1::Letting you go

289 24 3
                                    

#1

"Dear kamu tuan masalaluku.
Aku sungguh tidak menyesali bahwa kita pernah saling menganal.

Yang kusesali adalah mengapa terlalu awal untuk kita mengenal kata selamat tinggal."

"Aldi putus sama lo?" Suara Putri terpekik di ujung telfone. Meskipun sempat terbesit rasa senang, Putri segera menepis nya.

Aldi udah putus sama Arisya. Yeah kesempatan besar lo put, andai kenyataan nya begitu. Pikir Putri melantur.

Sementara di sisi lain, Arisya menahan air mata nya terjatuh. Bukan saat yang tepat, untuk menangisi semua ini. Tapi inilah waktu nya, ia mencari tahu mengapa Aldi tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan mereka.

Jalan dua bulan semenjak pindahnya Arisya ke Jakarta, semua berjalan lancar. Sebelum hal negative, tumbuh meluas di pikiran perempuan berwajah mungil itu lebih baik ia mencari tahu sendiri.

"Gue pikir lo tahu put, apa yang di lakuin Aldi belakangan ini. Ternyata dia ngerahasian ini, dari kita semua. Lucky aja ngak tahu alasan nya apa." Isak Arisya.

"Cepat atau lambat, gue harus nyeritaan ini ke lo sya. Semuanya nggak akan pernah sama lagi. Beberapa minggu, setelah lo memutuskan pindah ke Jakarta. Banyak kejadian yang ngaak terduga. Semua ini di luar dari prediksi." Ucap Putri serius.

"M...maksud lo put?" Tanya Arisya heran.

Putri meringis, sulit sekali untuk di jelaskan. Bagaimanapun juga Arisya harus tahu. Tekad Putri. "Gini sya, gue mulai dari awal ya. Biar lo paham ke inti nya." Kata Putri memulai cerita.

"Jadi setelah hari pertama pembagian kelas, di antata kita ber tujuh cuma gue sama Nadya yang dapet satu kelas. Semuanya mencar-mencar.

Selama berminggu-minggu kita fokus ke masing-masing pelajaran, dan mulai terbiasa sama lingkungan baru. Belakangan itu, Aldi suka jarang kumpul bareng sama kita lagi. Seolah-olah ia menjauh secara perlahan. Sampai tiga hari mendatang, Anggi bilang di kelas dia sama beberapa anak kelas lain buat Squad. Salah satu anggota nya Aldi sama Lucky. Kabar itu bisa kita maklumin, walaupun kita sahabat tapi prinsip kita dari dulu tidak saling tertekan. Gue sama anak-anak pikir, mereka bikin squad karena hal wajar. Ternyata ngaak sya, mereka buat persekutuan squad anggota nya belasan Itu gila kan..."

"Hah? Bikin squad put? Dengan anggota sebanyak itu? Mereka mau tempur?" Potong Arisya di balas dengan pertanyaan bertubi-tubi.

Putri memutar bola mata nya malas, salah satu sifat Arisya yang ia tidak suka memotong penjelasan orang.

"Gue aja ngaak tahu, intinya gitu lah. Asal lo tahu aja anggota di situ ada Nathalie, Ashlley, Ivy, Della, Talitha, Intan, dkk mereka yahh lo tahu lah mereka tuh kayak gimana ew. Oke itu gak penting, tapi squad mereka tuh kayak hobby ngelabrak sama siapapun yang cari masalah sama salah satu dari mereka. Kabar pertama Nadya ngasih tahu kita, kecuali Aldi sama Lucky dia dilabrak Nathalie lewat chat karena maksa nanya ke Aldi siapa orang yang di suka Lucky.

Gila gak tuh? Bayangin woi Aldi yang ngasih tahu! Selepas kejadian itu, Aldi dan Lucky bener-bener menjauh secara draatis-tis. Di susul sama kabar, uhmm sya lo harus kuat ya terima kenyataan. Maupun itu pait atau manis, gue harap lo bisa laluin itu..." Putri berhenti melanjutkan ceritanya.

"Apapun itu put, gue selalu siap." Tanggap Arisya memantapkan diri.

"Aldi jadian sama salah satu anggota squad-nya. Lebih tepatnya, cewek itu sekelas sama Aldi. Namanya Della." Putri menutup penjelasan nya, di sebrang sana Arisya tersenyum miris.

"Al...Aldi udah jadian sama orang lain? Sejak kapan?" Kata Asrisya tersendat.

Udah gue tebak lo bakal nanya.

"Kayak nya kemaren deh, gue denger sih gitu."

"Put lo tahu gak, lusa kemaren baru aja dia mutusin gue. Kok cepet banget? Apa emang sengaja?"

"Gu...gue,... gak tahu secara lengkap si sya. Gue turut prihatin, kalo gue berada di sisi lo gue bisa bayangin. Aldi juga sengaja kali, mutusin lo biar dia cepet jadian."

Iya gue bisa bayangin jadi lo, gue mengalami hal yang lebih sakit dari lo sya.

"Makasih put, makasih lo udah bantuin gue nyelesain kerumitan ini."

"Iya gak papa kali sya. Pokok nya lo harus kuat, gak boleh nangis. Gak cuman lo doang yang sakit, kita semua termasuk Anggi, Nadya dan lain nya kehilangan sosok Aldi dulu." Jelas Putri tersenyum lirih.

"Iya put gue bakal usahaiin ngelupain Aldi secepatanya. Gimana pun itu walaupun sulit. Yaudah ya gue mau bantu-bantu di dapur dulu..." Arisya mengakhiri telfone.

Tubuh Arisya terasa melemah sekarang, tangisnya tidak terbendung lagi. Air matanya tumpah menyeruka membasahi pipi kecilnya. Bayangan masa lalu masih melekat di pikiran nya, bagaimana dahulu Aldi dan dia bermain kejar-kejaran di kelas, menjahili Aldi dengan menarik dasinya...

Masa lalu itu seperti baru kemarin saja berlalu...quotes somtime u miss memories not the person mungkin berlaku bagi Risya sekarang. Ia menangis di balik selimut tebalnya. Alasan yang tadi ia bilang ke Putri itu sebenarnya hanyalah basa-basi, Arisya tidak ingin Putri mendengar nya menangis. Dia tidak mau orang-orang mengetahui betapa lemahnya nya ia saat ini.

Yang perlu mereka tahu, di kemudian hari Risya akan menggandeng tangan laki-laki yang benar-benar tulus mencintainya kehadapan semua orang dengan senyum merekah. Semoga saja suatu saat nanti mimpinya terkabul.

□□□

Kalo ada kata yang mendeskripsikan keadaan Putri saat ini adalah Sengsara. Berbulan-bulan mengharapkan seseorang, tidak menyangka dia telah dimiliki, ketika dia yang telah Putri nanti-nantikan putus dan akan menyadari cinta nya. Ternyata dia berpaling dengan orang yang lebih segala-gala nya dari dirinya.

Dalam diamnya Putri selama ini, dengan rapihnya ia tutupi perasaan nya selama ini...tanpa orang manapun sadari ia menyangi Aldi saat pertama kali ia melihat tawa bahagia Aldi. Jika di hitung sampai sekarang, sudah satu tahun lebih perasaanya terpedam. Bahkan jauh sebelum Aldi mengenal Arisya.

A/N

Enjoy the story hope u like it❤
To be continued~
Dont forget to vote, comment,
and add to ur reading list.

All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang