31::Akhir

57 7 1
                                    

#32

Setelah begitu lama, tersisa air mata
banyaknya kenangan yang tak akan terlupakan
masa-masa yang indah, masa-masa kita bersama
perasaan mendalam yang takkan pernah reda
waktu terus berjalan tapi tak henti ku berharap
melihat senyumanmu walau sedetik saja.

-Berlari tanpa kaki

Hari itu ujian akhir sekolah telah berlalu, murid-murid tengah menikmati hari-hari bebas mereka tanpa KBM. Walaupun tidak belajar, mereka tetap masuk sekolah. Menikmati sehari penuh bersama masing-masing teman.

Cuaca hari ini cerah berawan secerah senyuman mereka yang tengah berkumpul di kantin sambil menikmati obrolan dan canda mereka di temani semangkok mie goreng dan segelas es jeruk.

Aldi, Marcell, Lucky Bagas, Anggi, Putri, Rahell, Ashley, Alfa, Natalie dan beberapa teman mereka lain nya yang dahulu saling membenci. Sekarang mereka tertawa bersama, seolah kemarin tidak pernah ada masalah di antara mereka. Petikan dari gitar yang di mainkan Marcell mengisi semarak kebahagiaan mereka bersama senandung nyanyian yang mereka nyanyikan bersama. Hal yang pada umum nya anak SMA lakukan.

"Kita remaja yang sedang dimabuk asmara
Mengikat janji bersama selamanya
Hati telah terikat, sepasang mata memikat
Melambungkan asmara
Yang selalu meminta
Mengulur senja menanti datang
Sang pemilik hati
Rela menanti sejak terbit mentari
Tak sabar 'tuk berbagi
Segala isi di hati
Ceriakan sanubari dan bercumbu di ujung hari."

"Ternyata pada kumpul di sini. Parah banget ga ngajak." Della datang dan ikut duduk di samping Nathalie. Petikan gitar terhenti, semuanya memandang ke arah Della. Rasa ke cangungan memenuhi ruangan. Della segera berdeham, sadar semua mata memandang nya dia tersenyum. Senyum yang terlihat sangat tulus. "Kenapa gak di lanjutin?" Ucap nya seraya meraih gitar milik Marcell, lalu memainkan nya dengan lagu Best part.

Meski hanya ia yang bernyanyi, tetapi perlahan semua melanjutkan aktifitas nya masing-masing. Alfa dan  Lucky melanjutkan permainan ludonya, Anggi dan Rahell melanjutkan menyantap mie goreng plus baso yang mereka makan semangkuk berdua.

     "Dell..." Panggil Aldi menatap kedalam mata bulat lucu milik Della, beberapa dari mereka menatap Aldi dan Della bergantian.

     "Iya..?" Della mengangkat kepalanya, balik menatap Aldi. Semua menunggu kelanjutan obrolan mereka.

     "Gua mau ngomong." Lanjut nya seraya berdiri dari tempat duduk.

     "Gua juga mau ngomong. Tapi gua rasa di sini aja, sekalian gua mau ngomong ke semuanya." Sahut Della mengamit tangan Aldi, dan menyuruh nya duduk kembali.

      "Sebener nya kita kembar." Ungkap Della dengan satu tarikam  nafas.

"Wuts? Kembar?" Pekik Nathalie.

"Kembar? Sodaraan maksud lo?" Marcell mendesis tak percaya.

"Hah gangerti deh gue." Rahell ikut menimbrung. Mereka semua menatap Aldi dan Della bergantian memastikan kembali apakah ada bagian tubuh yang mirip.

"Kedua orang tua gua pisah waktu kita umur dua tahun, mereka bukan cerai. Karena bokap gua yang ambisius sama pekerjaan nya, keluarga kita terbengkalai. Dan nyokap ngerasa udah gak tahan lagi sama sika bokap. Jadi mereka mutusin untuk hidup masing-masing." Jelas Aldi.

"Dan gua tinggal sama nyokap, Aldi tinggal sama bokap. Kita baru di kasih tahu hal ini waktu ulang tahun gua bulan kemaren." Lanjut Della menyelasaikan cerita.

"Terus hubungan kalian?" Ashley angkat bicara.

"Justru itu gua mau ngomong sama Della." Aldi memijat pelipis nya, baik Putri maupun Della keduanya tampak gusar.

Putri berharap, dengan adanya fakta ini ia memiliki harapan yang dulu sempat ia kubur bersama masa lalunya. Namun harapan itu kembali hadir di hatinya, rasanya degupan yang dulu selalu ia simpan kembali lagi ia rasakan. Apalagi akhir-akhir ini Aldi sering sekali main di kelas nya.

Della sudah ikhlas dengan semuanya. Dia sudah siap melepaskan Aldi, ia teguh pada pendirian nya. Dia tidak boleh egois.

"Dell?" Panggil Aldi lembut.

"Panggil gua pake kak mulai sekarang. Gua lebih tua tujuh belas menit dari lo." Potong Della tersenyum seraya mengacak jambul cokelat Aldi.

     "Gak seharusnya gua halangin lo berdua. Putri mulai sekarang lo harus jaga Aldi ya?" Della menarik lengan Putri dan mengamit lengan Aldi mengaitkan kedua tangan mereka. "Gua tau Aldi itu emang sifat nya aga nyebelin, tapi kalo lo sampe di sakitin dia lagi atau apapun lo bilang aja ke gua ya. Biar gua hajar ade gua yang nyebelin ini."

Putri tersenyum menunduk, di hadapan nya Della memicingkan mata, terbentuk sebuah senyuman yang dahulu jarang ia lihat. Tiba-tiba Aldi menarik Della ke dalam pelukan nya. "Makasih ya kaka ku yang jutek ini." Mereka berpelukan, pelukan sayang dari seorang saudara.

"Cieela kenapa gua jadi terharu gini ya liat nya." Rahell mengusap air mata yang menetes dari pipi nya. Bukan air mata kesedihan. Melainkan air mata bahagia.

"Yaudeh lanjut lagi ya ni nyanyi nya. Pada mau request apa ni." Ucap Marcel mencairkan suasana.

"Uhmm teman tapi menikah?" Usul Rahell yang langsung duduk di sebelah Marcell. Semua menyoraki mereka.

"Yaela bilang aja mau macull berdua. Pake sok-sokan request lagu segala." Tutur Lucky tak mau kalah, tangan nya menarik Nadya untuk ikut duduk di sebelah nya.

"Yee Bambang, elo juga ikut-ikutan." Komentar Ashley menoyor kepala Lucky.

"Tau lu semua, ga kasian apa sama kita-kita yang jomblo ini." Tambah Alfa sewot.

Siang itu seperti awan yang ada di langit, sisa-sisa hari ini di penuhi warna-warni kebahagiaan. Hidup memang penuh kejutan dan lika-liku. Jika dahulu ada masanya mereka saling bertengkar, namun sekarang sepertinya hingga akhir sekolah masa SMA mereka akan di penuhi kebersamaan.

A::N

2018 udah bulan November aja nih. Gua gak bisa bilang sesuatu. Karena gua udah kehabisan kata-kata maaf untuk kalian hehehe peace

All about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang