Jimin?

25 3 0
                                    

Yoongi's Pov end

"Tadi pagi, aku mendengarmu," ucap Jimin, tanpa basa-basi. Ia merapihkan kerah mantelnya yang terlipat.

"Mendengar?" Yoongi mengerutkan dahinya, pura-pura bingung. Pikirannya kacau sejak detektif sialan itu mengintrogasinya.

"Kau, yang membunuhnya"

Yoongi membeku. Ini pertama kalinya ia ketahuan membunuh orang.

"Tch, kau menuduhku?" Sekali lagi Yoongi mengatur ekspresinya, berusaha tidak terkejut dan marah. Hanya heran.

"Ayolah, aku tidak beri tau siapapun,"

Yoongi tidak percaya siapapun. Apalagi saksi pembunuhan yang ia lakukan. Jimin memalingkan pandangannya lalu menemukan kursi taman yang Yoongi dan Ford duduki tadi, lalu ia duduk disitu.

Yoongi mengikuti Jimin, lalu duduk di sebelahnya. Demi saksi mata ini, Yoongi jadi rela bertindak bodoh dengan mengikuti orang.

"Aku mendengar Taehyung mengerang, dan mati." Ucap Jimin. Pandangannya lurus kedepan, sepertinya ia membayangkan detik-detik kejadian dini hari tadi.

"Lalu?"

Ia mengubah pandangannya ke Yoongi. Yoongi ikut menoleh.

"Sebelum itu aku mendengar hal yang menarik, Suga." Jimin menyeringai, lalu mengalihkan pandangannya lagi.

Yoongi tidak mengalihkan pandangannya dari Jimin. Ekspresinya begitu mudah ditebak saat ini. Marah dan terkejut.

"Tenang saja aku akan menutupinya, tapi dengan satu syarat," ucap Jimin sambil menyalakan hpnya, memeriksa notifikasi yang mungkin muncul.

"Aku ingin menjadi partnermu," ucap Jimin

Yoongi berdiri lalu beranjak pergi.

"Tidak bisa," ucap Yoongi.

Jimin ditinggal sendiri di bawah pohon beringin di taman. Ia menyeringai lalu mengirim pesan yang sudah ia tulis sejak tadi.

.
.
.

Semua murid sudah dikumpulkan di aula hotel. Yoongi dan Jimin juga sudah masuk. Mereka diberitahu bahwa karya wisata tahun mereka tidak bisa dilanjutkan. Besok, semua anak harus pulang ke Korea.

Beberapa anak mengeluh, ada juga yang menghela napas lega karena khawatir jika mereka tetap di Australia, mereka akan semakin terancam bahaya.

"Kami sudah memberitahu orang tua kalian, kalian justru diharuskan pulang untuk memastikan keamanan kalian," ucap guru yang tanggung jawabnya tinggi di karya wisata kali ini.

Setelah 30 menit diadakan meeting dadakan, akhirnya guru-guru sepakat untuk memindahkan anak-anak ke hotel yang lain. Dibantu penjagaannya oleh beberapa polisi, siang itu mereka semua dikawal ke hotel tujuan.

Malam ini tidak ada anak yang boleh keluar kamar tanpa terkecuali. Semuanya harus mengunci pintu sesudah mereka masuk. Tiap lantai dijaga oleh dua polisi Australia untuk keamanan semua orang di lantai tersebut.

Jimin

-Kau tidak menerima tawaranku?

Apa lagi?

-Ayolah, kukira kau butuh partner untuk menyelesaikan urusan bunuh-bunuhmu.

Aku bekerja sendirian.

-Ohoo, kau mengaku sekarang~

Diam dan tidurlah.

This WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang