Min Yoongi, bocah berusia 7 tahun itu kini sudah remaja. Umurnya 14 tahun. Meski umurnya sudah menginjak usia remaja, perlakuan nya pada orang lain tetap sama seperti kejadian yoongi membunuh orang tua nya.
Kini Min yoongi tinggal bersama nenek nya di Seoul. Hanya tinggal ber-2 dengan mengandalkan pekerjaan sampingan. Bagaimana dengan hyung nya?, hyung nya yang bernama Jin, dituduh sebagai pelaku pembunuhan orang tua nya.
Flashback--
"Karena mereka memperlakukanku dengan buruk".
"S-siapa?? A-aku mohon jangan".
Yoongi mengangguk riang dengan bahagianya dan menyodorkan pisau yang sudah berlumurkan darah."Ini untukmu hyung, terimalah dan segera tidur." Dengan bimbang antara menerima atau tidaknya, Jin segera mengambil pisau di tangan yoongi dengan gemetar sambil menangis.
Setelah itu yoongi berjalan ke lemari kaca dimana tempat obat penenang beserta suntikan itu berada.
"Hyung, segeralah tidur, jangan pikirkan aku." sambil menyutikkan obat penenang.
Entah apa yang dipikirkan Jin, dia mengangguk tanda setuju dengan perkataan yoongi dan terjatuh lemas karena obat penenangnya.
Sesaat setelah hyungnya tidur, yoongi pergi keluar kamar dan meninggalkan hyungnya beserta mayat orang tua nya.
Jin POV
Keesokan paginya..
"Selamat pa- AAAAAAA!!!!" sudah jadwalnya Yoongi harus diberi obat. Pagi itu suster masuk kamarku dan menemukan mayat orang tuaku yang mengenaskan. Suster segera menghubungi unit UGD, dokter, dan satpam.
Aku hanya terduduk menyaksikan eomma dan appa di masukkan ke dalam kantung mayat. Begitu mengenaskan , meninggal secara tak wajar, dibunuh oleh anak kandungnya sendiri.
'Tunggu, semalam yoongi memberikan sesuatu' batinku.
Aku melihat ke balik punggungku dan melihat-Pisau??!. Pisau ini berlumuran darah?
'Tidak! Aku bukan pembunuh!'.
Seorang polisi mendekatiku, sontak aku terkejut dan kembali membunyikan pisau di balik punggungku.
"Nak, aku mau bertanya beberapa hal. Apa kau tahu siapa yang membunuh mereka?" tanya polisi. Aku membelalakkan mataku karena terkejut.
'Tidak!!'
"A-aku tidak tahu" jawabku bohong. Polisi itu tersenyum, membuatku sedikit lega,
"Ikut aku" aku terbelalak saat ia menyuruhku mengikutinya.
'Apa aku akan mati? Dipenjara? Berhenti memikirkannya jin! Itu hanya akan membuatmu semakin lemah!'.
Aku berdiri dan mengikuti polisi. Sepanjang lorong aku bergumam. Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa yoongi melakukan itu? Pasti ada alasannya! Dan alasan itu pasti tidak baik karena yoongi kabur setelah membunuhnya. Yoongi, dimana kau? Tolonglah aku.
Klang!
Suara apa itu? Kubalikkan badan ku untuk melihat apa dibelakangku.
Deg!
Pisau! Ternyata pisau yang ku sembunyikan di saku belakang jatuh!
'Tidak!'
Polisi itu melihatnya. Aku seketika membeku melihat polisi yang mendekati pisau nya.
"Ikut aku" ucapnya. Aku segera mengikuti polisi dan mereka membawaku ke dalam mobil.
Mobil yang dikendarai berhenti di gedung besar, aku tahu ini kantor polisi dan aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mereka menanyaiku banyak hal, dan pada satu titik mereka membawaku ke depan jeruji besi dan memasukkan ku ke dalam. Yah.. Aku tahu ini akan terjadi.
'Yoongi, jangan harap aku akan memaafkanmu.'
Flashback OFF
Min Yoongi bekerja sampingan di red Cafe. Setiap pulang sekolah dia bekerja. Tidak ada yang akrab dengan Yoongi, karena memang yoongi yang tidak suka bergaul.
Pulang sekolah saat itu cafe sedang sepi, dan yoongi merasa sangat bosan dengan suasana saat itu. Ia memutuskan untuk bersenang senang agar tidak bosan.
Yoongi menuju ke belakang cafe dan menemukan teman setempat kerjanya-Sujeong. Ia mendekati sujeong dan menyapanya. "hai" sapa yoongi. Sujeong yang membelakanginya menengok-nengok dan mencari siapa yang menyapanya. Sujeong melihat yoongi di sana, tetapi ia tidak berfikir bahwa yoongi yang menyapanya karena yoongi tidak pernah menyapa siapapun selama bekerja.
Akhirnya sujeong merasa janggal dengan yoongi.
"apa kau yang menyapaku?" Tanya sujeong. Yoongi tersenyum dan mendekati sujeong. Sujeong saat itu sangat terkejut dengan sikap yoongi.
Sekarang jarak mereka tidak lebih dari 30 cm. Yoongi tersenyum kembali.
"Panggil aku suga" ucap yoongi sambil tersenyum. Tangannya dia sembunyikan di belakang.
"Suga. memangnya ke-Aahhh!!!!" Ucapannya terpotong karena sebilah pisau dapur menancap di rusuk kanan nya. Sujeong jatuh berlutut dan terus berteriak menahan sakit.
"Tidak disini" ucap yoongi sambil tersenyum manis."B-bajingan!" Lirih sujeong.
Yoongi menyeret sujeong ke gudang bahan makanan dan me mutilasi sujeong yang sekarat. Ia menjerit, merintih. saat tiba dengan bagian kepalanya, Sujeong mengatakan sesuatu.
"matilah kau", Yoongi yang mendengar itu lalu menyeringai.
"tidak, kau duluan". Yoongi mengambil kapak dan dengan satu hentakan kepalanya menggelinding bagai bola, bola merah berambut.
Srattt!
Selesai dengan korbannya, yoongi memasukkan mayat sujeong ke dalam kantung plastik hitam besar beserta barang bukti yang akan dia bakar di perapian rumah.
Begitu kegiatan yang rutin 1 minggu sekali dia jalankan-membunuh orang. Tidak ada alasan lain dia membunuh orang selain untuk kesenangan pribadi.
'Pembunuhan di Red Cafe yang memakan 1 korban wanita ber inisial SJ hari ini sedang di lakukan pencarian pelaku. Belum diketahui pelaku pembunuhan karena belum ada bukti kuat, mayat wanita ini juga hanya tinggal kepala dan tidak diketahui dimana anggota badan lainnya'
'Minggu ini terjadi pembunuhan yang memakan 2 korban jiwa, diketahui korban hanya tinggal kepala dan tidak diketahui anggota badannya'
'Pembunuhan hari ini sama seperti 1 tahun yang lalu, seorang wanita hanya tinggal kepala ditemukan di kamar mandi sekolah'
---***
Annyeong! Hai.. udah lama ga nge publish di sini 😂 masih ragu soalnya😂
Oiya aku jg ada cerita lain lho(?) Judulnya Love Letter
Genre: romance
Main cast: -Banglyz-
-bangtan
-Lovelyz
-Jeon Jungkook
-Jeong Yein
-Kim Taehyung
-Ryu Sujeong
Bisa cari di work ku(?) Votement ya 😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Mystery / ThrillerMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...