Part 20

27.2K 1.2K 10
                                    

Happy reading!!!

€€€

Saat ini Ali dan Prilly sedang ada di apartemen Ali. Lebih tepatnya, mereka sedang ada di kamar.

Mereka tinggal disana bersama Verrel. Sedangkan Rasya, ia pulang ke rumah orangtuanya untuk menyiapkan segala keperluan acara pernikahannya dengan Aurel yang akan diadakan dua bulan lagi.

Ya, sudah satu minggu ini mereka tinggal di apartemen. Itu semua karena Prilly ingin menginap di sana.

"Prill, aku berangkat dulu ya... nanti kamu langsung pulang kerumah kita aja. Soalnya nanti mama mau kesana. Trus, sorenya bunda dateng kerumah juga." Ucap Ali seraya membenahi seragamnya.

"Iya, tapi kamu jangan lama lama. Kalo baby nya kangen sama daddy nya gimana?" Ucap Prilly dengan mengerucutkan bibirnya, seolah olah ia tidak mau jika Ali meninggalkannya.

"Iya... aku gak lama kok, cuma dua hari doang. Habis itu kan aku ambil cuti panjang buat temenin kamu dirumah sampai kamu lahiran." Jawab Ali memberikan pengertian.

"Oh ya, nanti aku ijin ketemuan sama Gritte ya? Aku kan udah lama tuh gak ketemu sama dia. Gara gara dia yang pergi ke Amerika buat nemenin Arif buka cabang di sana."

"Memangnya mereka sudah kembali?"

"Udah, 3 hari yang lalu."

"Aku ijinkan kok.... tapi inget! Kamu gak boleh capek ok?"

"Siap capten!" Ucap Prilly girang seraya hormat pada Ali.

"Ya udah, aku berangkat ya? Assalamualaikum." Pamit Ali. Lalu, mencium kening Prilly yang dibalas Prilly dengan mencium punggung tangannya.

"Wa'alaikumsalam. Iya, hati hati." Ucap Prilly saat selesai mencium punggung tangan Ali.

Ya, Ali dan Prilly memang sudah tinggal dirumah mereka sendiri. Mereka pindah ke rumah itu saat Prilly hamil enam bulan.

Sesungguhnya rumah itu sudah Ali beli saat ia masih belum menikah dengan Prilly. Dan, ia mengisi rumah itu dengan berbagai macam perlengkapan saat ia sudah menikah dengan Prilly selama dua minggu.

€€€

PRILLY POV

gue lagi ada di depan rumah Gritte. Sama seperti yang gue bilang ke Ali tadi pagi, gue kangen banget sama dia. Lebih tepatnya gue kangen sama bayinya yang baru berumur dua bulan.

Ya, dia melahirkan malaikat kecilnya itu di Amerika karena dia di sana selama tujuh bulan. Sedangkan gue, gue tahu wajah bayinya dia dari video call yang kita lakukan setiap malam minggu.

Belum sempat gue bunyiin bel, tapi udah ada yang buka pintu itu tari dalam. Ternyata.....

"Gritte!!!!" Teriak gue seraya meluk orang yang keluar dari dalam rumah itu erat. Ya, barang yang buka pintu tadi adalah Gritte.

"Prilly!!! Gue kangen lo!!" Balas Gritte.

"Tapi tunggu, lo kalo meluk jangan kenceng kenceng." Tambah Gritte seraya ngelepasin pelukan gue.

"Kenapa emang?"

"Nanti kalo anak lo kegencet gimana?"

"Oh iya!"

"Masuk yuk! Masa kita ngobrol ngobrol di depan pintu gini? Kan gak enak di lihat sama tetangga." Ucap Gritte dan kita berdua pun masuk.

€€€

"Nih Prill, minum dulu." Ucap Gritte seraya menaruh gelas berisi minuman yang ia Ambil dari dapur lalu duduk tepat disebelah Prilly.

"Oh ya, anak lo mana?" Tanya Prilly seraya mengambil minum yang telah dibuatkan oleh Gritte saat sudah ditaruh di atas meja.

"Lagi tidur dia dikamar." Jawab Gritte.

"Yah... padahal gue kangen sama bayi lo." Ucap Prilly.

"Berarti lo gak kangen gue dong?" Ucap Gritte seraya memajukan bibirnya beberapa senti.

"Kagak." Jawab Prilly singkat.

"Tunggu deh Prill, kok gue gak lihat orang yang dateng selain lo ya?"

"Ya iya lah, orang gue dateng sendirian. Maksudnya nyupir sendiri."

"Lo kan lagi hamil tua Prill... gak bagus bumil tua nyupir kendaraan sendiri. Lagian lo kok gak sama Ali? Ali kemana?"

"Ali lagi terbang. Baru tadi pagi dia berlebaran sayap."

"Maksudnya?"

"Terbang ya terbang, pake pesawat."

"Ye... Gue kira Ali punya sayap. Kan unik gitu... manusia bersayap seperti dewa yang turun dari kayangan."

"Iss.... kebanyakan baca novel lo! Makanya bahasa lo kayak gitu." Cibir Prilly.

"Kalaupun itu bener, gue jadi pengen lihat...." Ucap Gritte melihat ke langit langit rumahnya seperti membayangkan Ali.

"Enak aja lo! Laki gue itu. Cuma gue yang boleh lihat." Ucap Prilly seraya memukul paha Gritte.

"Aduh! Dulu gak mau... sekarang aja, hem... orang lain ngelirik mah lewat." Cibir Gritte seraya menggerakkan tangannya di leher seolah olah tangannya itu pisau yang mau memenggal kepalanya.

"Oh ya Prill, perut lo kok buncit banget sih? Gue aja kagak sebuncit itu waktu hamil dulu." Tambah Gritte saat ia melihat perut Prilly yang sangat buncit.

"Kagak tau. Tapi, kata dokter bayinya sehat sehat aja." Jawab Prilly seraya mengangkat kedua bahunya pertanda ia tak tau.

"Ah.... kembar kali!" Ucap Gritte semangat.

"Mungkin kali ya?" Ucap Prilly seraya menaruh jari telunjuknya di dagu dan mengangguk anggukan kepala.

"Emang lo kagak USG Prill?" Tanya Gritte.

"Kagak, biar jadi surprise aja. Lagi pula kan cewek atau cowok sama aja. Yang penting kan sehat dan bisa selamat hingga nantinya." Jawab Prilly memberikan penjelasan.

"Eh, gue balik ya?" Tambah Prilly pamit pada Gritte.

"Kok cepet banget sih?" Tanya Gritte.

"Kasihan emak sama mertua gue kalo udah ada dirumah. Soalnya tadi Ali bilang, mama mama rempong mau dateng ke rumah. Lo juga dong... kapan kapan mampir ke rumah gue." Jawab Prilly berdiri dari sofa dan diikuti oleh Gritte.

"Iya... rumah tante Ully kan? Besok gue mau kesana." Ucap Gritte.

"Bukan, gue udah pindah rumah. Gue tinggal dirumah gue sama Ali sendiri. Alamatnya nanti aja gue SMS, gue buru buru soalnya kunci rumahnya gue bawa." Ucap Prilly seraya berjalan keluar rumah Gritte.

"Ya udah, salam buat semua ya?" Ucap Gritte menitipkan salam.

"Iya, salam juga buat anak sama laki lo." Balas Prilly. Lalu, Gritte mengantarkan Prilly ke mobilnya yang diparkir di garasi.

€€€

Satu part lagi dan cerita ini akan tamat. Terima kasih sudah mau membaca cerita abal abal ini....

my husband is captain (repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang