28:: aftertaste

51 6 2
                                    

#29

"Now you're gonna say pretty please forgive me. Fool me once told you twice you're gonna regret it."

I'm the smell on your sheets you regretted
When you left me there
Now you're gonna say pretty please forgive me yeah
But it hurts it gets worse you know
nobody said it would be fair

-Nadya pof

Nyeri yang amat luar biasa aku rasakan di kepala dan di dada ku. Rasa sakit itu tidak kunjung berhenti menghantam kepalaku. Rasanya seperti saat ini dadamu sedang di tusuk pedang tepat pada jangung mu, dan kepala mu terpukul batu bata berkali-kali. Aku mencoba berdamai dengan rasa sakit ini, membiasakan diri walau percuma saja kenyataan terlalu pahit untuk Kuterima.

    Kenyataan yang terputar dari memori kepala ku satu-Persatu. Orang yang kucintai nyatanya telah memilih meninggalkanku untuk orang lain. Tapi aku patut bersyukur aku masih punya sahabat ku yang setia menerima ke adaan kacau ku seperti malam itu aku mengamuk hingga aku kehilangan sebagian memori ku lagi.

Aku juga bersyukur memiliki Leon, orang yang Tuhan kirim untuk menguatkan ku, dan selalu ada seperti sekarang. Dari subuh sekali, Leon sudah datang ke kamarku membawakan sarapan dan bersedia mendengarkan cerita yang kini sedang ku katakan padanya bahwa memori ku telah kembali.

    Dan aku menjelaskan satu Persatu kejadian yang menimpaku akhir-akhir ini. Semuanya tanpa terkecuali.

"And in the end he chose her. Gua udah berusah ikhlas sejak Rafa ngasih tahu itu, tapi hati gua sekarang gak bisa nerima nya. Apalagi Lucky juga kaya gak seneng kalo gua deket sama cowo lain misalnya lo kak." Kataku menjelaskan, Leon menatapku serius dia mendengarkan dengan baik setiap cerita yang ku katakan.

    "Itu yang buat gua sedih, kenapa ga lepas aja gua dan fokus sama Rafa. Kalo kaya gini sama aja dia ngasih harapan semu ke aku lagi." Aku mengakhiri cerita, air mataku tak sanggup lagi kutahan.

   "Udah gapapa jangan sedih, lo harus tegar nad. Mungkin dia masih ada rasa sama lo makanya dia marah lo deket sama gua." Tutur Leon sembari memeluk ku. Aku mendekap nya sangat erat dan menyelusup kan wajahku di dadanya. Meredam tangis ini.

   "Kita ke taman yuk, kalo pagi-pagi pasti udaranya seger banget." Ajak ku bersemangat.

    "Yuk sekalian gua traktir es krim deh." Leon tersenyum mengiyakan.

Sesampainya di taman, aku menempati tempat duduk yang terletak di bawah pohon rindang. Leon pergi ke kedai es krim, aku menunggu nya sambil memperhatikan pasien anak-anak berlarian menikmati pagi hari.

    Tak sengaja aku menemukan sosok Lucky, dia juga melihat ke arahku. Kami sempat saling menatap, kemudian dia berjalan menghampiriku. Badanku serasa melemas. Aku belum siap bertemu dengan nya,  aku terlalu takut untuk menghadapi luka yang sekian kali nya.

[] [] []

Lucky menarik nafas dalam-dalam meyakinkan dirinya untuk menemui Nadya. Biar gimana pun juga dia tetap jadi kewajiban gua untuk lindungan dia. Gua harus perbaikin kesalahan gua. Tekad nya dalam hati.

     "Hai lagi berjemur?" Sapa Lucky menempati bangku di sebelah Nadya.

Nadya menatap Lucky, cowok itu tersenyum tulus sembari menatap nya menunggu jawaban dari Nadya. Tidak seperti kemarin-kemarin yang Tersulut emosi.

"Iyaa." Hanya itu yang bisa ia ucap. Lidah nya kelu untuk mengatakan sekedar basa-basi.

"Gue punya susu cokelat kesukaan lo. Tadi gua dari kantin kebetulan mau ke kamar lo. Di minum ya!" Ujar Lucky seraya mengeluarkan sekotak susu dari plastik belanjaan nya.

Nadya tersenyum mengambil nya. "Kalo lo inget, dulu lo itu suka sama susu cokelat. Kalo kita jalan susu cokelat itu wajib bagi lo. Terus lo suka sama musik pop, lo fans berat banget sama band 5sos. Nanti gua bawain kaset nya lo bisa denger lagi. Siapa tahu bisa buat lo inget lagi." Cerita Lucky bersemangat.

Lucky pasti belum tahu kalo ingetan gua uda balik. Batin Nadya sambil terus mendengarkan cerita dari Lucky. "Kita pernah main ice Skating nad, lo yang ngajarin gua. Waktu itu lo bahagia banget. Gua seneng liatnya." Tutur nya lagi.

    "Oh ya gua mau minta maaf sama lo nad. Maafin gua lo harus se-menderita ini. Satu hal yang perlu lo tahu nad, gua memilih Rafa untuk menjaga perasaan dia. Rafa punya penyakit khusus, gua gamau tambah beban lagi ke dia makanya gua milih dia. Tolong lo bisa ngertiin, gua pengen dengan ada nya dia bisa bahagia di atas penyakit yang dia punya. Tetep gua sayang sama lo." Ungkap Lucky seraya menyelipkan helaian rambut Nadya.

Nadya memangut-manggut, mulai paham. "Dari kemarin-kemarin gua udah nyoba maafin lo. Meskipun emang sih sakit bagi gua. Tapi kali ini gua tulus maafin lo."

    "Sebenarnya ingatan gua udah kembali. Gua udah inget semuanya. Lo harus jaga Rafa, kewajiban lo sekarang bahagian dia. Gua udah ikhlas ky, gua juga bakal bantu untuk bahagian dia." Sahut Nadya tersenyum. Lucky tersenyum sumringah mendengar nya, ia langsung memeluk Nadya sangat erat.

Rafa tersenyum getir mendengar percakapan Nadya dan Lucky di balik kedai es krim yang ada di belakang mereka. Air matanya sudah meleleh. Leon yang melihat semua kenyataan nya hanya terdiam di samping Rafa. Membiarkan ruang masing-masing mereka untuk menghadapi masalah ini.

   Leon sengaja bertahan di sini, untuk memberikan ruang Lucky dan Nadya mengobrol. Dan Leon juga sengaja diam disini melihat tangis Rafa agar perempuan itu bisa menghadapi pahitnya kenyataan. Seperti yang Nadya hadapi dengan ingatan nya kemarin.

Rafa segera menjauh, berlari sejauh mungkin dari taman. Berlari meskipun ginjal nya mulai terasa perih. Asalkan ia menjauh dari mereka. Ia menyusuri tangga untuk naik ke rooftop rumah sakit, mungkin itu bisa jadi tempat menyendiri yang baik.

   Namun sepertinya takdir sedang jahat padanya, ia terpeleset dan jatuh dari tangga. Hingga mulutnya mengeluarkan darah segar.

A//N

Semangat puasanya semua! Aku mau berterima kasih atas dua ribu readers yang setia nunggu cerita ini selama dua tahun. Aku mau minta tolong banget untuk apresiasi kalian sama cerita ini dengan memberi vote nya ya.

Sekali lagi thanks for all your support! Aku sayang kalian!

All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang