24: Fitnah Lagi

251 16 1
                                    

24
Vira

"Vira..."

Aku membuka mataku. Melihat Anita yang membangunkanku dengan suara lembutnya. "Hai," sapaku.

"Holaaa," Anita menyapa balik, dengan senyum yang agak dipaksakan. Melihat wajahnya yang seperti itu, lantas aku bertanya.

"Kok mukamu gitu, An?"

Ia meringis. "Kamu adminnya akun Instagram sekolah?"

"Iya, kenapa?" tanyaku penasaran. Memang benar, aku ditunjuk menjadi salah satu orang yang me-manage akun Instagram sekolah kami. Namun sudah lama aku tidak mengurusnya, lantaran sibuk dengan kegiatan yang lain. Nggak sempet deh, ngurus begituan.

Anita menghela napas. "Liat akunnya deh."

Aku mengerutkan dahi. "Emang kenapa?"

"Liat aja."

Akhirnya aku menurut. Kunyalakan HP-ku, dan kubuka aplikasi Instagram. Di kolom search, aku mencari akun sekolahku. Di bawab username-nya terdapat tulisan "1 new post." Segera kulihat akun itu.

Dan betapa terkejutnya aku begitu melihat bahwa foto yang baru diunggah semalam adalah foto Danny sedang... menyentuh rambut Adina..? Atau membelainya?!

"Hah...???" aku terbelalak, tak percaya.

Pada caption-nya, terdapat ship name mereka, yang dibuat si orang-yang-mengunggahnya; Adanny.

Ini... Maksudnya apa?

"Itu... bukan yang kumaksud," ucap Anita dengan suara yang sedikit bergetar. "Lihat kolom komentar."

"Ya, ini sedang kulihat ko─ HAAAHHH???"

Komentar-komentar itu, membicarakan aku! Aku menggeleng-geleng dengan tak percaya.

Ini Vira kelas 8 ya yang ngepost?, komentar seorang anak kelas 11.

Iya kak kayanya. Admin yang seangkatan sama adanny (duhh) kan kak Vira, seorang anak kelas 7 menimpali.

Dan yang paling mengejutkanku, adalah komentar dari Adina.

INI FAKE PHOTO! INI GAK KEJADIAN KEMAREN!

Awas lo vira, yang ngepost ini!

Aku membeku.

Bahkan baru saja kulihat foto ini! Lagi pula, kalau sekelas sama mereka bukan berarti seperti itu kan? Bisa saja Kiran, Sasya atau Lukman. Terakhir aku log-in di akun itu saja sudah sangat lama, mungkin dua atau tiga bulan yang lalu.

Selain itu, foto ini juga membuatku teringat kemarahanku semalam.

Sekarang, kemarahan itu kembali. Namun bukan karena 'Adanny' atau apa lah itu.

Tapi karena lagi-lagi aku difitnah.

•••

Hari ini, acara dari sekolah dimulai. Semua berkumpul di hall hotel, mulai dari kelas 7 sampai kelas 12. Nanti, akan ada pentas seni dari anak-anak yang akan lulus. Beberapa juga boleh pentas menari atau menyanyi jika mau. Ruangan itu begitu ramai, tapi tak penuh sesak. Besar hall-nya melebihi yang dibutuhkan, jadi tidak sumpek. Bahkan sisa ruangan masih cukup untuk meletakkan meja-meja panjang yang di atasnya terdapat makanan dan minuman. Lagu-lagu yang sedang populer telah dimainkan. Beberapa anak menari-nari. Seharusnya acara ini menyenangkan.

Seharusnya.

Namun bagaimana bisa menyenangkan jika banyak yang menatapku dengan tatapan aneh sambil berbisik-bisik?

Aku menggunakan gaun selutut berwarna biru tua, dilengkapi dengan ikat pinggang silver dan flat shoes abu-abu. Rambutku dikepang oleh Anita, katanya kepangan itu namanya fishtail braid. Dia sendiri menggulung rambutnya dengan asal dan menyebutnya messy bun. Memang messy, tapi tetap terlihat manis.

"Halooo," sapa Dylan padaku dan Anita yang sedang mengambil minuman. Lebih ke menyapa Anita-nya, sih.

"Hai," jawab Anita. Ia menengok ke belakang Dylan, seperti mencari seseorang. "Where's your bro?"

Dylan mengedikkan bahu. "Don't know. Don't care."

Aku tersenyum masam. Sudah sekamar saja masih nggak tau dimana saudaranya?

Lalu sebuah tangan menepuk bahuku. Saat aku menoleh ke belakang lewat kanan, ia menengok lewat sisi kiri. Seperti mengindariku. Siapa sih ini? Danny? Ah, gak mungkin. Atau Dave?

Baru saja aku ingin menengok ke kiri, tapi ternyata dia sudah berada di depanku.

Ternyata bukan Dave atau pun Danny.

"Oohh... Jadi ini yang nge-post foto palsuku sama Danny?"

-

Merry christmas for all who celebrates!💕 - V xx

Real Friends? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang