Happy reading!!!
€€€
Di lain hari dan lain tempat. Tepatnya di bandara Soekarnohatta. Terlihat seorang pilot yang sedang menarik kopernya.
Banyak orang yang menatapnya dengan tatapan memuja. Sedangkan dirinya hanya membalasnya dengan senyumannya.
"Captain, baru dateng lo?" Ucap sahabatnya yang bernama Rasya itu.
"Eh... elo, iya nih tadi macet." Balas orang itu.
"Macet, macet kenapa?"
"Itu, tadi ada pesawat dari Amerika nari nari di udara. Makanya gue baru dateng. Kalau dia gak nari kan gue udah dateng dari tadi. Emang kok, bikin macet aja tuh pesawat." Balas orang itu lagi, dan membuat tawa mereka berdua pecah. Siapa lagi kalau bukan Dada Ali Syarief.
"Gue balik duluan ya, lo mau fligh kemana?" Balas Ali lagi.
"Deket deket aja, ke Malaysia."
"Ya udah, selamat fligh ya. Take care bro."
€€€
Kini Ali baru saja memasuki apartemen yang ia tempati bersama kedua sahabatnya, Verrel dan Rasya.
"Rel, buatin gue kopi dong...."
"Lo tu ya, gue ini sahabat, babu, apa istri lo si? Perasaan biasanya lo buat sendiri." Ucap Verrel yang beranjak dari sofa yang ada di ruang tv menuju ke dapur.
"Lo kan istri gue, jadi turuti apa kata suami." Ucap Ali seraya menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Iya iya, ini kopinya suamiku yang ganteng... habiskan ya... karena istrimu ini sudah mencampurnya dengan racun. Biar suamiku yang ganteng ini cepet mati sekalian, ya!" ucap Verrel sambil memberikan kopi buatannya itu.
"Udah ah, jijik gue Li. Dari dulu sampai sekarang masih aja becanda. Ini malah pulang fligh, malah tambah sedeng otak lo. Udah gue kekamar dulu." Tambah Verrel lagi.
Ali yang duduk di sofa sambil menyedu kopinya, merasa ada yang bergetar di balik celananya. Benar saja, handphone miliknya bergetar. Ternyata yang menelponnya adalah bundanya.
Telpon on :
"Halo Li kamu dimana sekarang?"
"Lagi di apartemen bun."
"Kamu ingat sama perjodohan kamu itu kan Li."
"Ali ingat bunda, ada apa?"
"Bunda minta sama kamu, nanti malam kamu bisa gak ke rumah calon istri kamu Li?"
"Iya bunda, Ali bisa kok ke sana."
"Kamu tau alamatnya kan Li?"
"Iya bunda, Ali tau kok alamatnya."
"Ya sudah. Assalamu'alaikum Li."
"Wa'alaikumsalam bunda."
Telpon of :
€€€
Malam kini telah tiba. Terlihat seorang lelaki yang sedang bersiap ingin pergi. Siapa lagi kalau bukan Dafa Ali Syarief."Rel, kunci mobil gue mana?" Ucap Ali yang kebingungan mencari kunci mobilnya sambil berteriak.
"Mobil lo di bawa Rasya, buat ngedate katanya..." Ucap Verrel sambil berteriak juga. Karena dia lagi ada di kamarnya, sedang kan Ali ada di ruang tengah.
"Ya ilah... tu anak ya, kagak liat kondisi banget. Dasar playboy cap upil nyamuk. Emang mobilnya kemana?" Ucap Ali sedikit kesal yang diselingi pertanyaan.
"Mobil dia lagi ada di bengkel. Katanya kurang... kurang apa ya gue lupa. Lagian lo ribet banget si... kan si bohai ada, pake aja dah tu si bohai." Balas Verrel yang baru keluar dari kamarnya.
"Lagi males gue ngeluarin si bohai. Oh iya, kunci motor matic lo mana?"
"Ada nih, tapi lo beneran mau pake si sexy?"
"Ya beneran lah. Udah, istriku yang gak cantik... apartemennya di jaga ya... suamimu ini mau ke rumah calon istri barunya ok." Ucap Ali menyambar kunci motor Verrel dan langsung pergi.
€€€
ALI POV
saat ini gue udah ada di depan pintu masuk utama rumah Prilly, yang kata bunda sih bakal jadi istri gue.
Gue tekan tombol kecil yang ada di dekat pintu yang ada di depan gue. Ya iya lah deket, kalo jauh kan bukan bel pintu namanya. Ali... ali... masih aja becanda lu. Batin gue. Gue tekan bel itu dan keluarlah seorang wanita yang kurang lebih umurnya sama kayak bunda gue.
"Eh nak Ali ya? Ayo masuk, Prilly masih ada di kamarnya. Tadi bunda kamu telpon, katanya kamu bakalan ke sini." Ucap wanita itu, yang gue yakin sih itu bundanya Prilly.
"Iya tante saya Ali."
Ya iya lah Ali, masa nama gue Agung. Agung Hercules. Batin Ali.
€€€
PRILLY POV
"Prill, ayo turun! Ali sudah dateng tuh." Ucap mama di depan pintu kamar gue.
"Iya ma..." Jawab gue malas. Aslinya gue malas banget ketemu sama si Ali Ali itu. Gimana gue gak malas. Tadi siang, mama sms gue biar cepet pulang dan ngancem buat nahan uang jajan gue. Padahal kan gue masih pingin tu kumpul kumpul bareng sahabat gue.
Flashback on:
"Prill, lo ikut ngumpul gak?" Tanya temen gue yang sering gue panggil Itte, nama aslinya sih Gritte.
"Menurut lo... Emang ada sejarahnya seorang Prilly Farensia Latuconsina gak ikut ngumpul? Eh, tapi tunggu kayaknya ada yang sms gue." Saat gue ngerasa ada sms yang masuk di hp gue.Waktu gue lihat ternyata dari mama.
'Prill, kamu udah pulang kan? Tadi mama suruh pak Jono buat jemput kamu di sekolah. Soalnya nanti malam Ali bakalan dateng ke rumah, jadi pulang sekolah langsung pulang ya.... kalau gak pulang, uang jajan kamu mama tahan satu bulan.' Ancam mama gue dalam sms nya.
Gue pun langsung menoleh ke arah Gritte yang ada di sebelah gue sambil nyengir.
"Apa?" Tanya dia ketus.
"Hehehe... Gue balik dulu ya.... Lo bisa kan kesana sendiri. Ini gara gara si Alibaba nih, pake mau dateng ke rumah lagi. Mama juga, nyuruh gue balik cepet. Kalo gak balik, uang jajan gue di tahan katanya." Cerocos gue.
"Tunggu tunggu. Alibaba, siapa tuh? Pokoknya lo utang cerita sama gue. Udah sana, dari pada uang jajan lo ditahan. Nanti lo bayaran gue pake apa?" Cerocos Gritte balik.
"Kurang asem lo! Udah, gue balik." Ucap gue seraya jalan keluar kelas.
Flashback of:
€€€
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband is captain (repost)
Fanficperbaikan dari my husband is captain yang pertama. ~~~~ Bagaimana rasanya jika kalian memiliki suami seorang pilot?