Arga langsung mencari sosok Emelin. Ia berlari ke lantai 2.
Mungkin ada di kamar.
Arga melihat Emelin dengan memeluk lututnya. Emelin ketakutan.
"Hei kamu kenapa" sapa Arga pelan
Emelin langsung memeluk tubuh Arga. Emelin menangis.
"Aku takut" suara Emelin gemetaran.
"Nggak usah takut. Ada aku di sini" Arga mengelus rambut Emelin. Memberi ketenangan untuk kekasihnya.
"Ayoo cerita" Arga melepaskan pelukannya.
Keadaan Emelin kacau. Terlihat seperti orang depresi.
"Tad.. Tadi kak Ar.. Armaa men.. menci.. Cium a.. Akuu"
Arga langsung mengepalkan tangan nya. Ia sakit. Sakit melihat Emelin seperti ini. Dan itu karna abang nya.
Bajingan. Anjing lo
Arga memegang pipi Emelin. Ia memberikan ketenangan untuk kekasihnya.
"Gimana ceritanya?" tanya Arga
Emelin menarik nafas nya panjang panjang.
Flashback on
Suasana malam ini hujan deras dengan petir yang tak kunjung berhenti. Di rumah hanya ada Emelin dan pembantu nya. Deni? Ia tak melihat nya sedari tadi. Mama dan papanya? Sibuk.
Emelin menutup telinganya dengan telapak tangannya. Ia takut dengan suara petir. Ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
DRRT.. DRRT
Arma Dianto : aku ada di luar. Mau ngomong sesuatu.
Emelin langsung keluar menemui Arma yang ada di depan rumahnya.
"Ada apa?" tanya Emelin to the point
"Apa lo nggak pernah ada rasa sedikit pun sama gue?" Emelin menundukkan wajahnya. Takut.
"Jawab!" bentaknya.
Bibi kemana? Udah tidur kah?
"Aku nggak ada rasa sama kamu, kak"
Arma menarik nafasnya panjang panjang. "Kenapa lo harus suka sama Arga? Adek gue?"
"Yang gue tau, cinta itu nggak bisa memilih dimana dia akan bersinggah"
Yang tadi nya aku-kamu sekarang lo-gue.
"Tapi gue pengen nya cinta lo bersinggah di hati gue! Bukan di hati Arga"
Emelin menggelengkan kepala. "Cinta nggak bisa dipaksain. Nggak bisa kak"
Arma langsung mendorong tubuh Emelin. Tubuh Emelin langsung mentok ke tembok.
"Gue nggak pernah rela lo jadi milik Arga"
"Dari dulu Arga udah ngerebut semua kebahagiaan gue"
"Dan kali ini, gue nggak akan ngebiarin Arga ngambil lo dari gue"
Arma semakin mendekat ke arah Emelin. Arma mengangkat dagu Emelin. Mata mereka bertemu di satu titik. Emelin ketakutan.
CUP
Arma menempelkan bibirnya di bibir Emelin. Ia melumat bibir Emelin. Emelin menolak namun Arma terus melumat bibir itu. Emelin menangis. Ini paksaan. Ia tak suka dengan perlakuan Arma.
Arma menghentikan aksinya. Arma menghapus air mata Emelin dengan kasar. Ia langsung menarik tubuh Emelin kedalam pelukannya.
"Gue sayang sama lo. Maaf"
Arma melepaskan pelukannya. Ia langsung keluar dari rumah Emelin.
Gue benci sama lo, kak. Lo kasar sama gue. Gue nggak suka.
Flashback off
Arga berdiri meninggalkan Emelin.
"Kamu mau kemana?" tanya Emelin
"Gue nggak rela Arma ngerendahin harga diri lo. Gue nggak suka dia perlakuin lo kayak sampah"
"Argaa nggak usah. Kamu jangan apa apain dia"
Arga tersenyum sinis lalu menghampiri Emelin lagi.
"Cowok mana sih yang bakal diem aja lihat ceweknya diperlakuin kayak sampah?"
Emelin menundukkan wajahnya. Arga marah. Emelin takut melihat Arga yang seperti ini.
"Dan gue. Gue nggak bakal diem aja. Lo. Lo cewek gue diperlakuin kayak sampah"
"Arma emang bajingan. Gue nggak bakal diem aja bajingan kayak gitu"
Arga menutup pintu rumah Emelin dengan keras. Dan melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Setelah sampai rumah, Arga langsung mencari Arma.
Kemana bajingan itu?
Arga langsung mencari di kamar Arma. Itu bajingan nya. Arga langsung menarik kerah baju Arma. Arma kaget dengan perlakuan Arga.
"Bajingan lo!"
"Maksud lo apa?" tanya Arma
"Maksud lo apa? Lo yang apa apaan? Perlakuin Emelin kayak sampah gitu"
"Sampah?"
"Lo kira gue nggak tau. Lo kemarin malem datang. Setelah itu. Lo cium Emelin dengan paksaan"
Arga tersenyum sinis.
"Emang kenapa? Lo marah?"
"BANCI LO!"
Pukulan Arga berhasil mendarat di pipi mulus Arma.
BUG
BUG
BUG
"DASAR BANCI LO!"
Arga terus memukul Arma. Arga tak mempedulikan keadaan Arma yang sudah parah.
"Lo cowok kan?"
"Katanya lo cinta sama Emelin?"
"Kalau lo cinta, jagain Emelin. Bukan, malah ngerusak dia!" bentak Arga di depan muka Arma
"Lo nggak pantes jadi cowok! Lo pantesnya jadi cewek pake rok sekalian" Arga tertawa sinis
"Ayoo ngomong. Bisu yaa?" bentak Arga lagi
"Lo nggak tau keadaan Emelin sekarang? Setelah lo perlakuin dia kayak gitu. Emelin ketakutan. Ia trauma mengingat kejadian itu. Kejadian sampah dan yang ngelakuin kejadian itu juga kayak sampah"
"Anjing lo! Lo yang sampah" Arma berdiri. Dan kali ini ia yang membentak Arga.
"Sampah teriak sampah. PAMALI"
Arga menepuk bahu Arma. Setelah itu pergi meninggalkan Arma.
"KALAU LO PERLAKUIN EMELIN KAYAK SAMPAH LAGI. GUE BAKAL NGELAKUIN LEBIH DARI INI. MUNGKIN GUE BAKAL BUNUH LO, SEORANG SAMPAH"
Arga menutup pintu rumahnya keras. Dan pergi menemui Emelin. Ia tak tega meninggalkan Emelin dengan keadaan yang kacau seperti itu.
Gara gara bajingan itu, Emelin jadi gini.
"Bajingan lo" Arga memukul setir mobil nya
Arga masih tak terima Emelin di perlakukan seperti itu.
"Banci banget lo"
Arga menambah kecepatan mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For you
Roman pour AdolescentsBerawal dari tantangan untuk mendekati Emelin yang di berikan oleh Gio dan John kepada Arga. Emelin Ayudia, gadis cantik dan mempunyai mata sipit. Hari demi hari, Arga terus mendekati gadis itu, berusaha membuat gadis itu jatuh hati kepada dirinya...