Yoongi's POV
Ahjussi ini membawaku ke depan taman kecil yang sepi. Ia mulai menanyaiku beberapa hal mengenai karya wisata dan aku sangat tidak suka.
"Jadi benar tidak tau apapun?" Tanya Ford.
"Ya, saya lelah semalam dan tidur lelap," Jawabku jujur.
"Kau dekat dengan Taehyung?"
"Tidak," Jawabku.
"Kau bermusuhan?"
Ck, menyebalkan-batinku
"Tidak, aku baru pertama kali bicara dengannya saat satu kamar hotel dengannya," jelasku. Aku sangat mengutuk detektif ini. Ia menayaiku banyak hal, dan aku merasa terancam. Orang detektif seperti ini pasti memperhatikan mimik wajah orang, jadi aku harus hati-hati.
Ia memutar badannya ke arah lain lalu merogoh sakunya. Ford mengeluarkan rokok dari sakunya lalu mulai merokok. Aku memutuskan untuk mencoba santai dengan duduk di kursi taman di belakangku. Berdiri lama-lama membuatku capek.
"Jika saja pagi ini tidak ada kasus, pasti sekarang aku sedang menunggu masakan isteriku di meja makan," Ia menghembuskan asap rokoknya, lalu mulai bicara lagi. Namun kali ini dengan bahasa inggris.
"Sebenarnya aku kesal dengan pekerjaan seperti ini. Mereka memanggilku seenaknya untuk datang jika ada suatu kejadian, menyanyai orang-orang yang tidak ingin menjawab dengan benar,"
Sepertinya dia sedang mengumpatku-batinku
Sekali lagi Ford meniupkan asap rokoknya, lalu membalikkan badan ke hadapanku.
"Pertanyaan terakhir," aku menatap matanya yang menatapku malas.
"Pelakunya membunuh dengan zat yang tidak bisa di deteksi jika sudah masuk lambung. Tetapi tetap bisa kami dapatkan bukti-bukti pembunuhannya," Ford mulai memutar-mutar sebuah pernyataan. Membuatku semakin ngeri dengan tingkahnya yang terlalu santai. Ia lalu duduk di sampingku dan membuang rokoknya yang bahkan belum habis setengah.
"Sianida. Untung saja kau dan teman-teman sekamarmu yang lain tidak sikat gigi bersamaan. Jika iya, kalian akan mati pada hari dan waktu yang sama," Ternyata Ford sudah tau semuanya. Rencanaku sudah diketahuinya dengan rinci.
"Tapi.." aku menarik napas panjang, bersiap menerima pertanyaan terakhir yang ia putar-putar sejak tadi.
"Sebenarnya pelaku itu ingin membunuh salah seorang dari kalian. Jika saja kau yang mati duluan pagi itu, atau temanmu yang bukan sasarannya, maka pelaku itu akan kembali dan membunuh lagi," Jelasnya panjang lebar. Sebenarnya apa yang ingin ia tanyakan?
Ia berdiri.
"Jimin bilang kau bangun pagi-pagi sekali?"
Deg!
Pertanyaan terakhir yang seharusnya sangat penting justru adalah saat tadi pagi aku terbangun. Aku merasa ia mengetahui sesuatu tentang aku yang membunuh Taehyung.
Aku mencoba mengendalikan emosi dan ikut berdiri untuk bersiap kembali ke Jimin dan guru bahasa inggris.
"Ne, tadi pagi aku harus buang air kecil dan mengecek hpku," jawabku bohong. Ford melirikku lalu berjalan meninggalkanku.
"Kau bisa kembali," katanya.
Itu saja? Aku pikir ia mungkin detektif yang profesional, ternyata hanya segitu yang ia tanyakan. Ford tidak lebih dari orang yang lelah dan malas atas pekerjaannya. Mengingat tadi ia bercerita soal istrinya dan dirinya di rumah.
Tring!
Sebuah chat masuk ke aplikasiku. Chat dari Jimin.
.Jimin
-Kau sudah selesai?
Ya, barusan
-Bisakah kita bicara? Ini soal Taehyung
Di tempatmu tadi?
-Tidak, aku ke tempatmu.
Ya.
Aku tidak tau apa yang ia ingin katakan, tapi sepertinya penting dan.. rahasia? Jimin mau bicara di tempat sepi, taman ini. Ya, memang rahasia.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Mystery / ThrillerMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...