Aku membuka mataku perlahan, kulihat semua sama saja, gelap. Ternyata hari sudah malam, dan lampu kamar ruangan ini sudah dimatikan. Aku sangat tidak suka kegelapan, maka dari itu aku mencoba duduk dengan susah payah dan berdiri untuk mencari tombol lampu. Aku meraba-raba tembok dan akhirnya aku merasakan sebuah tombol, mungkin tombol lampu?. Karena berfikir seperti itu aku akhirnya memencet tombol itu.Klik
Eomma dan appa sedang tertidur di sofa.
Entah apa yang merasuki ku, aku berfikiran untuk menghabisi mereka selagi tidur. Menghabisi? Ya, menghabisi maksudku itu adalah membunuh mereka. Mereka adalah orang tua ku, tetapi mereka tidak memperlalukanku seperti anak. Bagaimana tidak? Mereka bahkan membiusku saat aku ketakutan dan menangis, menyuruhku mengelap darah yang ada di kepalaku sendiri dan mereka merasa jijik(?). Aku tertekan dengan semua ini, aku ingin sekali tinggal di keluarga yang harmonis dan memperlakukan ku sebagai halnya anak.
Di sebelah ranjangku ada meja kecil, mungkin itu meja dokter. Kugerakkan tanganku ke atas meja tersebut, mengobok obok dalamnya untuk mencari sesuatu yang bisa ku pakai untuk menghabisi mereka.
Saat mencari, tanganku terbeset sesuatu, segera ku lihat apa yang melukaiku.
'Ah sempurna, ini pasti akan berhasil' batinku.
Aku berjalan ke arah appa dan eomma. melihat mereka tidur niatku untuk menghabisi mereka jadi berkurang, namun, ku ingat apa saja yang menyiksaku selama ini.
Tanpa menunggu lama, akupun mengayunkan tanganku ke atas dan menancapkan benda tersebut ke leher Ahjussi yang biasa kusebut 'Appa'.Ia bangun, suaranya tidak bisa dikeluarkan, hanya rintihan kecil yang terputus-putus. Darah segar mengalir dari leher appa yang ku tusuk dengan pisau. Ku rasa aku mulai menyukai wangi hanyir darah tersebut. Lalu aku berpaling dari Appa ke eomma. Ku tusukkan juga pisau itu ke dada kiri nya-tepat jantungnya. Tak ada pergerakan dari keduanya, kecuali appa yang agak bangun dan mencoba berteriak tetapi tidak bisa karena lehernya sudah bolong.
"Appa, eomma, mian." Gumamku.
Prang!!
Seperti ada suara pecahan gelas?. Kubalikkan badan kearah pecahan tersebut, dan menemukan hyung yang sedang membeku melihat perlakuanku terhadap appa dan eomma.
"K-kau?? Ap-apa yang??"
Dengan perlahan ku berberjalan ke arah hyung "karena mereka memperlakukanku dengan buruk".Hyung POV
Malam ini angin berhembus dengan santainya, merasuk ke dalam pori-pori kulitku yang selesai membersihkan badan. Ku langkahkan kaki ku ke bangku kosong di sebelah kamar mandi, kucoba untuk tidur, tapi usahaku gagal.
"Ah bangku ini sangat tak membantu" gumamku. Aku pindah ke sofa di sebelah bangku tadi, sofanya tampak sangat berantakan, banyak sekali baju disini.
Setelah nyaman dengan posisi tiduran di sofa, aku pun tidur. Tidur ku sangat tenang, aku akan mencapai mimpiku jika tidak ada orang yang membuat gaduh saat itu."Y--yyooohhhnhgg" samar-samar terdengar suara appa, aku tidak tau appa sedang apa. Kuputuskan untuk membuka mata. Dan betapa terkejutnya aku melihat appa yang lehernya bolong dan saat itu juga ada.. Yoongi? Dia memegang pisau pernuh darah.
'Tidak! Tidak mungkin!' batinku.
Tak lama setelah appa, yoongi berjalan ke eomma, dan menusuk dada kiri, dimana tepat jantungnya. Aku segera mundur saat yoongi selesai dengan kegiatannya itu, aku sangat takut dengan dia- ah tidak, maksudku pisau ditangannya. Tanpa sadar, saat aku mundur aku menabrak meja di belakangku, diatas meja itu ada gelas yang lalu jatuh karena ada pergeseran di meja.
Prang!!!
Aku mengusahakan agar tidak ada suara yang keluar dari mulutku, tapi sia-sia, karena gelasnya jatuh dan pecah akan menimbulkan suara. Aku melihat yoongi yang berbalik badan dan menatapku. Aku sangat ketakutan jika dia akan ikut membunuhku.
"K-kau?? Ap-apa yang??"
Perlahan yoongi mendekat dengan santainya dan mengatakan kata kata yang membuatku terhenyak "karena mereka memperlakukanku dengan buruk".
----TBC
Holla!! Wkwk :v
Author butuh voment buat kelanjutan cerita nih = ̄ω ̄=.
Btw aku mo promot Story yg aku buat, judulnya 'Cerita BTS(belum selese)' 'Love Letter (jkyein)'. Dah itu doang :3 jan salahkan aku mempromot critaku, bikoz aku butuh voment biar semangat nulis lagi T_T.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Misterio / SuspensoMin Yoongi. Tidak ada perasaan yang bisa membuatnya tergoyah untuk tidak menghabisi seseorang. Sudah berapa yang sudah ia habisi? Entahlah, bahkan si pembunuh juga tidak bisa menghitungnya. Min Yoongi, ia tidak akan pernah lepas dari rasa bersalah...