"Lo udah makan belum?" tanya Arga dengan lembut
"Belum"
"Mau gue suapin?" Emelin menggelengkan kepala
"Lo sekarang lagi ada dimana?"
"Lagi dimall yang disebelahnya toko buku DINDA tau nggak?" Arga menganggukan kepala
"Yauda gue kesana"
Video call dimatiin Arga secara sepihak.
Emelin langsung mengetikan sebuah pesan untuk Caca.
"Gimana tadi? Video call?" tanya Caca
"Yaa gitu. Bentar lagi Arga mau kesini" Caca tersentak
"Dia mau ngajak lo jalan tuh. Yauda gue pulang yaaa" Caca pergi meninggalkan Emelin
"Daaaah"
Cukup lama menunggu Arga yang tak kunjung datang.
Lo dimana? Jadi nggak? Kalau nggak jadi, gue pulang. Sekarang gue lagi ada di lantai 3 ditempat roti b*******k
Send!
Lima belas menit Emelin menunggu Arga.
"Maaf buat lo nunggu lama" suara Arga terdengar ngosngosan
"Iya deh. Nih minum" Emelin menyerahkan minuman ke Arga
"Buat gue?" Emelin menganggukan kepala
Arga langsung menyeruput minuman itu sampai tak tersisa.
Mereka berdua keliling mall ini sambil tangan Arga terus menggandeng tangan Emelin, sangat erat.
"Lo mau beli baju, nggak?" Emelin menggelengkan kepala
"Kalau mau beli baju, ambil aja. Entar gue bayarin kok" Emelin menggelengkan kepala
"Gue---" ucapan Arga terpotong
"Hai Arga" Arga menoleh ke sumber suara
"Adinda?" Arga tersentak kaget
"Siapa dia?"
"Kamu apa kabar? Aku kangen sama kamu, Arga" cewek itu langsung memeluk tubuh Arga tepat di depan mata Emelin.
Nyesek
"Selama ini aku nyariin kamu. Kamu kemana aja?" tanyanya masih dengan posisi ia memeluk tubuh Arga
Sekujur tubuh Emelin panas melihat dan mendengar semuanya. Emelin cemburu.
Arga melepaskan pelukan itu.
"Adinda" lirih Arga
"Kenalin ini Emelin, pacar gue" Arga memeluk pinggang Emelin dari samping
Adinda menatap mata Emelin dengan sinis. Emelin hanya menundukkan wajah.
"Udah yaa gue pergi dulu" Arga menarik tangan Emelin menjauh dari situ
"Kita pulang yaa" Emelin menganggukan kepala
Sesampai di parkiran mall ini Arga menyuruh Emelin untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Emelin?" Emelin langsung menoleh ke arah Arga
"Adinda itu cuma temen SMP gue"
"Kayaknya dia suka sama lo" Arga menarik napasnya panjang panjang
"Dia emang suka sama gue dari SMP kelas 1"
"Gue sama dia juga sempat menjalin hubungan. Tapi hubungan gue sama Adinda cuma seminggu aja. Dan gue fikir itu hanya sebatas cinta monyet"
Emelin tersentak.
"jujur waktu itu gue emang sayang banget sama dia. Tapi itu, dulu. Semenjak kejadian itu gue udah nggak ada rasa lagi sama dia"
"Kejadian apa?" tanya Emelin
"Waktu kelas 3 SMP gue ngelihat Adinda sama cowok lain dan mereka berdua sedang ngomongin gue. Dan lo tau apa yang mereka omongin?" Emelin menggelengkan kepala
"Adinda cuma mainin gue. Adinda nggak pernah ada rasa sama gue. Dan semenjak itu gue benci sama Adinda dan pindah sekolah"
Emelin menarik napasnya panjang panjang.
"Sekarang lo masih suka sama dia?"
"Enggak! Gue suka dan sayangnya cuma sama lo"
"Iyaa lo, Emelin" Emelin menatap mata Arga dengan sinis
"Mulai deh"
"Jadi, gue harap lo jangan percaya dengan gosip gosip yang bisa ngerusak hubungan kita"
"Hubungan kita?"
"Katanya mau jauhin gue"
"Gue nggak bisa jauhin lo" Emelin mendengus kesal
"Terserah deh"
Emelin langsung turun dari mobil dan masuk ke rumahnya.
DRRT..DRRT
"Nomer siapa ini? Kok telpon gue?"
"Hallo"
"Emelin yaa?"
"Iyaa ini siapa?"
"Gue Arma cowok yang tadi di toko buku"
Emelin menganggukan kepala.
"Nanti malem lo sibuk nggak?"
"Enggak. Emang kenapa?"
"Gue mau ngajak lo jalan jalan. Lo mau nggak?"
"Kemana?"
"Makan makan gitu atau apa kek. Terserah lo"
"Yauda deh. Tapi jangan malem. Nanti sore aja"
"Oke! Gue tunggu lo di depan toko buku DINDA yaa. Nanti ke tempat makannya bareng gue"
"Iyaa"
Emelin langsung mematikan telpon secara sepihak.
Kini jam sudah menunjukkan pukul jam 3 sore. Emelin mondar mandir sambil menunggu si Arma.
BREEM..BREEM
Motor gede Arma berhenti di depan Emelin. Arma melepaskan helmnya.
"Udah dari tadi nunggunya?"
"Nggak kok. Baru 5 menit nunggu disini" Arma tersenyum sambil memberikan helm berwarna pink ke Emelin.
"Helm lo?" Arma tertawa sambil menggelengkan kepala
"Terus?"
"Itu tadi gue pinjem ke sepupu gue" kali ini Emelin yang tertawa
"Yauda buruan kamu naik"
Emelin tersentak. "Haa? Tadi panggil lo-gue sekarang aku-kamu"
"Yauda mulai sekarang kita panggilnya aku-kamu" Emelin hanya menganggukan kepala
Emelin langsung naik ke motor itu dan memakai helm itu.
"Pegangan! Entar jatuh, gimana?" Teriak Arma
Emelin memegang pinggang Arma.
"Ini mau kemana?" tanyanya
Emelin menarik nafasnya panjang panjang.
"Kan yang ngajak jalan kamu. Terserah kamu mau kemana. Aku ngikut aja"
Arma tersenyum. "Ternyata, kamu itu cewek penurut yaa"
Arma melihat tingkah Emelin di kaca spion motornya.
"Gue tertarik sama lo"
***
Arma? Siapa itu? Baru kenal si Arma sudah tertarik aja sama Emelin. Njirrr
Oh iyaa bagi Kalian yang berminat jadi Member WGC Generasi dua, silahkan daftarkan diri. Cek officialWGC Terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For you
Teen FictionBerawal dari tantangan untuk mendekati Emelin yang di berikan oleh Gio dan John kepada Arga. Emelin Ayudia, gadis cantik dan mempunyai mata sipit. Hari demi hari, Arga terus mendekati gadis itu, berusaha membuat gadis itu jatuh hati kepada dirinya...