

"Argaaaa"

Arga tertawa melihat Emelin. "Kiss dulu" paksanya lagi

Emelin melihat keadaan dulu dan langsung mengecup pipi kiri Arga.

"Makasih"

"Modus lo"

"Bodo!"

"Meskipun gue modus lo suka kan?" ledeknya.

"Lo belum mandi yaa?" tanya Arga tiba tiba

Emelin menganggukan kepala. "Jelas, bau badan lo sampai kesini"

"Bodo! Meskipun gue bau lo cinta kan sama gue?" kali ini Emelin yang meledek Arga.

"Gue nggak cinta tuh sama lo"

"Argaaa! Lo bercanda kan?" tanya Emelin.

Arga terdiam. "Gue serius"

Emelin pergi meninggalkan Arga. "Gue emang nggak cinta sama lo. Tapi gue pengen bawa lo ke KUA sekarang juga"

"KUA?"

"Iyaa pengen bawa lo ke KUA buat nikahin lo"

"Pengen tidur sekamar sama lo. Pengen seranjang juga sama lo. Pokoknya pengen milikkin lo seutuhnya"

"Ogah"

"Emelin" panggil Arga dengan lembut

Emelin menoleh ke belakang. "Apa?"

"Nikah yok sama gue sekarang juga! Lo mau kan?" tanya Arga skakmat

"Nikah?"

"Ampun bang. Neng masih kelas sepuluh. Neng masih mau sekolah"

"Astaga pacal aku bodoh banet ya allah" Emelin mendengus kesal

"Meskipun pacal aku bodoh tapi aku tetep cinta ya allah" Emelin langsung menjitak kepala Arga.

"MAMPUS LO!!!"

"Lebay deh" kata Emelin.

Arga pergi meninggalkan Emelin. Emelin terus berjalan mengikuti Arga dari belakang.

"Lah ngapain ngikut?" tanya Arga

"Ini gue mau ke kamar mandi. Masih mau ngikut?"

"Yauda kalau mau ngikut sekalian mandi bareng pacal" Emelin menggelengkan kepalanya

"Yauda gue balik"

"Emelin Emelin. Polos banget pacal gue" teriak Arga namun Emelin menghiraukannya.

"Gue nggak akan ngebiarin kebahagiaan gue lo rebut lagi" ucap Arma tiba tiba

"Kebahagiaan lo? Sorry Emelin itu kebahagiaan gue"

"Dan gue nggak akan ngebiarin lo rebut kebahagiaan gue" jawab Arga dengan tegas.

"Lo lihat aja nanti. Emelin akan jadi milik siapa" sahut Arma. Ia langsung meninggalkan Arga

Arga memandangi punggung Arma dengan tatapan permusuhan.

"Emelin itu kebahagiaan gue! Bukan kebahagiaan lo" lirih Arga pelan sambil mengepalkan tangannya.

***
Wih Arga dan Arma kenapa tuh? Mau dong ke KUA sama Arga. Kritik dan sarannya saya tunggu.

Waiting For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang