Rombongannya sampai di Hotel Starship. Turun dari bus, para guru pendamping menghitung kelengkapan muridnya. Kelas pertama lengkap, kedua, ketiga,.. lengkap. Sampai di kelas kelima, kurang 1 orang murid.
Guru pendamping menghitung ulang di kelas kelima tadi, mereka pikir terjadi kesalahan dalam menghitung. 10 menit. Siswi yang satu tempat duduk dengan Jiae akhirnya mengangkat tangannya. Air mukanya cemas dan terlihat sangat bersalah.
"Ss-Ssaem?" Siswi tersebut berlari kecil mendekati gurunya.
"Ya? Ada apa?"
"Jiae—, Jiae tidak ada,"
"Terakhir kali dia bersama siapa?,"
"Tidak tahu?" Siswi tersebut meninggalkan pak guru. Raut wajahnya berubah drastis. Yang tadinya panik menjadi biasa saja.
Pak guru itu kemudian menghitung ulang siswa siswinya. Tetap saja ada satu siswi yang kurang. Pak guru tersebut berkomunikasi dengan guru lainnya dan menelepon petugas di kebun binatang.
Setelah melakukan komunikasi, petugas tersebut menyebar untuk mencari Jiae di dalam kebun binatang. Tidak lupa mengabarkan murid-murid untuk menunggu di dalam bus.
Yoongi duduk dengan nyaman. Tidur. Setelah hal yang ia lakukan pada Jiae. Ia bisa tidur dengan lelap. Akhirnya gangguan kecil itu lenyap.
2 jam kemudian Jiae ditemukan. Di dalam kandang komodo. Memerlukan waktu lama untuk menemukannya karena tubuh Jiae berada di dalam goa komodo.
Guru-guru panik mendengar kabar tersebut. Beberapa guru juga ada yang menangis dan menyusul ke kebun binatang. Petugas di kebun binatang sudah menelepon ambulan, polisi, dan beberapa dokter untuk mengurus mayat Jiae.
...
Suasana di dalam bus menjadi ramai, beberapa bertanya mengapa mereka tidak boleh turun dan beristrahat di dalam hotel. Tapi ada juga beberapa dari mereka tertidur nyenyak setelah 3 jam perjalanan dari kebun binatang ke hotel.
"Tunggu sebentar ya anak-anak, ada sedikit kesalahan koordinasi dengan hotel," jawab bu guru, bohong. Anak kelas cuma bisa menghela napas malas dan melanjutkan aktivitas yang mereka lakukan.
Setelah sekitar 2 setengah jam di dalam bus, anak kelas mulai tenang karena sudah banyak yang tertidur. Yoongi sudah bangun, ia menatap jendela, menerka-nerka apakah mereka akan menemukan pembunuhnya.
Tidak mungkin, aku itu sangat rapih -batin Yoongi
Sebuah smirk terlihat jelas di wajahnya. Jarinya menghitung berapa banyak yang sudah ia lenyapkan. Satu, dua, tiga, empat.
Entahlah, aku lupa -batin Yoongi
Cklek..!
"Anak-anak! Bangun, semuanya masuk ke hotel!" Mereka yang tidur, langsung bangun dengan perasaan senang. Akhirnya!. Seperti itu. Semua orang di bus turun tanpa menyisakan satu orang pun. Mereka semua mengantre masuk ke lobi hotel.
"Kau beneran tidak lihat Jiae?"
"Jiae dimana?"
"Ada yang lihat jiae?!"
Teman sekamar Jiae mulai berteriak memanggil namanya. Mata mereka menyisir orang-orang di lobi.
"Hei, kau lihat Jiae?" Tanya teman sekamar Jiae.
"Oh Ji Ae? Sejak bus kita sampai di hotel, aku kehilangannya, dan sejak kita berangkat dari kebun binatang juga Jiae tidak duduk di sebelahku," jawab yeoja itu, sepertinya yeoja itu yang duduk di sebelah Jiae di bus. Tapi ia tidak terlalu suka Jiae. Ketiga teman sekamarnya Jiae membeku.
"Aku sudah memberitahu ssaem, tenang saja," Yeoja itu pergi ke teman-temannya, menghentikan percakapan mereka.
"Jiae hilang?!" Ucap teman sekamar Jiae-Yumi
"Tidak, mungkin cuma tertinggal, kita tunggu saja." Ucap teman yang lain-Sera
Mereka akhirnya berhenti bicara dan mengantre untuk mengambil kunci kamar. Sedangkan Yoongi satu kamar dengan beberapa temannya yang tidak pernah ia anggap teman. Yaitu Jimin, Jin, dan Taehyung. Semua orang di sekolahnya tidak pernah ia anggap teman, karena toh mereka akan mati?
.
.
Next
⬇⬇
⬇⬇

KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Mystère / ThrillerMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...