Gelap
Apa aku sudah mati?
Belum, aku bisa merasakan jari-jariku.
Perlahan membuka mata. Cahaya di atasku membuatku kembali terpejam.
"Yoongi! Kau sudah bangun??" Suara yang pertama kali kudengar setelah aku membuka mata adalah suara Jimin. Ia seperti ketakutan dan langsung memanggil suster.
Tunggu.
Aku.. di rumah sakit?!
Cepat-cepat aku membuka mata dan langsung terduduk. Kepalaku sangat pusing, sepertinya aku kehilangan banyak sekali darah. Tapi itu bukan masalah besar. Sekarang, aku berada di rumah sakit—tempat yang paling kubenci.
Aku mengerjapkan mata dan melihat Jimin berdiri di kananku, terlihat khawatir dan menanyaiku "Ada apa??"
Aku harus keluar dari sini -batinku
Aku lalu berusaha turun dari ranjang rumah sakit, tapi ditahan oleh Jimin.
"Yoongi! Kau belum boleh pulang!"
"Lepaskan, aku harus keluar dari sini!"
"Ya! Tidak akan kubiarkan itu terjadi!"
Plakk!!
Tanpa sadar aku memukul lengan Jimin yang berusaha menahanku. Ia terlihat sangat terkejut dan raut wajah yang tadinya khawatir berubah menjadi sedih.
"Yoongi, kau.. harus diam di ranjangmu sekarang," Kilat mata Jimin berubah. Ia marah. Jimin menarikku ke ranjang dan entah kenapa aku menurut padanya.
Apa itu tadi?
"Kau disini, tunggu suster datang."
Yang bisa kulakukan sekarang hanya duduk di atas ranjang dan memperhatikan yang Jimin lakukan. Ia merapihkan kekacauan yang kubuat. Tiang infus, ranjang, dan juga selimut yang tidak pada tempatnya.
Jimin sudah selesai merapihkan barang-barang, lalu suster datang. Kepanikanku kembali datang.
"J-Jimin," lirihku.
"Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" Tanya suster kepadaku, ia berdiri di samping Jimin sambil mengotak-atik papan ditangannya.
Aku diam memandangi suster. Speechless. Ketakutan terbesarku membuatku tidak bisa bergerak selain kabur. Tapi saat ini tentu saja aku tidak bisa.
"Halo?? Kau bisa mendengarku?"
Ya, sangat jelas. -batinku.
Suster itu lalu bicara dengan Jimin kemudian pergi meninggalkan ruangan.
"Kau akan diperiksa, sepertinya kau kena syok," ucap Jimin.
"Aku punya uang, kau tolong urus pembayarannya aku akan ganti nanti. Aku harus keluar dari sini," sebenarnya mudah memberitahu kalau aku trauma berada di rumah sakit, tapi aku tidak bisa membiarkan orang lain tau kelemahanku. Aku menutupi tubuhku sampai kepala dengan selimut. Jimin tidak bicara lagi dan langsung pergi.
15 menit kemudian.
"Aku sudah mengurusnya, kau bisa langsung pulang setelah suster datang dan membereskan infusmu," ucap Jimin ketika baru masuk.
Aku meneguk air di meja sebelah, lalu membereskan barang-barangku. Tapi.. aku baru sadar kalau aku pakai baju rumah sakit. Memangnya aku tidur berapa jam?
"Jimin, aku tidak sadar berapa lama?"
Jimin yang sedang membantuku membereskan barang menoleh.
"Eh? Sekitar... kurang lebih 10 jam?" Jawabannya sukses membuatku menghentikan kegiatanku. 10 jam bukan waktu yang sebentar. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Mystery / ThrillerMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...