Part 8

29.5K 1.4K 5
                                    

Happy reading!!!

€€€

Pagi ini Prilly berjalan gontai menuju kamar Ali seperti biasanya. Saat ini yang ia inginkan hanya lah tidur. Saat Prilly masuk ke kamar itu, dia langsung tidur lagi.

Sampai akhirnya, Kevin yang awalnya ingin membangunkan Ali karena di suruh oleh mamanya, malah cengo dengan kejadian yang dilihatnya.

Bagaimana ia tak cengo, melihat sang adik yang tertidur pulas dengan memeluk Ali dan menggunakan dada bidang Ali sebagai bantalnya.

Tak ingin berlama lama melihat hal itu sendiri tanpa memperlihatkan pada yang lain dan tak mau sang empu terbangun dari tidurnya, ia langsung mengeluarkan iphonenya dan mengabadikan momen itu.

€€€

PRILLY POV

Rasanya malas sekali buat bangun dari tidur yang nyenyak ini, rasanya ranjang ini nyaman banget buat tidur dari pada ranjang gue sendiri. Tapi gue coba buat ngumpulin nyawa.

Betapa kagetnya gue, saat gue bangun ternyata gue meluk Ali dan kepala gue ada di dada bidang Ali. Apa ini yang bikin gue ngerasa nyaman?. Batin gue.

Tapi sesegera mungkin gue tepis pikiran gue tadi. Gue langsung beranjak dari ranjang dan langsung masuk ke kamar mandi. Gue gak mau keburu dia bangun dan tau kalau gue meluk dia, bisa bisa dia jadi besar kepala yang ada.

€€€

"Ehem.... tadi siapa ya yang tidur pules banget? Pake peluk peluk lagi." Goda Kevin yang melihat Prilly turun dari tangga dan duduk di salah satu kursi meja makan. Sedangkan Prilly hanya diam saja, karena ia tak tahu kemana arah pembicaraan Kevin.

"Emang bener vin?" Ucap mama Ully yang terlihat antusias.

"Beneran ma...nih Kevin punya fotonya." Ucap Kevin seraya mengotak atik iphonenya mencari foto Ali dan Prilly tadi pagi.

"Ada apa nih bang, kok seru banget kayaknya?" Ucap Ali yang baru saja datang bersamaan dengan papa Rizal.

"Iya, ada apa sih?" Ucap papa Rizal.

"Ini loh Li, pa, tadi pagi itu ada orang yang tidurnya pules... banget. Terus dia tu sama meluk lo Li..." Jelas Kevin.

"Meluk aku bang? Perasaan sewaktu aku tidur gak ada yang meluk deh." Ucap Ali mengingat ingat.

"Kata siapa? Sini deh, gue ada fotonya." Ucap Kevin seraya menunjukkan foto tersebut. Mereka semua melihat foto itu kerena penasaran dan membuat Ali senyum senyum sendiri.

"Aah... kak Kevin mah, udah ah gue marah sama lo kak. Oh ya Li, nanti jam 3 kamu bisa ikut aku kan?" Rengek Prilly seraya bertanya pada Ali.

"Kemana?" Tanya Ali.

"Ke pernikahannya Gritte sama Arif." Jawab Prilly.

"Udah, lo berdua bareng gue aja... Gue juga diundang ke acara itu. Lo inget kan Li, Arif temen SMA lo dulu. Yang kita sering ngeband bareng sama Rasya sama Verrel." Ucap Kevin.

"Oh... Arif si tukang ngibulin guru sama playboy cap bakso kantin bang?" Ucap Ali meyakinkan.

"Ya siapa lagi kalo bukan dia." Jawab Kevin.

"Emang kenapa kok dibilang playboy cap bakso kantin?" Tanya Prilly heran.

"Soalnya, setiap dia dapetin cewek yang dia incar, pasti traktir kita pakai bakso kantin. Emang dia udah insyaf bang? Ntar tu cewek dikibulin lagi, kan kasian tu cewek." Jelas Ali pada Prilly seraya bertanya pada Kevin.

"Ya udah lah Li, masak udah mau nikah masih belum insyaf aja tu anak. Kalo dia belum insyaf, ya tinggal gue suruh traktir kita jalan jalan di luar negri sebulan pake duit dia. Dan harus lengkap, kan susah tu nyatuin jadwal kita masing masing. Ya gak?"Jelas Kevin.


"Itu mah keinginannya abang biar bisa jalan jalan gratis." Ucap Ali yang dibalas senyuman oleh Kevin.

"Tapi bang, kayanya Ali sama Prilly berangkat sendiri deh bang." Ucap Ali hati hati.

"Emang kenapa Li?" Tanya Kevin.

"Soalnya nanti Ali ada keperluan dulu. Jadi, ke bandara dulu buat temui teman." Jelas Ali.

€€€

Siang ini Ali sedang menunggu Prilly yang masih dandan di kamar.

"Lho kok udah siap bang? Bukannya acaranya nanti sore ya?" Tanya Ali.

"Iya Li, bener kata lo tadi. Mending kita berangkat sendiri sendiri aja." Jawab Kevin dengan wajah sedih.

"Emang ada apa bang?" Tanya Ali lagi.

"Gak. tadi habis sarapan, gue ditelpon Verrel. Katanya dia ngambek sama si sexy, jadi gue di suruh jemput dia. Apes dah gue." Jelas Kevin.

"Dasar istri cerewet, suka ngambek, gak jelas, sengklek, gak ada bagus bagusnya jadi istri tuh anak." Timpal Ali.

"Siapa Li yang gak ada bagus bagusnya jadi istri?" Ucap Prilly yang entah sejak kapan berdiri di samping mereka.

"Gue gak ikut ikut...." Ucap Kevin sambil mengangkat kedua tangannya di udara.

"Engak... itu itu sahabat aku, bukan siapa siapa kok. Berangkat sekarang aja yuk." Ucap Ali hati hati, takut apabila Prilly marah atau tersinggung atas ucapannya tadi.

"Berangkat sana gih... dari pada si kepala marah marah gara gara nungguin lo lama." Ucap Kevin seraya mengusir Ali dan Prilly secara halus. Memang, Kevin sudah tau apa yang dilakukan oleh Ali di bandara nanti.

"Bang Kevin mah... gitu gitu si Al kan sahabat abang juga. Ya walaupun sekarang jadi kepala di sana. Ya udah bang, kita berangkat dulu. Sabar sabar aja sama si istri jadi jadian itu." Ucap Ali.

"Kurang asem lo Li, gitu gitu juga sahabat lo DAFA ALI SYARIEF."  Teriak Kevin menekankan nama Ali yang ada di akhir kalimatnya. Tetapi tak di dihiraukan oleh Ali.

"Tapi Li, lo ketemu sama temen lo jangan lama lama ya. Awas lo!" Ucap Prilly memperlihatkan kepalan tangannya tepat di depan wajah Ali.

"Iya... cuman bentar kok." Ucap Ali lembut sambil menampilkan senyum hermanus yang ia miliki pada Prilly.

"Ya udah cepet." Ucap Prilly dengan nada ketus.

€€€

Ali dan Prilly kini tengah berjalan menuju garasi. Prilly kira kalau mereka akan menggunakan motor kakaknya. Tapi salah, Ali berjalan menuju ke sebuah mobil.

Itu mobil siapa? Kok dia jalan ke mobil itu? masa dia punya mobil kayak gitu. Mobil itukan baru keluar bulan kemarin, mobil incaran gue dari sejak mobil itu keluar yang cuman ada 100 di dunia. Batin Prilly.

"Itu mobil siapa Li?" Ucap Prilly bingung.

"Ini mobil kesayangan aku. Silahkan masuk." Jawab Ali mempersilahkan Prilly masuk ke dalam mobil kesayangannya itu.

"Ini beneran mobil lo Li?" Ucap Prilly meyakinkan.

"Beneran, ini mobil Aku. Kamu bingung ya, kok aku bisa punya mobil ini yang baru keluar sebulan yang lalu dan cuma ada 100 di dunia?" Ucap Ali seperti bisa membaca pikiran Prilly.

"Ya iya lah gimana bisa gak bingung. Ini mobil kan mahal banget. Aku nabung setahun beberapa bulan baru bisa beli mobil kaya gitu." Ucap Prilly.

"Ada rahasianya. Lagi pula kamu juga bakal tau dikemudian hari kok." Jawab Ali yang tak lepas dari senyumannya.

€€€

my husband is captain (repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang