32:: Home coming

75 7 0
                                    

33

"Dan badai hujan yang dahulu sempat datang bertubi-tubi, yang dahulu rintik nya selalu membawa tangis kepidihan kini ia telah reda. Menyisakan sebuah pelangi yang indah."

Seorang perempuan mengenakan jas dokter di lapisi kemeja lengan panjang berwarna biru cerah dan rok putih selutut, tengah berlari tergesa-gesa. Setelah memarkirkan mobil nya di bawah pohon rindang, ia bergegas menelusuri makam-makam di sekeliling nya dan menghampiri sebuah makam.

Makam yang terdapat foto perempuan cantik tengah tersenyum memandang kamera.

Rafa 2003-2017.

Terukir nama seseorang di batu nisan tersebut. Nadya mengusap foto yang bersandar di samping batu nisan itu, senyuman mengembang di bibir nya. "Hai sorry ya akhir-akhir ini gua jarang jenguk lo. Pasien gua suka menandak banyak. Hehehe maklum lah." Ucap Nadya seraya meletakkan sebuket bunga di bawah foto Rafa.

    "Makasih ya raf, berkat lo gua tau arti jalan hidup gua. Sejak kelas dua belas gua mati-matian belajar untuk di terima di fakultas ke dokteran. Gua pengen nerusin cita-cita lo. Kata Lucky, dari dulu lo pengen banget kan jadi dokter bedah?" Nadya memandang foto Rafa, seolah-olah sosok di foto itu bisa menjawab nya. Nadya melirik jas yang terbordir namanya spesialis dokter jantung Nadya Shafira.

    "Sekarang semua udah berubah raf. Mereka udah beranjak dewasa. Lucky hari ini dia ada sidang, seperti yang lo tahu dulu Lucky pengen jadi Jaksa dan mau ambil fakultas hukum. Yap now he succeed. Kalo Putri dia jadi kedutaan Indonesia di London. Plus Aldi yang nyusul ngelanjutin perusahaan bapanya di sana. Uhmm Ashley sukses jadi model, dia masuk ke asia fashion show. Malah dia udah sering ketemu sama model victoria secret yang lo suka itu. Sedangkan Rahell buka butik, berkat Ashley yang jadi model butik nya Rahell buka cabang di Aussie. Kalo Marcell kaya ed sheeran yang selama ini dia fans tuh. Dia jadi musisi muda Indonesia, dia juga udah pernah ngadain tur keliling Indonesia bangga banget gua sama dia." Cerita Nadya serius. Ia percaya Rafa sedang mendengarkan nya sekarang.

"Percaya deh raf, Marcell banyak banget fans nya sampe-sampe Rahell tuh sekarang makin posesif sama dia. Tiap hari kalo ketemu mereka kerjaan nya berantem mulu. Btw kalo Alfa sama Bagas mereka udah jadi pilot raf. Gila keren banget mereka, tapi untung banget ya kita-kita tuh sering banget di ajak liburan keluar negeri sama mereka. Uhmm sama sih kaya Anggi, dia jadi pramugari. Gak nyangka deh pasti lo." Lanjutnya heboh, Nadya merogoh sesuatu di kantong nya. Sebuah foto cetakan hasil kamera polaroid. Di dalam foto itu terdapat sebuah foto pernikahan seseorang, bersama teman-teman dari kedua mempelai itu.

Di usapnya foto itu, "2025 tahun kemaren, Arisya nikah raf. Dia sama pacarnya yang waktu SMA dulu itu lho. Mereka bahkan sekarang udah punya anak kembar lucu banget deh..."

Drrt drrt drrt

Tiba-tiba ponsel Nadya bergetar, Lucky ternyata menolfone nya.
"Iya sayang sabar. Sebentar lagi aku sampe kok kesana."

"Iya aku tahu, bentar lagi kok sabar ya."

Nadya mematikan ponsel nya dan megembalikan nya ke dalam tas. "Sorry ya raf, gua gabisa lama-lama udah pada nungguin soalnya. Gua cabut ya." Pamit Nadya mengusap air matanya. Sebelum ia berjalan ke parkiran, di lihat nya sekali lagi ke belakang foto cantik Rafa yang tengah tersenyum seolah memandang dia.

Kafe Atlas yang berlokasi di Dago Bandung itu sehari penuh di pesan oleh seorang pengusaha muda. Ia sedang mengadakan reuni bersama teman-teman SMA nya. Suasana kafe itu sangat ramai, di penuhi obrolan bernostalgia dari mereka yang hadir hari ini. Dan tak lupa tangis seorang anak.

"Sorry gua telat." Nadya membuka pintu kafe, semua orang memandang nya. Beragam pakaian kerja yang mereka gunakan hari ini. Nadya memandang mereka haru.

Ada Alfa dan Bagas yang mengenakan seragam pilot, Lucky dan Aldi yang mengenakan jas. Nathalie yang mengenakan pakaian polwan dan beragama pakain lain nya yang mereka kenakan. Tak terkecuali kehadiran seorang anak laki-laki dan perempuan yang sedang menangis karena sedari tadi pipi mereka tak habis-habis nya di cubiti.

"Dari mana aja lo?" Tegur Alfa menepuk pundak nya kencang.

"Biasalah paling ada pasien darurat lagi." Celetuk Rahell sambil menggendong anak laki-laki Arisya.

"Eh curang lo hell, sini-sini gua pengen gendong juga." Cetus Ashley sebal.

"Iya deh maaf, tapi gak telat-telat banget kan. Oh ya Della mana kok ga keliatan pasti tuh anak lagi dinas ke eropa ya?" Sahut Nadya mengambil secangkir teh dan ikut duduk di sebelah Lucky.

"Kenape lu nyariin gua?" Jawab Della dari ujung meja. Di samping nya ada seorang laki-laki memakai jas dokter yang merupakan tunangn nya.

"Eh tuh dia orang nya. Lah lo bawa Steven tunangan lo? Kenapa ga bilang woi kenalin dong ke kita." Protesnya.

"Huu telat lu makanya dateng tepat wau". Sorak mereka berbarengan, di susul gelak tawa.

   "Anti aku mau gendong." Anak perempuan Arisya berjalan tertatih-tatih pada Nadya, mata bulat nya tampak memohon.

Nadya mecubit pipinya gemas "aduh semoga anak gue nanti se lucu ini." Ucap nya mengangkat tubuh Cia dan memangku nya.

    "Tenang nanti punya kita lebih lucu." Celetuk Aldi  mengecup kepala Putri.

    "Oh ya attention please." Aldi mengambil gelas yang berisi wine, dan memukul nya menggunakan sendok.

    "Numpung pada kumpul semua disini ya...lo pada sibuk kan tuh jadi kebetulan banget nih. Gua mau ngundang kalian." Ujar Aldi serius.

   "Ngundang buat apaan maen ps ke rumah lo? Ohh sekip gua banyak kerjaan." Jawab Lucky asal.

Aldi melempar sendok ke Arah nya. "Lo kata jaman SMA. Engga serius deh," Semua hening, Putri segera berdiri di samping Aldi, dan memerkan cin-cin yang ia gunakan.

Satu dua tiga

"Akhir tahun nanti kita mau nikah...!" Tutur mereka berbarengan, sontak semua yang ada di sana bertepuk tanga dan bersorak kencang.

  "Pantes dari tadi lo senyam-senyum al." Cetus Marcell.

   "Widii pamer cin cin lamaran." Ledek Della.

Setelah beberapa tahun dari graduation Kuliah, masing-masing dari mereka menempuh karier nya. Namun meski begitu acara reuni setiap tahun pasti selalu ada. Seperti sekarang ini. Mereka bertemu kembali tidak memakai seragam putih abu-abu seperti dulu. Namun mengenakan segaram berdasaran profesi mereka masing-masing.

Perpisahan bukan akhir dari segalanya. Semua yang akan berpisah akan di pertemukan kembali dengan bagaimana takdir mempertemukan nya. Entah itu saat kamu sudah sukses ataupun berkeluarga

-THE END-

A::N terimakasih untuk kalian yang sudah membaca cerita ini dari awal hingga akhir. Terimakasih atas kesabaran kalian untuk menunggu cerita ini hingga epilog. Maaf ya kali cerita ini masih terbilang amatir. Extra part coming soon ya tengkyu all...

All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang