Next Target

41 3 0
                                        

Jam 7 malam.

Semua murid sudah masuk ke kamar yang sudah disediakan. Sedangkan guru-guru berada di aula untuk melakukan rapat.

Gedung hotel ini terdiri dari 10 lantai. Lantai 2 dan 3 dipakai anak perempuan, lantai 1 dipakai guru-guru, dan lantai 3-4 dipakai anak laki-laki. Yoongi berada di lantai 4, tepatnya di kamar 201.

Tiap kamar memiliki 2 kasur ukuran sedang yang mana masing-masing kasur bisa diisi 2 orang. Kamar mandi ber-bathtub, dan ada teras balkon juga. Tidak heran kalau hotel ini berbintang 4.

"Jin hyung, kau tau?" Tanya Taehyung, naik ke kasur.

"Tidak," Jawab Jin, fokus ke hp.

"Hmm, ada yang bilang ada anak kelas yang hilang,"

"Lalu?" Tanya Jin, fokus ke hp dan tidak peduli.

"Ada yang bilang juga kalau anak itu dibunuh,"

Jin menoleh ke Taehyung, memasang raut aneh.

"Ya! Kau tidak boleh percaya pada berita yang belum pasti eoh?!" Omel Jin.

"Aniya, ini beneran! Kau tidak cek grup kelas kita? Mereka sibuk sekali memastikan agar berita itu bukan hoax!" Ucap Taehyung dengan bibir dimaju-majukan.

"Oke, aku akan mengeceknya dan memastikan mereka menerima omelanku," Jawab Jin, kembali fokus ke hp dan mengecek grup kelas.

"Hyung.. :( " Taehyung memasang wajah cemberut sambil memeluk bantalnya.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang menguping pembicaraan mereka dari dalam kamar mandi. Terlebih yang menguping adalah pembunuh 'anak itu'. Yoongi sama sekali tidak terkejut dan malah menyeringai lebar dibalik pintu.

Taehyung duluan, -batin Yoongi

Cklek..!

Pintu kamar dibuka dari luar. Tampak Jimin masuk membawa beberapa bungkus pizza dan ayam goreng. Memang sebelum semuanya tidur mereka harus memesan makanan dan berpesta kecil-kecilan.

Yoongi keluar dari kamar mandi saat makanan-makanan itu sudah mulai digelar. Ia melirik sebentar lalu berjalan ke meja untuk mengeringkan rambutnya dengan hair drier.

"Yoongi, bergabunglah. Semua Jimin yang bayar," ajak Jin.

Yoongi ber-hm saja. Lalu sesudah mengeringkan rambutnya, ia menghampiri orang-orang itu. Sesaat setelah ia duduk, Taehyung memulai percakapan.

"Jimin, kau tau kan?" Tanya Taehyung percaya diri, seakan Jimin bisa membaca pikirannya.

Jimin menyeruput soda kalengannya, lalu menggeleng.

"Itu, anak angkatan kita yang hilang, masa kau tidak tahu?" Tanya Taehyung lagi.

Jimin kembali menggeleng, lalu melirik ke Jin yang sibuk dengan chicken wingsnya.

"Memangnya ada apa?" Tanya Yoongi masuk percakapan dengan mulus.

"Heol, kenapa tidak ada yang tau? Bukannya berita ini sedang viral di angkatan kita?" Oceh Taehyung, menunjuk-nunjuk semua orang dengan chicken drum stick yang ia pegang.

"Anak itu dibunuh, katanya yang membunuh ada di antara anak di angkatan kita, uhh aku jadi merinding," oceh Taehyung lagi.

"Kenapa orang-orang bisa percaya dengan berita picisan begitu? Mengesalkan. Mereka hanya menakut-nakuti kita, padahal sekarang kita seharusnya bersenang-senang dan bukannya merinding dan merasa diteror!" Omel Jin, ia membanting tulang chicken wings ke kertas minyak di depannya.

"Ya, tidak ada yang perlu ditakuti, jika benar anak itu dibunuh seharusnya sudah ada beritanya di tv," jelas Jimin.

Yoongi membeku, ia merasakan jantungnya memompa dengan sangat cepat dan kuat. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini. Ia suka. Ini membuatnya sangat tertantang.

"Memangnya kalian suda lihat tv?" Semuanya menoleh ke arah Yoongi. Yoongi menyalakan tv dan mencari-cari channel yang sedang menayangkan berita. Akhirnya ketemu. Tayangan berita tv Australia. Mereka menontonnya sekitar 10 menit tanpa ada yang bicara.

"Tidak ada kan? Apa kubilang, itu hoax,"

"Tapi-"

"Jika kalian sudah selesai bicara yang tidak penting, cepat bereskan. Bau makanannya mengganggu. Aku mau tidur," potong Yoongi, lalu pergi ke kamar mandi mencuci tangan dan tidur. Tidak. Yoongi tidak tidur. Ia memikirkan rencananya besok untuk menghabisi gangguan ke-2, yaitu Taehyung.

.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa vote dan comment ya ✨

Karna vote dan comment kalian berarti banyak buat next chapter:>

Terimakasih ✨

This WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang