"Underground Rascal, gue tahu lo di dalem. Buka pintunya!!!"
Tidak ada jantung yang berdebar tenang. Tidak ada darah yang berdesir pelan. Tidak ada ketenangan di dalam ruangan ini. Semua dirangkum dalam satu kata saja, tegang!
Underground Rascal memikirkan banyak cara untuk menghadapi kejadian ini. Kabur lewat jendela, tidak. Pura-pura mati, tidak juga. Kalau lapor polisi, ha! Kau bercanda?
Well, hanya satu yang bisa dilakukan. Yakni, menghadapi si bedebah yang masih teriak-teriak sambil menggedor pintu.
"Und..." mulut si bedebah—yang tak lain adalah Zian—menganga. Mata sipitnya ikut membulat tak percaya.
"Kkk... kalian?!" Karena sejak tadi Zianlah yang bersuara, sekarang baru ketahuan kalau ada satu orang lagi yang mengtahui identitas Underground Rascal. Naomi Iskandar.
"Jadi, kalianlah pengecut itu?" Zian mencibir sambil memandang mereka bergantian.
Zian berjalan melewati pintu, menyenggol bahu Brianda, lalu menatap sekeliling. Bah, bukan main! Siapa sangka gudang sekolah— yang tampilan luarnya saja membawa hawa angker—ternyata merupakan markas klub misterius?
"Lo mau apa?" Andro bergerak siaga ketika Zian hendak meninju monitor komputer.
"Lepas!" pekik Zian ketika tangannya ditahan Ail, Andro, dan Davan.
"Nggak sebelum lo ngejauh dari komputer ini," sungut Andro. Ia terus memegang tangan ketua klub karate meski risikonya adalah patah tulang.
"Kalian brengsek!" sahut Zian. "Pengecut!" Ia berontak lalu mengeluarkan segenap kekuatan. Andro didorongnya hingga terjungkal. Davan dan Ail diseruduknya sampai mereka membentur meja. Dan Brianda, uh! Ingin sekali Zian menendang moncong si Tomboi ini!
"Zian, stop!" Naomi akhirnya bereaksi. "Kamu udah janji nggak bakal ngamuk!"
"Menyingkir atau gue tendang juga muka lo!"
Naomi menggeleng. "Kamu harus nepatin janji, Zian, Ingatlah kesepakatan kita!"
Brianda menatap Naomi. Jangan bilang, cewek inilah yang membawa Zian ke sini.
"Kita bisa bicarain ini baik-baik," kata Naomi dengan suara bergetar. Dirinya merasa sakit hati dipandangi dengan sorot penuh tuduhan oleh Brianda. Tatapannya bukan saja menikam, namun seakan berkata, 'jadi lo, yang ngasih tahu Zian? Dasar ember!'
“Aku bisa jelasin semuanya,” kata Naomi dengan suara bergetar. “Tolong jangan salah paham dulu.”
Semua manusia di ruangan ini —kecuali Naomi dan Zian— mendengus geram. Namun meski awalnya tidak ingin mendengar penjelasan Naomi, lama-lama mereka tetap membuka kuping lebar-lebar.
*
*
*Underground Rascal. Naomi sangat sering mendengar nama itu. Terutama di groupchat kasta borju. Katanya, Underground Rascal adalah musuh terbesar anak-anak nge-hits di SSHS School. Mereka penghancur kesenangan. Misterius. Peneror. Kutu.
Tengok saja beberapa korban mereka! Vicki Sadewo, Cassanova SSHS, mukanya tercoreng gara-gara postingan Underground Rascal. Pecinta Banci, itu judul yang menjadi kartu AS. Postingan yang muncul di beberapa hari sebelum pemilihan ketua OSIS itu menguak kebenaran yang tak disangka. Vicky ternyata menyukai banci. Ada foto, bahkan video yang menampilkan dirinya berada di Taman Lawang. Dampaknya tentu saja, dia gagal jadi ketua OSIS dan sering digoda dengan kata-kata, "sini, cyin. Main sama eike."

KAMU SEDANG MEMBACA
Underground Rascal
AksiyonIngin hukum musuhmu tapi tak punya kekuatan? Jangan risau! Segeralah : 1. Buka website kami. 2. Tulis apa saja ulahnya. 3. Transfer dananya. 4. Nikmati kehancuran dia! Tertanda. Underground Rascal.