17::Do i have to lose you too?

64 10 1
                                    


#17

"Kalau nanti aku pergi jangan cari aku lagi ya! Kan udah ada dia."

Tuunt....

"Maaf nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan. Cobalah menghubungi beberapa saat lagi."

Sialan

Aldi memijat kening nya, berusaha menangkan diri. Di hirupnya nafas dalam-dalam, sudah belasan kali ia menelfone Putri tidak ada jawaban dari perempuan itu. Selalu saja operator yang menjawab.

"Tenang dulu bro, siapa tahu hp nya lowbat." Kata Marcell berusaha menenangkan.

"Ell!" Panggil Aldi pada Rahell.

"Kenapa al?" Sahut Rahell menoleh, kini ia sedang menenangkan Anggi di sandaran nya.

"Hp Putri kok gak aktive ya? Kemaren malam lo tahu gak dia pulang sama siapa?" Tanya Aldi khwatir.

"Uhmm bentar deh gua agak lupa. Gue gak liat dia pulang sih, deluan gue yang pulang soalnya." Jawab Rahell mengingat-ingat. "Tadi pagi gue chat ke kirim kok. Tapi sampai sekarang belum di read."

Aldi beranjak dari tempat dududuknya lalu melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. "Gue pergi dulu, kalau ada sesuatu kabarin gue." Seloroh Aldi berjalan menuju bastmant.

"Al! Lo mau kemana al!" Panggil Marcell, yang di anggap angin lalu bagi Aldi.

□□□

"Mulai sekarang lo tinggal di appartemen gue dulu sementara. Samapai besok operasinya berhasil. Dan pastiin hp lo mati, di appartemen gue ada telfone rumah. Kalo ada apa-apa lo bisa nelfone gue, disana juga udah gue catet nomor telfone nya." Jelas Ashley panjang.

"Jangan lupa kabarin gue keadaan Nadya minimal dua jam sekali." Tanggap Putri, sambil mentandatangani sebuah kertas tanda persetujuan operasi pencangkokan.

"Neng mobil di depan udah siap, mau berangkat sekarang?" Ucap mang ujang sopir pribadi Ashley.

"Iya berangkat sekarang mang, tolong anterin dia ke appartemen saya." Titah Ashley, di ikuti anggukan kepala dari mang ujang.

Satu jam perjalanan menuju daerah Lembang, Putri sampai di appartemen milik orang tua Ashley. Perlahan-lahan kaki jenjang nya menelusuri lantai dasar appartement.

No 214 lantai 10

Putri melirik secari kertas yang di berikan Ahsley, kemudian ia memasuki lift untuk sampai di lantai sepuluh. Tempat tinggalnya sementara.

Ini semua demi lo nad! Jangan khwatir pasti lo selamat. Batin Putri meneguhkan hatinya.

4 hours ago Falshback on

"Dari dulu Rafa udah mengidap penyakit gagal ginjal karena pola makan nya yang gak sehat. Jalan lima tahun, kondisi Rafa semakin parah. Terakhir gue denger dari mamanya, Rafa harus mendapat cangkok ginjal dalam waktu kurun dua bulan. Dan lo tahu? Sekarang karena pembulu darah nya juga bermasalah, dokter udah memastikan umur Rafa hanya tinggal menunggu waktu saja." Ungkap Ashley menyeka air matanya.

"Rafa butuh tranfusi darah secepatnya, pihak rumah sakit udah kehabisan stok darah. Karena golongan darah yang dimiliki Rafa golongan darah langka. Harus nunggu setengah tahun untuk mendapat produkis darah itu, sementara dalam kurunwaktu dua bulan Rafa harus di operasi secepatnya." Lanjut Ashley matanya sudah berkaca-kaca.

"Setahu gue golongan darah lo punya kesamaan sama golongan darah punya Rafa. Gue pengen kita buat kesepakatan, ini sama-sama saling menguntungkan. Gue minta lo bersedia sumbang satu ginjal lo buat Rafa, dan jadi tranfusi buat dia. Sebagai imbalan nya, gue yang bayarin pengobatan Nadya selama satu tahun penuh. Dia tervonis penyakit otak Alzheimer. Penyakit kehilangan sel-sel otak yang mengarah pada kehilangan ingatan, secara pelan tapi makin cepat. Sebulan sekali dia harus menjalani terapi, kalo gak resikonya dia bisa kehilangan ingatan secara permanen." Tambah Ashley menutup penjelasan nya.

Di hadapan nya, tubuh Putri sudah meleleh bagai jelly. Bagaimana jika Nadya akan kehilangan ingatan secara permanen?

"O...oke gue setuju kesepakatan lo." Jawab Putri cepat.

"Tapi selama lo jadi tranfusi darah Rafa, dan selama operasi. Lo harus tinggal di appartement gue sementara. Karena kalo rencana kita ada yang tahu, itu bisa berdampak bahaya. Sebulan sebelum semester baru, baru lo boleh tinggal di rumah lo sendiri." Pinta Ashley lagi.

Putri menimang-nimang dampak dari rencana ini, "tapi lo harus kabarin ke orang tua gue. Mereka pasti curiga, dan soal sahabat gue gimana kalo mereka nyari gue?"

"Urusan itu lo tenang aja, orang tua gue yang nanti ngasih keterangan ke keluarga lo. Jangan khawatir soal sahabat elo, gua pastiin menghilang nya lo karena alaasan pertukaran pelajar ke luar kota dalam rangka program akademi penulis. " Tukas Ashley tersenyum, dan mengulurkan tangan nya pada Putri. Mereka saling berjabat tanda kesepakatan.

Flashback off

Aldi memberhetikan mobilnya di depan pagar rumah Putri. Rumah yang berada di jl Dago itu terlihat sepi, hanya ada seorang pembantu wanita yang kebetulan sedang membersihkan garasi.

"Permisi mbak?" Salam Aldi sopan.

Pembantu wanita rumah Putri segera menghampiri Aldi, "mencari siapa dik? Nyoya dan tuan sedang dinas di Singapura."

"Saya mencari Putri mbak. Dia ada di rumah gak?" Jawab Aldi matanya berkeliaran menatap sekeliling runah Putri.

"Oh nona Putri, maaf dik saya kurang tahu. Setahu saya nona sedang pergi keluar kota. Memang nya ada apa dik?" Jelas nya meyakinkan Aldi.

"Oh gitu ya mbak, saya teman nya Putri. Ada urusan sama dia, kira-kira mbak tahu gak dia pulang kapan?"

"Waduh saya kurang tahu tuh, yasudah saya masuk kedalam dulu banyak pekerjaan rumah." Pamit si mbak menutup rapat gerbang rumah.

Aldi mendecak kesal, di lihatnya layar ponsel belum ada notifikasi dari Putri. Waktu sudah semakin sore, hanya tunggu beberapa menit lagi sampai matahari tenggelam.

Adella mengirim pesan

Adell: al malam ini kamu ke kafe yang ada di sebelah hotel Aston ya. Anak-anak udah pada kumpull disini. Kamu gak lupa kan besok ulangtahanmu?

A/N

WIhii senang nya bisa apdet tepat waktu :) kemarin gue melihat ada yg komen kalo putri yang meninggal. Tolong di baca lagi ya, Putri cuma mau donorin ginjal nya ke Rafa bukan dia yang meninggal. See u next chapter tinggalkan jejaknya...


All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang