A Day

14 3 0
                                    

Yoongi's POV ends

Keesokan harinya: Hari selasa.

Yoongi bangun jam 6 pagi seperti biasa di hari-hari sekolahnya. Mandi, lalu bersiap ke sekolah. Tidak ada yang spesial, ia lupa membeli susu dan sereal. Biasanya sebelum pergi ia pasti sarapan, pagi ini mungkin menjadi pagi yang agak kosong tanpa susu dan serealnya.

Yoongi berangkat dengan sepeda motornya. Dingin, tapi saljunya hari ini tidak deras, jadi tidak masalah untuknya. Biasanya ia sampai harus membersihkan salju-salju yang menumpuk di depan motornya.

Ia sampai jauh sebelum bel masuk berbunyi, lalu masuk ke kelasnya seperti biasa. Sudah banyak yang berada di kelas. Ia berjalan ke kursinya yang berada di tengah belakang. Sekilas ia melihat kursi di pojok depan yang diberi bunga juga bingkai foto. Ya, itu kursi Taehyung.

Jimin yang ketika itu melihat Yoongi datang, langsung membuang muka. Jimin terlalu takut melihat wajah Yoongi, apalagi mengingat malam itu, ketika ia membunuh kenalannya.

Pelajaran berjalan tidak seperti biasanya. Setiap sebelum pelajaran dimulai, guru-guru meminta anak kelas berdoa untuk kepergian teman/murid sekelas mereka. Menurut Yoongi itu agak berlebihan. Ya, pembunuh tidak akan pernah mendoakan korbannya.

Yoongi pulang dan sampai di rumah jam 4 sore. Saat itu ia lapar sekali, lalu memesan ramen dan soda secara online. Tidak lupa membeli susu dan sereal di online market.

"Sudah, hahhh" Yoongi merebahkan tubuhnya di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Lalu ia merasa ada yang aneh.

"Jimin tidak berisik lagi eoh?" Ucapnya. Lalu ia menggelengkan kepala keras-keras.

"Memangnya kenapa kalau dia tidak menghubungiku lagi?" Ia kembali mengusap wajahnya, Yoongi senang melakukannya, karena menurutnya itu bisa mengurangi beban pikiran.

15 menit Yoongi menunggu delevery man datang. Lalu TING TONG! Yoongi segera membukakan pintu. Ia sudah sangat lapar.

"Ramen dan soda?" Kata delivery man. Yoongi mengiyakan, lalu membayar semuanya. Sebelum menutup pintu ada yang memanggilnya dari luar,

"Permisi, dengan Min Yoongi?" Kata orang itu, yang ternyata delivery man dari online market. Yoongi meminta orang itu untuk menunggu sembari Yoongi menaruh makanannya di meja. Lalu kembali lagi ke luar dan menerima pesanannya. Sudah dibayar dari dompet digital, jadi tidak ada cash lagi.

Ia lalu memakan makanannya dengan lahap sambil menonton siaran di tv. Matanya terpaku pada berita yang disiarkan. Mayat Yein sudah ditemukan. Tetapi kata pembawa acara disitu, barang bukti, jejak, dan pelaku belum ditemukan. Cukup sekali untuk membuat Min Yoongi menyunggingkan bibirnya.

Sudah kubilang, aku bermain dengan bersih, -batin Yoongi.

Ia kembali melanjutkan makan lalu mengganti seragamnya dengan kaos polos berwarna hitam dan celana kolor. Kemudian ia bermain mobile game sampai jam 7 malam.

Setelah bermain game, ia pergi mandi dan mengerjakan PR. Yoongi ingin menutupi masa lampau dan kejahatannya dengan nilai akademik yang pantas dipuji. Jika seperti ini pastinya orang-orang tidak menduga bahwa Yoongi adalah buronan tanpa wajah. Maka ia melakukan semuanya, menjadi pintar dan rajin, lalu dipuji guru. Ya, walau pendiam, tapi apa orang pintar tidak boleh jadi pendiam?

Selesai membuat PR jam setengah 10 malam. Yoongi belum merasa mengantuk, ia lalu menyalakan hpnya dan mengecek kotak masuk. Tidak ada satupun kotak masuk dari Jimin.

Kenapa aku mencarinya? Ah molla! -batin Yoongi

Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu pergi tidur. Baru dua jam tidur, ia terbangun oleh ringtone chat masuk hpnya. Yoongi berdecak sebal, lalu mengecek hpnya.

Jimin

-aku belum meneleponmu hari ini

Lebih baik begitu

-ah, aku lupa kau tidak suka ditelepon

Ada apa malam-malam? Kau menggangguku tidur

-mian, tapi bisakah kau keluar?

Apa maksudmu, ini sudah jam setengah 12

-aku mau bicara, sebentar saja.

Tidak, aku mau tidur

-oh, jebal :(

Tidak

-yasudah, padahal aku sudah menunggumu, partner.

Aish kau ini. Dimana?

-taman kota, di kursi panjang

15 menit

-nee

Yoongi kembali mengusap wajahnya. Sekali lagi ia disuruh Jimin untuk bertemu di tempat lain selain sekolah. Dan lagi-lagi ia menurut.

Ia melihat jam digital di meja nakas sebelah kasurnya. Benar-benar sudah jam setengah 12 lewat. Untung saja Jimin ingin bertemu di taman kota yang relatif dekat dengan apartemennya, jika di cafe ARMY lagi mungkin ia bisa mati kedinginan di jalan.

Yoongi mengambil mantelnya, lalu memakai celana olahraga. Mengambil helm, lalu turun ke parkiran dan langsung pergi ke taman kota.

.
.
.

Up sekali sehari aja deh ._.

Ga kuat kalo sehari dua kali ._.

Kalo telat Up sehari dua hari ntar Up nya sehari 2 kali ._. Hehe

Big Hug ><

This WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang