Flashback: How it begin

143 19 0
                                    


Min yoongi, bocah berusia 7 tahun yang sangat imut. Dia anak yang sangat tidak menyukai keramaian dan penyendiri.

Eomma dan appa nya tidak memperdulikan perilaku anaknya yang sangat berbeda dengan anak-anak seusianya.

Min yoongi POV

Hari ini adalah hari yang sangat buruk. Aku pergi ke taman bermain bersama appa dan eommaku. Ku kira aku akan bahagia disana, tetapi sebaliknya. Saat aku sedang bermain di perosotan, ada satu anak yang mendorongku dari perosotan, aku terjatuh dan di kepalaku banyak sekali air, warnanya merah dan baunya sangat tidak enak.

Aku meminta pertolongan pada orang yang ada di taman, tetapi nihil, tidak ada yang mau menolongku.

Aku lari ke eomma ku yang saat itu sedang membeli es krim untuk hyung ku.

"Eommaaa! Ada air di kepalaku! Rasanya sakit dan baunya tidak enak! Ini air apa?".

Aku menunjukkan kepalaku dan eommaku hanya melihatnya sekilas.

"Bersihkan sendiri! Sudah sana, baunya amis!". Eomma terlihat mengusirku dengan tangan nya yang di kibaskan ke atas bawah dan membawa pergi hyungku yang terlihat sedang makan es krim tanpa mempunyai rasa kasihan.

Aku berlari ke appa yang sedang bersantai sambil merokok.

"Appaaa! Tolong aku membersihkan ini". Aku menunjuk kepalaku yang terdapat aliran air merah. Appa melihatku dengan tatapan marah dan melempar handuk kecil ke muka ku.

"Bersihkan sendiri! Kau sudah besar." Lagi-lagi tolakan yang aku dapat. Yah.. Sudah biasa.

Aku berjalan ke arah toilet yang ada di kanan taman. Belum sampai sana, aku sangat lemas, kepalaku sakit sekali, dan perlahan aku mulai menutup mata.
.
.

Bip bip bip …

Perlahan aku membuka mata. Aku mulai merasakan oksigen yang masuk dalam paru-paru ku.

'Aroma ini seperti.. Rumahsakit!'. Aku sangat phobia tehadap rumah sakit!.

Dulu aku pernah masuk rumah sakit saat umur 5 tahun karena perlu mendapat obat demam. Saat itu aku sedang bermain dan berlari bersama hyungku. Tanpa sengaja aku tidak bisa mengerem dan menabrak salah satu pintu ruangan. Aku masuk kesana tanpa sengaja dan melihat ada orang yang terbaring lemah sedang ditangani dokter.

Aku mendengar orang itu bergumam, seperti gumam an doa(?). Tak lama setelah itu, orang itu mulai menggeliat dengan liar seperti cacing, aku sangat takut melihatnya. Sang dokter pun kaget dengan kelakuan pasiennya itu, dan segera memanggil suster. Pasien itu mengangkat dadanya tinggi lalu kembali jatuh ke ranjang. Ku lihat dokter sedang memberi tahu dan suster menulis sesuatu. Samar samar ku dengar "tanggal 4 april.." Dan "semoga tuhan memberinya jalan disana." Aku terbelalak dengan kata kata dokter itu dan mulai berteriak. Bagaimana tidak? Barusan aku melihat orang yang diambil nyawanya.

Dokter melihatku dan segera menenangkanku, lalu membawaku keluar ruangan dan menemui hyung ku. Mulai saat itu aku sangat takut dengan rumah sakit, karena aku berfikir bahwa jika suster menulis sesuatu dan dokter yang mendikte, itu adalah kematianku dan arwahku melihatnya dari luar tubuhku.

Aku membelalakkan mataku dan meminta dikeluarkan dari ruangan ku berada.

"Eomma! Appa!! Keluarkan aku dari sini.. Aku takut!! Eommaaa! Hiks.. Appaa!." Eomma dan appa yang melihatku begini segera memanggil dokter dan bicara sesuatu. Lalu dokter pergi ke arah lemari kaca obat dan mengambil jarum suntik dan obat cair untuk suntik.

"Anak manis, kau harus tenang dan istirahat." Dokter itu berkata demikian sambil menancapkan jarum suntik yang berisi cairan dan memompa cairan itu masuk ke tubuhku. Aku tahu kalau aku tadi disuntik penenang karna dokter mengatakan 'tenang'.

Sebelum aku tidur, aku mengatakan dengan keras,

"EOMMA DAN APPA ADALAH ORANG YANG SANGAT KU BENCI!". Kata kata itu lolos begitu saja dari mulutku. Dan tentu saja memang dari hati yang paling dalam.

"Aku harap aku akan kehilangan kalian ber-dua", lirihku.

This WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang