5::Teka-teki

188 26 1
                                    

#5 ekstra part

"Pada akhirnya serapih apapun kau menyembunyikan sebuah kejahatan, kebaikan pasti selalu membongkarnya."

Suasana tegang mengalir di ruangan bercat krem, yang di penuhi tujuh orang di dampingi dua kepolisian. Pukul sebelas tadi bu Heni memanggil Putri ke ruang TU, pihak kepolisian mencari nya lantaran kejadian tabrak lari itu.

Aldi, Nadya, Lukcy, Rahel, Anggi segera bertindak cepat. Sebagai seorang sahabat, mereka berlima sepakat untuk menamani acara interogasi pada Putri.

Mereka juga sempat di kejutkan dengan kehadiran Marcell. Akar penyebab masalah ini.

   "Kamu yakin gak sempat menelfone Marcell di waktu kejadian?" Tanya polisi yang bertugas menginteroasi kedua tersangka di hadapan nya.

   "Saya yakin karena memang tidak ada bukti di ponsel saya. Bapak juga dengar langsung dari Marcell, bukan saya yang di telfone." Jawab Putri berusaha jujur.

   "Lalu kenapa saksi mata mendengar namamu bisa di sebut oleh tersangka?" Bu Heni ikut menimbrung.

  "Saya sudah bilang bu, saya sedang tidak menelfone Putri, kejadian itu berlangsung saya sedang menelfone pembantu rumah saya." Tegas Marcell, mukanya merah padam menahan emosi yang hampir meledak.

   "Kalau begitu kita tunggu kelanjutan dari pelapor, sementara waktu kalian di lepaskan. Tapi tidak untuk meninggalkan kantor guru." Putus salah satu polisi berambut cepak.

Putri melirik Marcell bernafas lega, setidak nya Putri bisa bertanya dengan Marcell dan meminta tanggapan dari para guru ataupun sahabat nya.

   "Kita ke dapur ruang guru sekarang." Ajak Lucky memimpin jalan, di buntuti Marcell dan Putri.

  "Syell bener lo yang nabrak Arisya?" Nadya yang melihat ke datangan Marcell langsung mendekati nya.

   "Iya gue pelaku nya, sebenar nya gue gak berniat lari dari kecelakaan. Nyokap gue ngelahirin hari ini, pagi tadi gue buru-buru tancap gass ke rumah sakit." Ungkap Marcell jujur.

   "Kenapa Della bisa tau kalo lo nelfone dan nyebut nama Putri, apa bener dia ada saat kejadian?"

   "Cerita nya panjang, tapi satu hal yang menurut gue itu salah. Gue ngaak ngeliat ada nya ke hadiran Della di sana."

Aldi melirik raut wajah Marcell, terpancar api kemarahan di wajah nya "Maksud lo syell, Della bohong soal ini?" Gertak Ladi.

   "Setahu gue emang begitu, gue gak lihat ada Della di sana. Gue cuma lihat Ashley temen sekelas Della." Tambah Marcell.

   "Yaudah gak usah saling menyalahkan, kita tunggu aja dari laporan selanjut nya." Relai Rahell.

   "Put sori kalo lo udah nyangkut sama masalah ini." Tegur Marcell.

  "Gak papa syel, wajar aja kalo gue di curigain."

Drrt drrt drtt

Ponsel Marcell bergetar, seseorang dengan nama Freya beserta nomor ponsel nya tertera di ponsel Marcell. Marcell pamit kebelakang, untuk mengangkat telfone dari orang yang bernama Freya.

   "Hallo frey, gimana mama lancar lahiran nya?"

   "Iya dia selamat syell, gue seneng banget kita punya adik laki-laki. Oh ya gue denger lo terlibat kasus kecelakan, temen gue lagi nyeledikin kasus lo nih."

   "Gue ikut seneng denger nya frey, makasi udah bantuin gue. Nanti kirim aja nomor telfone temen lo, jangan bilang mama soal kecelakaan ini ya. Gua gak mau di hari lahir adik kita ada kabar buruk."

All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang