5
ViraWhat the...??
"Vir." Anak itu bilang... "Vir." Aku? Gak ada anak lain disini yang namanya ada kata itu.
"Vir? Siapa? Vira?" Hendrik si komandan upacara bertanya. "Gua Hendrik, Bule Oon. Bukan Vira. Elah."
Anak aneh itu menggaruk kepalanya. Aku menaikkan alis. Apaan lagi ini?
Ya, sekarang kami, petugas upacara, sedang latihan. Orang tuaku nggak bisa mengantar karena ada acara, lagi. Jadi aku sama Danny.
Oke, mungkin kalian gak tau Danny? Well, dia satu-satunya sahabat laki-laki yang aku punya. Danny sebenarnya pernah mengatakan bahwa... dia menyukaiku. Tapi aku sudah agak melupakan itu, dan aku mengakuinya sebagai sahabatku. Maka dia juga mengikuti itu.
Aku sering dengar adik dan kakak kelas melontarkan gosip tentang kami, tapi bodo amat.
Kami cukup dekat, selalu mengabari jika ada apa-apa. Tetapi kemaren enggak. Karena aku capek banget (as you know), jadi aku ga main HP.
Terus dia marah dikit, gara-gara aku nggak kasih kabar. Aku marah balik karena aku memang beneran lelah, jadi gitu, gampang marah.
Dan dia minta maaf. Aku bilang bakal aku maafin, syaratnya dia harus nganter jemput aku hari ini. Dia males bolak-balik, jadi dia tungguin.
Sekarang dia berdiri di dekat tempat orang tua, menungguku sambil membawa tasku. Dia menatap si anak yang tadi memanggil Hendrik dengan panggilan "Vir."
Dave. Kayanya dia orang yang disukain sama Maritza.
"Push up 10 kali lo!" seru Hendrik pada Dave.
Dave malah nyengir. "Galak amat Mas Komandan. Kan lo ga rugi ju─"
"Push up cepet!"
"Iya iya Vi─ eh," dia hampir salah ngomong lagi. "Siap, Komandan!"
Orang-orang tertawa melihat tingkah konyol anak setengah bule itu. Danny geleng-geleng kepala.
Sedangkan aku bingung.
Nih anak kenapa dah.
•••
"Hahaha, kocak si Dave."
"Aneh tau gak."
"Beritanya udah nyebar lho Vir. Sekarang pada gosip, bilang-bilang si Dave nge-fans sama lo."
"Tau ah, bodo."
"Wahahah, Vira Vira.. Nyadar ga sih fans kamu tuh banyak? Dave lah, Danny lah.."
"Danny bukan fans, Ayraku sayanggg. Dia sahabat."
"Alahhh bilang aja suka."
"Suka sebagai sahabat. Udah ah udah aku mau bobok cantik dulu."
"Yodah lah... Bye sleeping be─"
"Sleeping beauty kan? Iya tau kok aku emang beautiful."
"Bukan, sleeping beast. Ngehehe. Yaudah sana kalau mau tidur Vir."
"Iyaaa. Dah Ayraaa.."
Arghhh. Kesel. Sekarang gosip yang menyebar di sekolah ada dua. Dan keduanya tentangku.
Anak kelas 8 yang sangat aktif di kegiatan sekolah, Vira, deket banget sama anak jago futsal di sekolah, Danny.
Cowok blasteran Indo-Jerman, Dave, kayaknya nge-fans sama Vira!
Aku memegangi kepalaku dengan kencang, frustasi. Hobi amat sih gosipin orang kaya gitu?
Ah bodo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Friends? ✔
Teen FictionDi segala persahabatan pasti ada permasalahan. Karena itulah, persahabatan tak selamanya mudah. Pasti akan datang hal-hal yang akan merusaknya. Entah dari orang lain atau dari diri sendiri. Fitnah, kebohongan, hilangnya kepercayaan, semuanya dapat...