Bab 11

1.8K 207 9
                                    

Hans

Terkadang aku heran dengan sohibku yang satu ini.

Dari kecil sampai sekarang, sifatnya itu tidak berubah. Nakal, tidak peduli, childish, mudah terbawa emosi, tidak suka berpikir secara teliti, dan semaunya sendiri. Aku sudah mengenalnya semenjak kami bertetangga, dan aku bisa saja memaklumi karakternya itu.

Tapi yang masih membuatku heran, dalam masalah percintaan, ternyata dia tidak jauh berbeda seperti cowok-cowok di novel-novel romantis. Yeah, aku tahu apa yang kukatakan kok. Bahkan Mark Widya, seorang cowok yang susah diatur bagi siapa pun, bisa saja kena dilema percintaan dengan seorang cewek yang narsis dan sok populer, bertolak belakang dengan dirinya. Yah, tidak juga sih. Mereka sama-sama pede banget dan rada lebay. Tapi kalian tahu apa maksudku.

Hal ini membuatku agak geli. Oke, aku tahu kalau masalah percintaanku dengan Sera juga tidak beda jauh dengan mereka berdua dan aku tidak boleh men-judge orang sesuka hati. Tapi jujur saja, mereka ini suka sekali berdebat hebat ala sinetron di mana saja dan kapan saja. Sedikit-sedikit berdebat. Sedikit-sedikit saling beradu mulut.

Cool Guy: Lo mau rasain pukulan gue ya, Han? Mau coba?

Sera: Sudah, sudah. Kembali ke topik utama.

Sera: Menurut kalian, siapa yang sanggup untuk mencekik Anna dan mendorong Vio?

Val Olivia: Mungkin si cewek yang namanya Emi Lestari itu. Kata Bulan, dia dan Vio pernah salah membuat partitur untuk tugas.

Emi, huh? Memang sih, cewek itu juga rada mencurigakan. Tapi apa mungkin?

Hans Jackson: Masa gara-gara salah kerjain tugas, dia malah mendorong Vio? Bukannya itu udah terlalu ekstrem?

Sera: Siapa tahu? Bisa jadi pelaku adalah orang sinting.

Val Olivia: Ugh, tolong jangan sampe kita ketemu penjahat yang psikopat lagi. Gue udah enek, tau!

Cool Guy: Emangnya ada orang yang mau ketemu sama orang sinting?

Cool Guy: Menurut gue, si Anton sialan itu yang sanggup.

Hans Jackson: Lho? Kenapa Anton?

Cool Guy: Bukannya udah jelas? Cowok sialan itu kan nggak suka dimanfaatkan. Tapi gara-gara dipaksa Anna dan Vio, cowok itu harus jadi pesuruhnya. Siapa sih yang suka dijadiin pesuruh?

Val Olivia: Sepertinya lo benci banget sama dia.

Cool Guy: Jelas. Cowok kupret satu itu manja banget! Bahkan masih mending lo, Neng. Kadang gue pengen nonjok muka cowok itu sampe mampus.

Hans Jackson: Dan nanti lo bakal digiring ke Ruang BK (lagi).

Cool Guy: Terus kenapa? Gue udah terbiasa kok. Hehehe.

Tanpa kusadari, aku pun ikut tertawa kecil. Dasar Mark. Cowok itu memang sering sekali membuat lelucon. Sayang, kebanyakan leluconnya itu garing banget.

Sera: Kita juga perlu memperhitungkan Bulan.

Val Olivia: Lho, Bulan? Kenapa?

Sera: Saat kita mengintrogasinya, cewek itu terlihat pucat dan panik. Dia tidak bisa dipercayai.

Cool Guy: Bukannya itu umum ya? Waktu gue sama Hans tanya-tanya ke mereka, mereka semua kayak gitu kok.

Val Olivia: Apa waktu elo introgasi mereka, lo berlagak kayak polisi jahat yang mau ngancam mereka?

Kutukan Nada [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang