"Arasseo?"
"NEEE!~"
Seluruh murid-murid dibubarkan. Benar, sudah jam pulang sekolah. Seharusnya kami pulang ke rumah masing-masing, tapi guru sialan itu memberikan tugas kelompok yang besok harus sekali dikumpulkan. Ah sial.
"Ya, Yoongi-ssi, aku bonceng kau saja ya?" Tanya Jimin di parkiran. Pantas saja sejak tadi ia mengikutiku sampai kesini, ternyata memang ada maunya.
Aku tidak menjawab dan Jimin langsung membonceng di jok belakang. Kami berangkat menuju kantor percetakan koran di Seoul. Untuk apa? Guru sialan itu meminta kami untuk mewawancarai salah satu pekerja di sana, oh, benar-benar membosankan.
Sebenarnya kelompokku terdiri dari 4 orang, tapi yang dua orang tidak bisa datang karena alasan pribadi. Lihat saja, nama mereka pasti tidak akan kucantumkan!
Cklek!
Aku melepas helmku dan langsung ke dalam kantor percetakan. Sekejap aku terhenyak. Orang-orang sibuk sekali. Banyak yang mondar-mandir mengerjakan sesuatu. Ahh, aku bisa2 lupa dengan tujuanku jika bukan Jimin yang mengajakku pergi ke kantor utama (bos).
"Disana!" Tunjuk Jimin dengan jari-jari pendeknya. Jimin menarik lenganku kencang dan membawaku berjalan cepat ke arah yang ia tunjuk.
Brakkk!!!!
"O-!"
Sial, aku menabrak orang. Berkas-berkas ditangan orang tersebut jadi berjatuhan dan aku tidak senang.
"Maafkan saya!" Kata orang tersebut sambil melakukan bow. Orang itu lalu bangkit dan..
Tunggu,
Dia-
"Kau?" Orang itu bicara.
"KAU?!" Aku tidak seharusnya disini karena tiba-tiba dia menaikkan nada suaranya. Ah, kenapa aku jadi bingung begini??
"A-maafkan teman saya, saya akan bantu membereskan ini," tiba-tiba Jimin maju dan meminta maaf lalu membereskan berkas yang berjatuhan.
"Yoongi, Kita harus bicara," ucap orang itu tanpa basa-basi. Ia menarik lenganku keluar ruangan lalu mulai bicara dengan nada suara yang tidak enak.
"KENAPA KAU KESINI?! BISAKAH, -BISAKAH KAU MENGHILANG SAJA?!?" Aku mematung. Orang didepanku ini sangat mirip dengan hyungku. Tapi.. bukan berarti dia benar-benar Jin hyung kan? Bisa saja dia sudah mati atau pergi keluar ke neraka.
"Kau dengar aku?!" Orang ini. Siapa dia sampai berani membentakku.
"Ya! Memangnya kau siapa?! Kau berani membentak orang yang bahkan kau tidak kenal hah?!" Balasku.
Orang itu mundur. Sepertinya dia sadar kesalahannya. Sangat tidak sopan!
"Maafkan saya—," Jimin berlari dari dalam kantor dan memarahi karyawan tersebut. Aku tidak tau kalau Jimin punya sisi seperti ini, tapi untunglah, aku jadi terbebas dari orang gila itu.
Kami berdua langsung menuju ruang kantor bos percetakan koran. Jimin meminta ijin agar bisa mewawancarai salah satu karyawannya untuk tugas ini. Aku? Asal aku ikut saja aku pasti dapat nama di laporan itu, tidak penting mengerjakan tugas selama ada Jimin.
"Um.. maaf, apa anda tau karyawan yang berambut blonde dengan mata sipit disini?" Aku terkejut, ada apa dia sampai menanyakan orang tadi?
"Ooh iya iya tentu saja saya tau, Jin adalah karyawan terbaik bulan ini,"
Apa aku salah dengar?
Jin?
.
.
.
.To Be Continue
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Mystère / ThrillerMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...